"HAH? Yang benar aja ci, kan cici sekarang udah punya suami. Lagian aku sudah jadi waria gini. Mana bisa ngelayani cici?"
Ci Livia pun mengelus pipiku "Mar...justru karena kamu sudah seperti ini makanya cici pingin kamu yang ambil keperawanan cici...cici juga pingin kamu ngerasain rasanya ngambil keperwanan wanita sebelum mungkin suatu saat kamu juga operasi full jadi wanita. Karena itu anggap aja ini hadiah dari cici untuk kamu, oke sayang?"
Aku sedikit terharu dengan pernyataan ci Livia, dan menghampiri ci Livia untuk memeluknya. Bahagia karena di hari bahagianya ci Livia pun tidak lupa untuk memikirkan kebahagiaanku juga, bersyukur sekali karena kehadiran ci Livia lah aku pun bisa menjadi seperti diriku saat ini.
"Benny, keberatan ga untuk permintaan ini?" tanya ci Livia.
"Hmm...kalau demi Maria sih ga masalah ya. Lagian kan tadi aku juga udah isepin kontol suami cici hehe"
[Foto: Maria tampak belakang]
Sedikit guraian ini mulai mencairkan suasana dan aku memposisikan diriku didepan ci Livia, sedangkan ci Livia memeluk tubuhku. Agak aneh dengan keadaanku sekarang memposisikan diri untuk menusuk menggagahi memek seorang wanita, tapi aku sendiri pun tergoda dengan kecantikan ci Livia & payudaranya yang besar. Pelan-pelan aku menyesuaikan posisi kontolku didepan memeknya, dan perlahan-lahan mulai memasuki liang memeknya.
"AHHHH HAHHHH TERUSSSs" ci Livia tampak bereaksi dan semakin erat memeluk tubuhku, sehingga wajah kami mendekat dan payudara kami berdua beradu, saling menggesekan putting susu kami. Rangsangan yang sangat hebat di kontol & payudaraku. Perlahan-lahan aku semakin menyodokkan kontol hingga tak lama terasa menyentuh selaput keperawanan ci Livia.
"Mmmhh ahhhhh sodokiin MAARRRR"
BLESSSSSSSSSS
Seketika terkoyaklah selaput memek ci Livia oleh kontolku, kontol adiknya yang seorang waria. Darah segar pun terlihat mengalir keluar dari memek ci Livia yang sudah terlihat keenakan pun semakin menarik tubuhku, semakin menggesek-gesek payudara & putting susu kami dan menyambar bibirku untuk berciuman. Aku yang sudah termakan nafsu pun membalas ciuman ci Livia dengan french kiss.
Suami-suami kami pun tentunya tidak mau kalah. David membimbing aku dan ci livia untuk berdiri tanpa melepas posisi seks kami. Kemudian ko David pun menyodomi ci Livia & Benny pun juga ikut menyodomi pantatku, jadi kami posisi sandwhich dengan saling menyodoki lubang kenikmatan. Kami begitu liar menyalurkan nafsu kami dengan, seakan-akan lupa kalau kami manusia bermartabat & bukan binatang yang biasa bersetubuh ditempat umum tanpa malu.
Beberapa menit setelah kami memainkan aksi bejat kami ci Livia terlihat sudah sangat terangsang.
"AHHHHH AHHHHH MAAARRRRR CICI UDAH MAU KELUARRRRR AHHHHHHH CICI MAUUUU MUNCRATTT MARRRRRRRR AAAAA SAYANGGGGGG TERUSSSSS"
"MMMM YESSSS CIIIII MARIAAAAA JUGAAAAA MAUUUU KELUAAAARRRR AHHHHHHH YESSSSS AHHHHH FUCKKK AYOOO KITAA CROTTT BARENGG CIIIII OHHHHH"
"OOOOHHHHHHH OHHHHHH OOHHHHHH OAHHHHHHHHH YESSSSSSSSSS AHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH CROTTTTTTTTTTTTTT CROTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT CROTTTTTTTTTTT CROTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT"
[Foto: Maria tanpa busana tiduran di atas kasurnya]
Kami berempat pun mengalami orgasme secara serentak, ko David & Benny menyemburkan sperma didalam pantat kami para istri sedangkan aku & ci Livia menikmati semburan sperma suami kami di pantat masing-masing & menikmati orgasme di area kemaluan kami. Untuk pertama kalinya aku orgasme di memek seorang wanita, perasaan yang tidak bisa digambarkan tapi aku bahagia akan kenikmatan yang aku alami dan berhasil memenuhi permintaan ci Livia.
"Makasih ya...Maria sayang." Ci Livia pun mencium keningku dengan penuh cinta, sedangkan aku membalasnya dengan pelukan. Selang beberapa menit setelah orgasme terlihat mereka sangat kelelahan & akhirnya tertidur setelah "malam pertama" kami, untungnya karena ci Livia & ko David menyewa kamar Suite, kamarnya sangat besar & cukup untukku dan Benny untuk menumpang nginap hari ini.
Sedangkan aku? Entah kenapa aku tidak bisa tidur & memutuskan untuk mandi, membersihkan tubuhku dari bekas sperma maupun darah keperawanan yang sudah kurenggut. Saat aku masuk ke kamar mandi & melihat jendela, tanpa terasa ternyata fajar sudah tiba, mungkin benar kata pepatah; waktu berjalan begitu cepat saat kita bersenang-senang. Aku pun membasuh tubuhku dengan shower untuk menghilangkan bekas cairan yang menempel, kemudian menyiapkan air hangat di bathtub untuk berendam.
[Foto: Maria berendam di bathtub]
Aku merasa bahwa mungkin meskipun tubuhku terasa sangat lelah, aku tetap tidak ngantuk karena pikiranku penuh dengan berbagai macam pikiran. Tentang bagaimana kehidupanku kedepan sebagai seorang waria dengan suamiku Benny, tentang kehidupan masing-masing keluargaku saat kami sudah terpisah untuk tinggal di kediaman masing-masing, dan...bagaimana kalau ci Livia hamil saat aku mengambil keperawanannya? Aku berusaha membuang pikiran itu karena tentunya spermaku sudah tidak aktif lagi karena terafi hormon yang kujalani.
Tapi terutama aku memikirkan tentang hidupku selama ini, terlahir sebagai laki-laki yang dibully karena fisiknya kemudian menjadi waria, sampai akhirnya menjadi istri dari pria yang membullyku. Tentunya semua itu tidak terjadi secara kebetulan, kejadian demi kejadian membawaku di posisiku saat ini. Masih banyak hal yang yang memenuhi pikiranku saat ini...tapi aku sadar akan satu hal; aku bahagia dengan hidupku yang sekarang, dan seakan-akan aku yakin kalau di masa yang akan datang pun aku akan baik-baik saja.
Mungkin takdir yang membawaku mengalami semua ini? Aku pun memutuskan untuk mengistirahatkan pikiran, menghela nafas panjang & membiarkan tubuhku rileks direndam air hangat, tersenyum kecil sambil melihat matahari terbit dari jendela.
[Foto: Aku & Ciciku]
TAMAT
KAMU SEDANG MEMBACA
Mungkin Sudah Takdir
RomanceKehidupanku berubah menjadi sesuatu yang tak pernah kubayangkan sebelumnya.. Apakah karena bullyan fisik yang selalu kuterima karena aku seorang pria bertubuh kurus dan pendek? Atau, apakah aku berubah karena ciciku..? Aku dan Ciciku.. Penulis : Mic...