One Year Ago

27.2K 1.4K 51
                                    

Bik Inah sudah menyiapkan berbagai macam makanan di rumah, sehingga ketika Al, anak-anak CLASH dan Prilly pulang, mereka bisa langsung menyantapnya. Anak-anak CLASH memang sudah biasa menghabiskan waktu di rumah Al, bahkan Bik Inah dan Mang Ujang juga sudah sangat dekat dengan mereka. Semua sudah berada di ruang makan dan menyantap menu-menu spesial yang telah Bik Inah siapkan. Tawa tidak lepas dari mereka, seolah ada saja tingkah yang mereka lakukan. Sementara Prilly sedari tadi hanya diam, larut dalam pikirannya. Prilly masih bingung dengan tingkah kakaknya. Yang lebih dia bingungkan lagi adalah bahwa Al kini tampak tertawa lepas dengan anak-anak CLASH seolah tidak terjadi apa-apa.

"Al.. gue mau ngomongin yang tadi" Prilly akhirnya membuka suara. Sontak Al dan anak-anak CLASH berhenti tertawa. Kirun yang menyadari bahwa Al dan Prilly butuh waktu berdua pun berinisiatif mengajak yang lain pulang.

"Eh pulang yok, kita ada tugas kan belom dikerjain" ucap Kirun tepat setelah Prilly bicara. Bola matanya bergerak ke samping sebagai isyarat kepada teman-temannya agar tidak ikut campur urusan Al dan Prilly.

"Tugas apaan Run?" Tanya Jerry bingung. Dia belum mengerti kode dari Kirun.

"Tugas rumah tangga!" Jawab Kirun seadanya sambil berdecak sebal.

"Lagian lo nggak paham banget sih, udah ah yok balik" timpal Dika sambil menarik Jerry agar bergegas pergi. Anak-anak CLASH segera bergegas keluar setelah berpamitan dengan Al. Sebelum keluar Kirun mendekati Al dan menepuk bahunya sambil bicara.

"Lo harus bisa bijaksana" Pesan Kirun pada Al. Kemudian Kirun berlalu pergi. Dia tidak menggoda Prilly seperti biasanya karena dia tahu situasinya sedang serius. Setelah semuanya pergi, barulah Al bicara.

"Lo mau ngomong apaan sih chubby...." Ucap Al sambil mengacak rambut Prilly. Al ingin mencairkan suasana.

"Sebenernya Ali..." Belum sempat Prilly menyelesaikan kalimatnya, Al sudah memotongnya. Wajah Al kembali menegang.

"Jauhi dia" ucap Al datar sambil beranjak. Mata Prilly membelalak mendengar perintah dari Al

"Apa?" Mata Prilly memebelalak.

"Gue bilang jauhi dia." Ucap Al dengan tegas.

"Tapi kenapa?" Prilly meninggikan suaranya dan ikut beranjak. Matanya menatap Al mencari kejelasan.

"Gue capek, gue mau istirahat" Tanpa menjawab pertanyaan Prilly, Al bergegas menuju kamarnya. Prilly hanya menghela nafasnya ketika Al beranjak pergi. Mungkin benar Al hanya sedang kelelahan, mengingat dia baru saja kembali dari Singapur. Apalagi kompetisi yang dijalaninya sangat padat, pikir Prilly. Prilly berniat untuk membicarakannya lagi setelah Al beristirahat.

Mungkin Al kelelahan karena kompetisinya..

Tiba-tiba Prilly menepuk jidatnya. Peristiwa yang baru dialaminya telah menyita pikirannya, Prilly bahkan lupa menanyakan bagaimana hasil kompetisi Al. Prilly sedikit menyesal karena mengabaikannya.

*****

Ali duduk di balkon kamarnya. Sedari tadi dia memegang gitar kesayangannya namun tak sekalipun dia mainkan. Matanya menerawang jauh mengulang kembali memorinya yang sudah lama berlalu. Saat dia masih berada di USA, satu tahun silam.

Suatu siang, di sebuah taman, satu tahun silam. Seorang gadis cantik dengan rambut sebahu menghampiri Ali. Gadis itu tampak anggun dengan gaun berwarna peach di tubuhnya.

"Udah lama?" Sapa gadis itu kepada Ali. Dia tersenyum manis.

"Baru saja... sini duduk" suruh Ali sambil tersenyum ke arah gadis itu. Kemudian gadis itu duduk tepat di sampingnya. Ali tampak bahagia, sesekali Ali memegang tangan gadis itu lembut. Sementara itu, tidak jauh dari mereka, seorang laki-laki yang baru saja datang menghentikan langkahnya dan memperhatikan mereka.

CLASH: Another Ali And Prilly StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang