Lino di mata orang-orang adalah cowok populer di sekolah, ramah sama semua orang, pinter, baik, berwibawa pula karena dia ketua OSIS.
Tapi, Lino di mata Claire adalah cowok pecicilan yang hobinya bercanda terus, ngajak ribut Claire tiap hari, dan paling gak bisa biarin Claire hidup tenang.
Kata temen-temennya sih Claire mikir gitu karena Lino mantan dia, dan Claire juga gak suka Lino hidup tenang setelah mereka putus.
Pengennya gitu.
Tapi status wakil ketua OSIS yang Claire dapatkan itu buat dia gak bisa jauh-jauh dari Lino yang masih menjabat sebagai ketua OSIS. Untung Claire bukan wakil pertama yang terus berurusan dengan Lino, karena jika iya, perang dunia akan terus terjadi di sekolah ini.
Hari ini ada rapat OSIS. Claire susah payah nahan diri dia buat gak nampar Lino yang lagi ngungkapin ide dia tentang festival sekolah sebagai acara peringatan ulang tahun sekolah mereka. Semua orang tampak kagum sama ide-ide brilian Lino, kecuali Claire yang sama sekali gak terima sama ide-ide Lino tersebut.
"Nah, apa ada ide lain?" Tanya Lino. Pertanyaannya emang untuk semua orang, tapi tatapannya cuma ke Claire yang bales natap tajam dia.
'Mulai lagi deh'
Pikir semuanya sambil senyum maklum.
"Saya gak ada, kak" jawab Claire dengan senyuman dipaksa.
"Lho? Tumben. Biasanya kamu paling nentang ide saya. Kenapa? Kehabisan ide?" Balas Lino sambil senyum ngejek.
'Sabar. Yang marah duluan yang kalah'
Pikir Claire menenangkan diri dia sebelum suatu masalah terjadi.
"...oke. Ada ide lagi?" Tanya Lino lagi, kali ini beneran untuk semua orang.
Tidak ada yang mengatakan sesuatu selama beberapa detik. Lino menggelengkan kepalanya. "Ntar saya malah disangka menggunakan kekuasaan seenaknya kalau kegiatan sesuai dengan ide saya"
Semuanya diam. Karena memang ide Lino sudah paling bagus, paling terstruktur, dan paling inovatif. Selain Claire, cewek dengan ide-ide imajinatifnya, gak ada yang bisa ngasih ide lebih bagus dibanding Lino. Sayangnya, Claire lagi gak mau ngasih pendapat dia tentang masalah ini, yang artinya dia lumayan setuju sama ide Lino.
Rapat selesai dengan hasil semua akan dikerjakan sesuai dengan ide-ide Lino.
Claire buru-buru merapikan barang-barangnya dan kabur dari ruang OSIS. Namun langkahnya masih kalah cepat dengan Lino yang langsung menghadangnya di pintu.
"Ada apa ya, kak?"
"Buru-buru amat, kebelet pipis apa?"
Claire masih menahan emosinya. Dia melihat semua orang memperhatikannya dan Lino.
Selain teman dekatnya, tidak ada yang tau jika Lino dan Claire sempat berpacaran. Mereka hanya mengira Claire dan Lino sering bertengkar karena bedanya sifat mereka.
Claire lebih tenang, pendiam, dan berpikiran logis. Meski kadang dia juga sering memberikan ide imajinatif yang agak sulit diterima nalar, tapi dia lebih sering dikenal dengan orang yang berkata berdasarkan fakta yang ada, alias logis.
"Iya, kak. Bisa saya permisi pergi?"
Lino bukannya berpindah tempat, justru menaikkan sebelah alisnya. Gerakan sederhana yang membuat semua orang teriak histeris, kecuali Claire yang udah teriak kesal di dalam hati.
"Kak? Gak baik lho nahan pipis" ucap Claire masih berusaha tenang.
Lino akhirnya mengalah. Dia memberikan jalan pada Claire. Dan sebelum Claire pergi dari tempat itu, dia masih menyempatkan diri untuk menginjak kuat-kuat kaki Lino.
....
To be continue...