I am Okay

650 118 3
                                    

Melissa resah melihat sikap Shaun yang berubah seminggu ini. Dia kembali seperti semula, sebelum hadir Syifa di rumahnya. Diam dan tidak peduli. Dia sedikit menyesali kenapa dia ajak Syifa ke rumahnya minggu lalu. Sepertinya Shaun tidak menyukai idenya. Melissa memanggil Syifa bukan tidak ada alasan. Dia kesal karena Shaun tidak mengindahkan nasehatnya malam sebelum acara. Dipanggilnya Syifa, karena dengan adanya Syifa, dia merasa Shaun tetap hadir di acaranya. Dia tahu, Shaun sangat menyayangi Syifa, karena Syifa telah membuat dirinya tersenyum. Tidak seperti sebelumnya, kaku.

Dan sekarang, Shaun kembali dengan kekakuannya. Hanya saja Melissa bingung. Apa Shaun marah kepadanya? Atau kesal dengan Vira? Atau bahkan dengan Syifa?

"Shaun. Minggu ini nggak antar jemput Syifa?," tanya Melissa suatu malam. Dia mendekati Shaun yang tengah membaca buku pelajaran di kamarnya.

"Nggak,"

"Marahan?,"

"Nggak,"

Melissa menghela napas. Kekakuan Shaun kali ini benar-benar kuat. Ekspresi wajahnya tetap datar. Bahkan saat dia berlalu dari kamarnya, Shaun tidak bergeming sama sekali.

"Kamu begini gara-gara Syifa?,"

"Iya...,"

Melissa kembali duduk di sisi Shaun.

"Tadi katanya nggak marahan," sanggah Melissa. "Kenapa?,"

"Gak nurut,"

Melissa mengusap-ngusap punggung besar Shaun.

"Dia capek, Shaun. Bantuin Mama. Masa malah kamu diamin."

Shaun menarik napasnya, lalu membuangnya cepat. Sejenak membenarkan ucapan mamanya. terbayang wajah Syifa saat memintanya mengantarnya pulang minggu itu. Wajah letih.

***

Selasa minggu ini, Shaun menjemput Syifa ke rumah. Dia kembali ingin mengantar Syifa pergi ke tempat lesnya. Tapi ternyata dia keduluan. Syifa ternyata pergi lebih awal. Dirga punya janji dengan seseorang, jadi harus lebih awal mengantar Syifa, begitu kata Wanda, tetangga Syifa yang menjaga warung Syifa. Akhirnya Shaun langsung pergi menuju tempat les balet Syifa.

Syifa terlihat sedang melatih anak-anak kecil, dibantu temannya yang sebaya dengannya. Shaun memperhatikan gerak geriknya yang tampak sabar mengajari anak-anak lucu itu dari ruang tunggu. Dia kagum melihat Syifa. Tapi Syifa tidak menyadari kehadirannya. Dia asyik dengan kegiatannya sore itu.

Hingga menjelang pulang, ketika Syifa sudah akan menyudahi lesnya, dia disuruh guru baletnya, Bu Lidya, melakukan 32 putaran fouettes, hampir dengan sempurna Syifa melakukannya, karena di hitungan terakhir pandangan Syifa tersita ke Shaun yang ten...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hingga menjelang pulang, ketika Syifa sudah akan menyudahi lesnya, dia disuruh guru baletnya, Bu Lidya, melakukan 32 putaran fouettes, hampir dengan sempurna Syifa melakukannya, karena di hitungan terakhir pandangan Syifa tersita ke Shaun yang tengah memperhatikannya, dia hampir saja terjatuh.

"Ah, Syifa!," pekik Bu Lidya kecewa. Dan Syifa terpaksa mengulangi gerakannya lagi. Kali ini dia melakukannya dengan sempurna. Terdengar cekikikan teman-temannya. Mereka sepertinya tahu jika Syifa tidak fokus. Dan Syifa malah ikutan tertawa.

SHAUN DE SYIFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang