Bravo Syifa

643 113 2
                                    

Syifa tidak les Kamis minggu ini, juga tidak sekolah. Dia menggantikan seniornya yang seharusnya tampil di sebuah event bergengsi di Jakarta Pusat. Dengan semangat dia diantar ayahnya ke gedung mewah tersebut. Sebenarnya pihak sekolah balet sudah memberi fasilitas mobil buat mengantar Syifa ke gedung tersebut. Tapi, Syifa mendadak diberitahu. Senior yang seharusnya tampil itu tiba-tiba sakit dan tidak bisa tampil, padahal mobil dan segala fasilitas sudah dipersiapkan. Untung Dirga masih ada di rumah, dia langsung menyatakan bersedia mengantar Syifa dengan motor karena bisa lebih cepat ke tempat tujuan tanpa harus ikut-ikutan macet di jalanan.

"Ayah nggak ikut masuk? Nanti bisa Syifa omongkan ke Bu Lidya," ujar Syifa. Dirga menggeleng. Dia agak segan melihat banyak mobil mewah yang terparkir tepat di gedung pertunjukkan.

"Nggak usah minder, Ayah,"

"Ayah nggak minder, Sayang," dipandangnya Syifa dengan penuh kelembutan.

"Syifa nggak minder. Ayah nggak pernah nonton. Cuma sekali doang. Itupun waktu Syifa masih SD,"

Tiba-tiba ada yang memanggil Syifa.

"Udah. Ayah pergi dulu. Kamu udah dipanggil tuh,"

Dan Dirga sudah siap-siap pergi.

Syifa hanya memandang lesu kepergian ayahnya. Dengan langkah gontai dia pergi menuju orang yang memanggilnya dari arah gedung.

______

Syifa menarik napasnya dalam-dalam ketika menunggu gilirannya tampil. Dia menggerakkan dua tangannya karena sedikit gugup. Ini even besar, jangan sampai penampilan kamu mengecewakan, begitu Bu Lidya dengan tegas memberi peringatan. Sedikit terbebani, karena sebenarnya bukan dia yang tampil, akan tetapi seniornya yang sangat berpengalaman di kancah internasional yang seharusnya tampil. Kenapa Bu Lidya memilih Syifa. Dia sangat berbakat.

"Jangan tegang, Syifa...,"

Syifa kaget. Ada Shaun, datang dari balik layar. Dia masih berpakaian seragam sekolah.

"Kak?,"

Di belakang Shaun ada Dirga masih dengan jaket gojeknya. Juga Melissa, Mama Shaun.

"Udah jangan banyak tanya. Fokus..." Shaun dengan wajah ceria memberi Syifa semangat.

Syifa tidak sanggup menahan rasa bahagia saat itu. Sempurna. Orang-orang yang dia sayangi hadir secara bersamaan. Kok bisa?

Dan saatnya Syifa tampil. Sementara Dirga, Shaun, dan mamanya duduk di bangku VVIP.

______

Alunan Musik dari piano dimulai. Terdengar sangat indah. Dan semua mata tertuju ke panggung pertunjukkan. Tubuh mungil Syifa perlahan muncul dari balik tirai. Dengan penuh penghayatan dia mulai menunjukkan tariannya. Lentur tubuhnya, gemulai gerakannya, serta tariannya yang mengikuti alunan denting piano seakan menyihir mata-mata dari segala penjuru gedung.

Hening seketika.

Hening seketika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SHAUN DE SYIFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang