Hari ini Syifa diperintahkan Bu Lidya untuk menemani para ballerina cilik tampil di sebuah acara perpisahan sekolah di kawasan Alam Sutera. Syifa juga diminta turut memimpin mereka menari di panggung.
Shaun yang mengantar Syifa ke sana. Kali ini dia mengendarai mobil mamanya karena jarak yang ditempuh cukup jauh jika mengendarai motor. Melissa dengan senang hati meminjamkannya karena Shaun dan Syifa sudah saling sapa sekarang.
"Kak, tolong diikat yang rapi bownya," suruh Syifa ke Shaun saat berada di ruang kecil di belakang panggung. Dia meminta Shaun sedikit merapikan pita yang melekat di bagian belakang pinggangnya.
"Dikencengin nggak?," tanya Shaun sambil melihat wajah Syifa lewat cermin di depan Syifa.
"Jangan terlalu. Yah..., segitu aja," Syifa sepertinya sudah nyaman, namun wajahnya terlihat gugup karena sebentar lagi gilirannya akan tampil. Shaun tersenyum melihatnya.
Dikecupnya leher Syifa sambil mendekap dua bahu Syifa.
"Jangan gugup, Syifa. Kamu kan udah terbiasa,"
Syifa kaget. Kecupan Shaun malah membuatnya bertambah gugup. Mukanya tampak memerah, tangannya juga gemetar. Lalu dia berbalik. Menatap wajah Shaun dan melumat bibir Shaun tanpa permisi. Namun Shaun membalasnya penuh cinta.
Syifa tampak riang setelahnya. Gugupnya hilang seketika.
Shaun memandang punggung Syifa yang sudah siap tampil. Dia menghela lega. Kemudian dia ke luar dari ruangan kecil itu melangkah cepat menuju tempat duduk, siap menyaksikan penampilan Syifa.
Seperti biasa, Syifa tampil prima. Para ballerina kecil terlihat patuh melihat aba-aba dari Syifa di atas panggung. Mereka seperti menyatu. Gerakan-gerakan dari tubuh-tubuh kecil itu sangat indah dipandang.
Latihan keras mereka sepertinya tidak sia-sia. Mereka tampil sempurna. Lagi-lagi standing applause menggema di seluruh ruangan pertunjukkan.
***
Mobil yang dikendarai Shaun sudah berhenti tepat di depan warung Syifa.
"Kok leher terus?," tanya Syifa saat kepala Shaun berada tepat di lehernya. Shaun mengangkat kepalanya begitu mendengar Syifa bertanya.
"Aku suka leher kamu, apalagi saat kamu menari." Shaun mengelus leher Syifa. "Cantik...," decaknya sambil menatap leher Syifa kagum.
"Sabtu? Aku jemput kamu,"
Syifa mengangguk. Sedikit menggeleng ketika melihat wajah sayu Shaun setelah mengecup lehernya cukup lama.
***
Melissa menjerit kecil saat melihat Syifa muncul di rumahnya. Wanita itu langsung memeluk Syifa dengan hangat. Dia menarik tangan Syifa, mengajaknya duduk di ruang tengah. Lalu bercerita panjang lebar tentang Shaun selama tidak bertemu Syifa. Shaun yang sering melamun, Shaun yang tidak fokus belajar dan Shaun yang kerap emosional. Syifa tersenyum mendengar celoteh Melissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHAUN DE SYIF
Fiksi RemajaBerawal dari keisengan teman sekolahnya, Rumi, Syifa mengenal Shaun. Shaun yang sebenarnya menyukai Syifa ini lalu ingin mengenal Syifa lebih dekat. Diapun bersedia mengantarjemput Syifa ke les balet dengan motornya. Sikap Shaun yang perhatian dan p...