Malam ini Syifa dan Shaun menginap di rumah Melissa. Sudah hampir dua minggu mereka tidak menginap di rumah megah itu. Karena selama dua minggu itu Melissa berkunjung ke Thailand dalam rangka mengikuti sebuah konferensi bisnis international di sana. Letih Melissa berkurang ketika anak dan menantunya sudah berada di rumahnya saat dia baru saja pulang dari Thailand. Apalagi ketika melihat mereka berdua tampak sibuk belajar di ruang tengah. Melissa bertambah semangat. Ya, ujian kelulusan telah tiba.
Terdengar sesekali suara Syifa memecah di ruang besar itu, sekadar mengingatkan Shaun yang terkadang lupa mengerjakan sebuah soal, atau memastikan Shaun yang seharusnya berhati-hati dalam mengerjakan soal-soal latihan. Melissa tersenyum melihat Syifa yang semangat membimbing suaminya.
Shaun tidak bebal. Dia sangat pintar. Namun, kekurangannya adalah dia sering lupa waktu atau malas mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan akademiknya. Tapi berkat Syifa yang terbiasa mengajar balet yang terkenal dengan kedisiplinan, Shaun pun jadi ikut-ikutan terbawa gaya Syifa yang semangat. Apalagi ternyata Syifa juga akan mengikuti ujian kelulusan. Meskipun dia seharusnya masih menduduki kelas sepuluh, tapi karena dia mengikuti les bimbingan pelajaran sekolah kelas 12 yang sistemnya hampir mirip dengan homeschooling, Syifa bisa lulus SMA tahun ini bersama Shaun melalui program khusus.
"Capek?," tanya Syifa sambil memukul punggung Shaun. Shaun menguap lebar. Matanya sayu menatap tumpukan buku-buku yang ada di meja.
"Iya, Syifa. Kamu nggak ada capeknya..., makan apa sih kamu?,"
"Pake nanya. Makanan Kakak, makanan aku juga,"
Shaun merenggangkan otot-ototnya. Lagi-lagi dia menguap lebar.
"Ya udah. Kak Shaun tidur aja. Ntar pusing lagi kalo dipaksa,"
"Kamu masih belajar?,"
"Iya. Dikit lagi. Dua soal lagi..., habis itu selesai untuk malam ini...,"
"Trus?,"
"Paan?,"
Shaun mencoleh pinggang Syifa.
"Masih kuat?,"
"Kuat apa?,"
Shaun mengerdipkan matanya genit sambil menggigit bibirnya.
"Dengan satu syarat...," decak Syifa seakan tahu maksud dan tujuan dari pikiran 'aneh' Shaun.
"Apa?,"
"Kak Shaun kerjakan soal latihan Matematika ini. Harus betul semua. Minimal 80% benarnya. Kalau hasilnya benar semua, Aku yang mimpin malam ini. Kalo 80%, Kak Shaun yang mimpin. Kalo hasilnya mengecewakan..., Kak Shaun tidur di sofa ini,"
Shaun menatap Syifa tajam. Tersenyum. Nantang juga bini gue, gumamnya dalam hati.
Kantuk Shaun langsung hilang begitu Syifa memberinya tantangan. Syifa memimpin? Dia tersenyum-senyum membayangkannya. Kenapa tidak? Shaun suka. Dan tantangan itu membuatnya bertambah semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHAUN DE SYIF
Teen FictionBerawal dari keisengan teman sekolahnya, Rumi, Syifa mengenal Shaun. Shaun yang sebenarnya menyukai Syifa ini lalu ingin mengenal Syifa lebih dekat. Diapun bersedia mengantarjemput Syifa ke les balet dengan motornya. Sikap Shaun yang perhatian dan p...