1. Dare?

1.3K 93 11
                                    

Bel masuk kelas telah berbunyi sekitar lima belas menit yang lalu, dimana seluruh siswa mulai melakukan kegiatan belajar dengan serius. Lain halnya empat pria yang saat ini asik bermain gadget di bangku paling ujung.

"ANJIM!! AFK"

Hening...
Seluruh mata mengarah kearah suara tersebut, semua membisu tanpa mengedipkan mata. Sampai...

"APA YANG SEDANG KALIAN LAKUKAN? BERMAIN GADGET SAAT PELAJARAN SAYA BERLANGSUNG?" Teriakan dari guru yang sedang mengajar membuat keempat pria itu terdiam.

"Lo sih pake teriak," Ujar Jeno pria yang memiliki surai hitam dan harang tegas.

"Ya maaf, gue kira si bapak budeg," Jawab sang pelaku seenaknya.

"JAWAB! BUKANYA BISIK-BISIK!" Teriak Pak Oh sambil memijit plipisnya.

"Tuh dengerin! Jangan bisik-bisik, kaya tetangga aja lu pada suka bisik-bisik," Ujar Chenle pria yang memiliki bibir agak tebal dan kulit putih bak susu tersebut.

"DIAM!" teriak Pak Oh

"Lah kan Pak tadi disuruh jawab, giliran saya mau jawab bapak suruh saya diam, bapak ini plinplan kaya anak ABG padahal udah gak ABG lagi," ucap Haechan pria yang berteriak tadi dengan wajah tanpa dosanya.

"Buat kalian keluar dari kelas sekarang juga! Saya capek."

"Wah beneran pak!?" ujar Haechan dengan semangat 45.

"Wahh terimakasih pak, bapak tau banget kalau kita gabut pengen keluar kelas."

"Makasih pak." Jaemin menyalami tangan guru tercintanya itu. Sedangkan sang guru hanya bisa geleng-geleng kepala dan pasrah melihat tingkah murid-muridnya tersebut.

***

"Untung gue teriak, jadi kita bebas dah," ujar Haechan saat mereka tiba di halaman belakang sekolah.

"Iya, ada untungnya juga kita kalah mabar."

"Btw ngapa tambah gabut ya disini?" Ucap Chenle.

"Iya emang, kaya hidup lo." Jeno berujar dengan wajah datarnya. Sedangkan Chenle sudah bersiap untuk melayangkan pukulannya.

"EHH GUE PUNYA ADE, BIAR KITA KAGA GABUT!" teriak Haechan dengan semangat.

"Eh kucing, anjing! Kaget gue setan!" Chenle melayangkan pukulannya kepada Haechan.

"Ide goblok," ralat Jeno membenarkan ucapan Haechan.

"Nah itu maksud aing teh."

"Bego sih." Pria tampan yang sedari hanya memperhatikan temennya itu menyahut dengan gaya datarnya.

"Enak aja lo ngatain gue bego."

"Dahlah, apa idenya?" tanya Chenle.

"Kita main..." Haechan menggantung ucapanya, "T O D"

"HAH!" Suara itu berasal dari pria yang sedari tadi diam, siapalagi kalau bukan Jaemin.

"BEUH BAU JENGKOL," ledek Jeno yang tepat barada disebelah Jaemin.

"Setan!" Jaemin memukul kepala Jeno dengan sungguh estetik.

"Hayulah mulai anjim, lama ahhh."

"Lahhh-lahh Si kampret mendesah," Ucapan Jeno yang lagi-lagi membuatnya mendapat toyoran dari orang yang berbeda--Haechan.

"Kelamaan, ayok!" Ajak Jaemin yang ternyata telah membawa botol kaca dan bersiap memulai permainan.

Akhirnya keempat pemuda itu bersiap dengan duduk melingkar, perlahan botol pun berputar dan mengarah kearah...

MY POSESIF BADBOY [JAEMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang