Brother's Feeling

31.6K 1.5K 44
                                    

Brak.

Pintu UKS terbuka dengan kasar. Seorang gadis berseragam SMA masuk dengan tergesa-gesa sambil menenteng tas di tangannya. Raut wajahnya tampak khawatir dan nafasnya tersengal-sengal karena berlari.

"Prilly... Lo nggak kenap..pa.." Ucapan Mila terhenti karena terkejut dengan apa yang dia lihat. Tas yang ditentengnya bahkan terjatuh begitu saja. Prilly sontak melepaskan diri dari pelukan Ali. Dia merasa seperti seseorang yang kepergok hendak mencuri, melihat sahabatnya tiba-tiba masuk dengan menggebrak pintu. Mungkin benar, Prilly memang pencuri karena dia telah mencuri hati seorang Ali Arkana. Namun bedanya sang korban pencurian dengan senang hati memberikan hatinya bahkan menawarkan dirinya dengan suka cita. Merasakan Prilly melepas pelukannya, Ali bukannya ikut melepaskan. Ali malah menarik tubuh Prilly dan mendekapnya lagi. Prilly hendak melepaskan diri tapi Ali malah mempererat pelukannya.

"Ali lepasin..." Prilly merajuk dalam dekapan Ali.

"Biarin, biar semua orang tahu, kalau kamu milikku". Ucap Ali posesif lengkap dengan senyum khas nya. Wajah Prilly merona, tanpa sadar senyum manis tersungging di bibir tipisnya.

"Ehm!" Mila berdehem lumayan kencang. Kalau pun dia benar-benar berdehem karena batuk, bisa dipastikan batuknya sudah kronis. Kronis karena melihat sahabat yang sedang dikhawatirkannya malah sedang dimabuk asmara di ruang UKS. Ulangi lagi, ruang UKS. Cinta memang tidak mengenal tempat, pikirnya.

"Hai Mil!" Sapa Ali hangat sambil melepas pelukannya secara perlahan. Ali tersenyum manis dengan wajah tanpa dosa. Prilly yang sudah bisa lepas dari dekapan Ali segera melayangkan cubitan ke perut Ali dan membuat Ali meringis.

"Kamu tuh ya!" Protes Prilly. Bibir Prilly mengerucut. Sungguh menggemaskan membuat Ali ingin mengecupnya. Ali menggigit bibir bawahnya. Seandainya tidak ada Mila di sana, mungkin dia bisa saja melakukannya. Tapi tidak, Ali ingin memperlakukan Prilly secara istimewa.

"Kayaknya ada yang harus cerita nih sama gue..." Ucap Mila dengan nada menyelidik dan tersenyum jahil ke arah Prilly.

"Kamu pulang gih, aku ada urusan sama Mila.." Ucap Prilly sambil memegang lengan Ali.

"Yakin nyuruh aku pulang? Tapi kok tangannya nggak dilepasin?" Ali melirik ke arah lengannya sambil tersenyum jahil. Prilly sontak langsung melepaskan tangannya dari lengan Ali.

"Iiiih Ali, apaan sih" Rengek Prilly. Wajahnya memerah membuat Ali tertawa penuh kemenangan.

"Yaudah, aku pulang, kamu dijemput supir kan?" Ucap Ali lembut dan dibalas oleh anggukan Prilly. Kemudian Ali meraih tangan Prilly dan memberikan ciuman singkat pada perban luka di telapak tangan Prilly. Prilly tersenyum manis melihat tingkah Ali yang lembut.

"Cepat sembuh..See you.." Ucap Ali lirih. Lalu Ali bergegas pergi setelah berpamitan dengan Mila yang sedari tadi hanya tersenyum jahil melihat tingkah Ali dan Prilly. Ali sudah keluar dari ruang UKS. Kini tinggal Prilly dan Mila dalam ruangan tersebut. Wajah Mila tiba-tiba berubah serius.

"Lo kok bisa tahu gue di UKS?" Tanya Prilly heran. Mila mengambil tas Prilly yang terjatuh tepat di depannya.

"Nih! Tadi Sisca ngasih tas lo ke gue, dia bilang, dia nggak sengaja nemuin tas ini di taman, gue tau lo di sini karena anak-anak heboh ngobrolin lo, Ali sama Poland katanya di sini." Jawab Mila.

"Yaampun gue lupa sama tas gue! Terus kok bisa Sisca pas banget di taman?" Prilly menepuk jidatnya menyadari kecerobohannya, untung saja tasnya ditemukan oleh Sisca.

"Dia nanyain lo, katanya mau ngambil bukunya yang lo pinjem, jadi gue kasih tau kalau lo di taman, eh bukannya ketemu lo, dia cuma nemuin tas lo doang, untung nggak diangkut petugas kebersihan itu tas" jelas Mila.

CLASH: Another Ali And Prilly StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang