02

1.9K 276 11
                                    

Jisoo melirik jam yang berada di dinding ruangannya ini sudah pukul delapan malam tapi dia masih setia duduk di kursinya bersama laptop dan setumpuk berkas menyebalkan itu. Ini semua gara gara bos sialan itu yang memberi hukuman dengan memperkerjakan dirinya hingga larut begini.

"Apa sih mau nya? Dia pikir enak di kurung ga boleh kemana mana," dengus Jisoo kesal sambil mengetik dengan kasar. Sedari tadi ia tak henti hentinya menyumpah serapahi bos nya itu.

Kalau bukan untuk memenuhi kebutuhannya sehari hari Jisoo dan melunasi hutang ayah sialannya itu, mungkin Jisoo sudah mundur dari pekerjaannya ini. Jisoo pikir bekerja di perusahaan elit seperti ini akan enak ternyata dugaannya salah, kerja disini sama seperti di penjara apa apa tidak boleh padahal pekerja lainnya boleh keluar masuk saat makan siang atau sebagainya. Kalaupun Jisoo ingin keluar ia harus keluar makan siang bersama Sehun dan 2 sahabat sialannnya itu, tentu saja Jisoo tidak mau ikut jika tidak mau terus di goda dua orang itu. Andai Jisoo punya uang banyak pasti 9 tahunnya ini akan menyenangkan hidup bebas bersama teman temannya bukan kek di penjara seperti ini.

"Nona Kim."

Lamunan Jisoo buyar saat Sehun memanggilnya. Dan itu sukses membuat ia hampir jantungan, bagaimana tidak para pekerja sudah pulang dari sore kantor juga sudah sepi. Kan gak lucu kalau Jisoo di samperin hantu.

"Nee sajangnim," ujar Jisoo sambil berdiri dan membungkuk pada Sehun.

"Apa kau sudah selesai?" tanya Sehun sembari berjalan mendekat ke meja Jisoo.

"Ah tinggal menganalisis laporan keuangan saja sajangnim," ujar Jisoo sedikit mundur buat antisipasi jika Sehun berbuat gila disini.

"Kenapa mundur?" tanya Sehun yang sudah berada di depan meja Jisoo.

"Huh?!" ujar Jisoo sambil mengerjapkan matanya berkali kali.

"Pulang lah ini sudah larut, kau bisa mengerjakannya besok," ujar Sehun sedikit menjauh membuat Jisoo bernafas lega.

"Huh tapi—"

"Pulanglah nona Kim sebelum aku berubah pikiran, dan kau berakhir tidur disini bersama berkas berkas itu," ujar Sehun sambil menunjuk berkas berkas tebal tersebut.

"Ah nee sajangnim," ujar Jisoo sambil tersenyum lalu mulai memberesi barang barangnya.

"Saya permisi sajangnim," pamit Jisoo sambil tersenyum.

"Malam begini tidak ada taksi nona Kim," ujar Sehun membuat langkah Jisoo terhenti.

"Kau bisa pulang bersamaku," lanjut Sehun lalu menghampiri Jisoo yang berdiri di depan pintu.

"Itu saya bisa jalan kaki sajangnim, lagian rumahku dekat kok dari sini," ujar Jisoo padahal rumahnya sangat jauh dari kantor Sehun.

"Kau yakin? Bagaimana kalau ada berandal di jalan nanti dan menculikmu," ujar Sehun mengancam.

"Ini Seoul sajangnim, tengah malam saja masih ramai," ujar Jisoo sambil sedikit tertawa, ayolah Seoul kota besar bagaimana ada berandal berandal seperti itu, Sehun memang aneh.

"Oh ya sudah kalau begitu," ujar Sehun datar untuk menyembunyikan segala kebodohannya.

"Ya sudah saya permisi sajangnim," ujar Jisoo kembali membungkuk sambil tersenyum dan sedikit menahan tawanya lalu ia benar benar beranjak pergi dari kantor.

Sehun menatap kepergian Jisoo sambil tersenyum. Di sisi lain ia sangat malu atas kebodohannya di depan sekertarisnya sendiri.

_____

Sesampainya di rumah Jisoo langsung membersihkan diri dan memasak untuk makan malam. Setelah selesai makan malam ia langsung membersihkan rumahnya yang berantakan.

Life With CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang