Part 1

22.6K 127 41
                                    

Namaku Marco 21 tahun, aku anak terakhir dari dua bersaudara dalam keluarga chinese yang sangat berkecukupan, terlalu berkecukupan malah karena kedua orang tuaku dalam kebanyakan waktu berada di luar kota maupun luar negeri untuk bekerja. Sedangkan saat ini aku berkuliah dan mengambil skripsi di salah satu kampus ternama di Jakarta dengan jurusan Ilmu Komunikasi dan tinggal berdua dengan cici(kakak perempuan)ku yang bernama Livia.

 Sedangkan saat ini aku berkuliah dan mengambil skripsi di salah satu kampus ternama di Jakarta dengan jurusan Ilmu Komunikasi dan tinggal berdua dengan cici(kakak perempuan)ku yang bernama Livia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Foto: Livia (Cici)]

Ci Livia denganku berbeda umur sekitar 5 tahun, jenjang yang lumayan jauh untuk saudara perempuan dan laki-laki namun karena ketidak beradaan keluarga kami, kami menjadi sangat akrab, ce Livia orang yang ceria, suka berbagi dan sering banget cerita bertukar pengalaman, seperti pengalamannya naksir dengan seorang pria, PDKT, dan lain sebagainya. Ci Livia pun juga yang turut membelaku dari teman-teman lain sedari kecil.

Ya, aku terlahir dengan badan yang tergolong kecil untuk seorang laki-laki, tinggi badanku hanya sekitar 150cm dengan berat badan sekitar 40kg. Kondisi fisik inilah yang mengakibatkanku sering dibully oleh teman-teman sepantaranku, terutama Benny, cowok yang bias dibilang "provokator" untuk orang lain membullyku juga, mengataiku dengan kata-kata yang kurang mengenakkan seperti liliput, kerdil, dan bahkan bencong atau banci.

Ci Livia lah yang selalu membelaku dari bullyan Benny maupun teman-teman lain, namun seiring waktu akhirnya aku pun memilih untuk menerima fisikku apa adanya dan lama-kelamaan pun semua bully-bullyan itu menghilang, bahkan teman-teman lain termasuk Benny pun tidak berkomunikasi lagi denganku. Terkadang hidup memang lucu, disaat kita menerima diri sendiri dan tidak berbuat apa-apa malah kita sendiri yang pada akhirnya menang.

Aku pun tumbuh pubertas seperti laki-laki pada umumnya, meskipun kondisi fisikku tetap putih dan pendek, bahkan tidak berbulu baik pada kumis, jenggot, dada, ketiak maupun kemaluan, kontolku pun tidak terlalu besar, hanya 12cm kalau tegang. Tetap saja aku mengalami yang namanya mimpi basah dan nafsu terhadap wanita-wanita yang seksi, ditambah teman-teman lain sering kali meng-Share foto maupun video wanita-wanita yang berbadan seksi dan berwajah cantik.

Aku membayangkan bahwa suatu saat aku punya kesempatan untuk berhubungan seks dengan wanita-wanita yang seringkali kutonton itu, membayangkan mereka menjilati kontolku dengan liar, menelannya secara perlahan dan menyeluruh, sedangkan aku memainkan payudara mereka yang besar, kuremas-remas dan sesekali kucubit putting susu mereka, kuhisapi putting susu mereka sampai akhirnya kontolku klimaks di memek mereka, itulah fantasi yang selama ini menemaniku saat ber onani.

Anyway, back to the topic. Ci Livia sendiri adalah wanita muda yang tergolong lumayan seksi, saat ini cici berusia 26 tahun dengan postur tubuh yang lebih tinggi dariku, tubuhnya agak sedikit berisi namun proporsional dan seksi, terutama payudaranya yang berukuran 34C, payudara yang seksi yang pastinya menarik mata-mata pria nakal dan memancing nafsu dengan proporsi dan goyangannya apabila berjalan-jalan.

Diusianya yang masih muda ini ci Livia pun sudah merintis usaha kecil yaitu sebuah butik di lantai 1 rumah kami, rumah kami memang tidak terlalu besar namun lantai 1nya lebih dari cukup untuk membuka butik tersebut. Usahanya ini tentunya tidak dikerjakan sendiri, cici pun merekrut beberapa temannya untuk bekerja sama dengannya, yaitu ci Michelle & ci Natasha, mereka adalah teman ci Livia yang juga berbadan tinggi, dan bertubuh seksi.

Mungkin Sudah TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang