The Truth

8.7K 863 14
                                    

ALI PoV

Aku baru saja terbangun dari tidurku saat aku mendengar bell rumah berbunyi. Hari minggu adalah hari libur untuk asisten rumah tangga di rumahku. Sementara Alya sedang pergi ke luar kota untuk pemotretan. Jadi bisa dipastikan tidak akan ada yang membukakan pintu gerbang kecuali aku. Tapi siapa yang bertamu? Dari teras bisa kulihat ada seseorang memunggungi gerbang. Aku pun segera berjalan menuju gerbang dan membukanya.

"Maaf anda cari siapa?" Tanyaku seramah mungkin dan saat orang itu berbalik barulah aku tahu siapa dia.

"Ali..." Ucapnya pelan.

"Kamu..." Ucapku tidak yakin.

"Bisa kita bicara?" Lanjutnya. Aku tidak yakin apa yang aku lakukan tapi pada akhirnya aku mempersilahkan dia masuk. Dan di sinilah kami sekarang, duduk di teras rumah. Kami hanya duduk tanpa bersuara. Tadi dia bilang ingin bicara tapi kenapa dia malah diam. Tatjana Saphira, aku biasa memanggilnya Tatjana. Sementara Al biasa memanggilnya dengan sebutan Fira. Itulah mengapa aku tidak tahu bahwa Fira yang sering diceritakan oleh Al adalah Tatjana. Sungguh ironis.

"Aku minta maaf..." Ucapanya membuka percakapan.

"Maaf?" Sindirku seraya mendengus. Aku beranjak dan menumpukan kedua tanganku ke pegangan pagar di depanku.

"Aku akan menjelaskan semuanya Li" ucapnya. Aku tau aku bersikap enggan tapi sesungguhnya aku pun penasaran seperti apa penjelasan darinya.

"So, you better give me a damn good explanation" tegasku padanya.

"Kita berteman baik dan cukup dekat hingga kamu bilang kalau kamu menyayangiku" dia mulai menjelaskan.

"Not anymore, It's just a past" terangku segera.

"I know. Pada waktu itu aku pun menyayangimu. Tapi aku menyayangimu seperti kakak pada adiknya." Jelasnya.

"Kamu mencium adikmu." Sindirku.

"Karena itu bagian dari rencanaku." Ucapnya

"Oh jadi dari awal kamu sudah merencanakan semuanya" balasku

"Bukan begitu, dengarkan aku dulu" Tatjana mulai bangkit dari duduknya.

"Oke, lanjutkan" ucapku pada akhirnya.

"I wanted play a hero" ucapnya penuh kesedihan. Setidaknya itu yang kulihat dari wajahnya. Peran pahlawan seperti apa yang dia bicarakan sesungguhnya. Aku pun menunggu penjelasannya.

"Aku ingin kalian melupakanku, dan caranya adalah dengan membuat kalian membenciku. Aku menduakan kalian." Jelasnya

"Caramu berhasil" sindirku

"Ya, aku berhasil sejauh itu. Hingga kemarin seseorang berhasil menemukanku dan menceritakan tentang perselisihan antara kamu dan Al. Aku benar-benar minta maaf, aku tidak membayangkan efeknya akan menjadi seperti ini, aku janji akan menjelaskan pada Al. Hanya saja aku tidak yakin" jelasnya

"Aku masih tidak paham hero macam apa yang sebenarnya ingin kamu perankan dengan membuat rencana tolol seperti itu" ucapku tidak percaya.

"Kenapa kami harus melupakanmu?" Lanjutku. Tapi kemudian jawabannya mengejutkanku.

"Leukimia" ucapnya.

"Dan waktuku tidak banyak lagi, sulit bagiku untuk mememui Al lagi jika aku hanya akan meninggalkannya untuk selamanya" lanjutnya dan air mata lolos dari matanya. Dia menunduk melihati pagar.

"Tatjana..." Panggilku, ku pegang pundaknya dan menghadapkannya padaku.

"What should I do?" Dia berurai air mata kemudian dia memelukku mencari pegangan. Bagaimanapun juga ini pasti berat untuknya. Aku pun membalas pelukannya agar dia merasa lebih baik.

"You still love him, right?" Dia pun mengangguk dalam pelukanku. Aku tidak tega padanya. Dia mencintai Al, sangat. Dan aku harus membantunya.

Brak.

Tiba-tiba aku mendengar suara benda terjatuh. Aku tercekat saat melihat penyebab benda jatuh itu. Prilly berdiri dengan tatapan terlukanya. Ya Tuhan apa yang sudah kulakukan? Entah kenapa di saat seperti ini lidahku berubah menjadi kelu. Prilly berlari keluar. Aku membuatnya terluka. Aku buru-buru melepaskan pelukanku agar aku bisa mengejar Prilly namun kurasakan pegangan Tatjana melemas dengan sendirinya. Tubuhnya nyaris ambruk jika aku tidak kembali memeluknya. Wajahnya sangat pucat. Bagaimana mungkin aku tidak menyadari bahwa dia sepucat ini. Dia butuh pertolongan. Aku pun bergegas membawanya ke dalam mobil.

Bertahanlah Tatjana.

Tunggu aku, Prilly.

To  be continued...

CLASH: Another Ali And Prilly StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang