Tidak ada kabar sama sekali kalau papa & mama akan pulang malam ini, aku sama sekali tidak siap & mungkin tidak akan pernah siap untuk ketahuan orang tuaku berdandan sebagai Maria seperti ini. Aku yang ketakutan menundukkan kepalaku perlahan, ada rasa gemetar & detak jantung yang berdetak semakin kencang, apalagi merasakan tatapan mereka berdua yang kebingungan kearah kami. Ci Livia pun yang meskipun juga terlihat gugup akhirnya berusaha bersuara.
"Halo...ma, pa! Iya,...ini ada temen Livia yang kuajak nginep hari ini, sori dadakan ya. Livia gatau mama papa bakal pulang hari ini." Bohongnya sambil menepuk bahuku pelan, perlahan papa & mama sedikit terasa berubah.
"Iya sih hehehe, tadinya kami mau sedikit surprise pulangnya. O ya, kok rumahnya gelap gini? Marco juga lagi keluar ya?" sambung Papa.
*"DEG!"
Tentu saja kebohongan kecil itu tidak akan berhasil, terutama di keadaan terpojok seperti ini. Suasana tegang kembali terasa di sekitar kami. Tapi mungkin ini sudah terelakkan lagi, suatu saat cepat atau lambat mereka pasti akan mengetahuinya, akhirnya aku pun menarik nafas panjang dan memberanikan diri untuk melihat kearah papa & mama.
"Pa...ma..., maaf sebelumnya..." kataku perlahan dengan suara asliku, suara khas Marco yang tidak dicewek-ceweki sama sekali, aku bisa merasakan air mataku sedikit menetes. Ci Livia, terutama papa & mama pun terkejut mendengar suaraku. Aku pun semakin tidak tahan, aku menaikkan poniku untuk menampakkan wajahku yang sedari siang tadi diriasi dengan make-up. Benar saja, mereka semua terlihat shock dengan tindakkanku.
"Ini aku...Marco,...maaf pa, ma...belakangan ini Marco dandan jadi cewek seperti ini diluar pengetahuan kalian..." air mataku berlinang semakin deras, namun aku berusaha untuk tetap tegar menjelaskan semuanya kepada mereka. "Ini semua keinginan Marco sendiri...Marco merasa cocok jadi cewek...bukan salah cici atau siapapun...maafin Marco...ma, pa." aku akhirnya kembali menundukkan kepala.
"Marco...? Itu kamu nak...?" mamaku terlihat shock, sedangkan papa terlihat terpaku saat melihatku, beberapa detik berlalu dengan suasana yang tegang ini, aku sudah siap menerima hukuman yang terburuk dengan makian, pukulan atau bahkan diusir, siapa juga keluarga yang pingin anaknya tiba-tiba jadi banci begini.
"...Kita lanjut ngomongin nanti ya didalam..., kalian beres-beres dan mandi dulu aja...oke?" kata-kata papa diluar perkiraanku, bahkan sangat jauh. Apa aku salah dengar? Tapi menilai suasana yang jauh lebih tenang dari sebelumnya, aku yang masih tidak sanggup berkata-kata lagi hanya berusaha mengusap air mataku dan menundukkan kepala, dalam suasana hening kami semua masuk ke dalam rumah.
Aku pun masuk kekamarku untuk berbaring, menatap langit-langit dan mengambil nafas perlahan, menenangkan diriku dari semua kegilaan yang terjadi begitu saja barusan. 5 menit berlalu dan aku sadar aku tidak bisa lari dari keadaan ini, hanya aku yang bisa menjelaskan ke orang tuaku secara terang-terangan, aku tidak bisa selamanya mengandalkan ci Livia dengan identitas baruku ini. Dengan menarik nafas panjang, aku pun berdiri dari kasur, dan menuju ke kamar mandi, melepas pakaian wanitaku & menghapus make-upku.
Sejenak aku melihat bayanganku, rambutku yang sudah panjang sebahu dan tubuhku yang langsing karena diet yang kujalani menjadikanku benar-benar terlihat seperti seorang wanita, apalagi wajahku yang begitu halus karena konsumsi sayuran & buah segar serta skincare secara rutin. Yang membedakanku dari wanita asli hanyalah dadaku yang rata dan juga kontol yang menggantung diantara kedua kakiku, apa ya respon orang tuaku saat melihatku seperti ini?
Aku pun mandi dengan air panas, untuk membantuku semakin relaks, menyempatkan diri untuk keramas dan mempersiapkan diri sebersih mungkin, selang 10 menit akupun memantapkan diri untuk keluar, kukeringkan seluruh tubuh dan terutama rambutku dengan hairdryer lalu kubando untuk menunjukan wajahku, aku juga memantapkan diri untuk tampil sebagai wanita didepan mereka, kuambil bh dan cd wanita berwarna tosca muda dan kupakai, supaya mereka bisa melihat lekuk tubuhku sebagai wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mungkin Sudah Takdir
RomanceKehidupanku berubah menjadi sesuatu yang tak pernah kubayangkan sebelumnya.. Apakah karena bullyan fisik yang selalu kuterima karena aku seorang pria bertubuh kurus dan pendek? Atau, apakah aku berubah karena ciciku..? Aku dan Ciciku.. Penulis : Mic...