Tak kusangka hari itu yang awalnya terkesan canggung & membawa kenangan buruk, kami berdua lewati dengan tawa pada akhirnya. Kami ngobrol tentang update kehidupan kami, Benny yang sekarang bekerja di salah satu perusahaan E-Commerce ternama di Indonesia & aku yang menceritakan pengalamanku menjadi Maria dan bekerja mengelola butik di rumahku bersama ci Livia. Aku pun berharap ini menjadi awal yang baik juga untuk kami berdua di masa yang akan datang.
Kami pun bertukar nomor telepon untuk menjalin komunikasi, siapa tahu suatu saat kami bisa jalan-jalan atau kumpul lagi dengan teman-teman lama. Banyak sekali hal-hal yang kami obrolkan sampai tanpa sadar malam hampir tiba, sesuai janjinya Benny pun mengantarku pulang. Dia kembali memperlakukan dengan manis, membawakan barang bawaanku, bahkan membukakan pintu mobilnya untukku masuk...aku benar-benar merasa seperti seperti wanita yang disayangi oleh pasangannya.
Jalan kerumahku pun kami jalani dengan ngobrol seperti biasa, canda dan tawa menemani kami selama perjalanan. Dan tak terasa aku sudah sampai didepan ruamhku, meskipun Benny membawa mobil dengan kecepatan normal waktu terasa begitu cepat saat aku bersamanya daripada saat aku datang dengan keluarga tadi ke hotel. Benny pun membukakan pintu untukku dan mengantarku sampai ke pintu masuk.
"Gue ga nyangka sih bakal ngomong gini, tapi makasih ya Ben. Hari ini gue seneng banget." Senyumku
"Ya, makasih juga. Istirahat lah, pasti lu capek kan seharian." Aku pun mengangguk dan melambaikan tangan kepadanya.
"Maria!" panggilnya, aku berhenti dan menoleh lagi kearahnya.
"Sekali lagi selamat ya...lu cantik banget hari ini!" katanya yang kemudian berjalan kearah mobilnya, menyalakan mesin dan akhir pergi dari rumahku.
Memang aku senang saat ada orang yang menerima & memuji penampilanku sebagai wanita. Tapi ada 1 hal yang terasa berbeda kali ini, entah kenapa aku terasa bahagia...sangat bahagia saat Benny memujiku. Mungkin karena dari dulu aku terbiasa dengan omongan kasarnya padaku sehingga pujiannya menjadi tidak terduga?...Atau jangan aku merasakan perasaan seorang wanita saat dipuji oleh seorang pria? Aku pun mengabaikan lamunanku dan masuk kerumah.
Aku pun menyapa keluargaku dan mandi, memakai baju rumahan berupa BH & CD wanita orange, serta baju santai tanpa lengan dari satin berwarna hitam dan hotpants putih kemudian berkumpul bersama keluargaku untuk makan malam.
[Foto: Maria ketika pergi makan bersama keluarganya]
"Gimana tadi ngedatenya ama si Benny?" tanya ci Livia
"Ihhh...bukan ngedate kali, dia cuma minta maaf aja kok." Balasku
"Hahahaha kirain dianya untuk jatuh cinta ama kamu."
Aku terdiam mendengar kata-kata ci Livia, memang saat ini Benny mengaku kalau dia tertarik dengan waria...tapi masa iya sih dia suka padaku? Seketika aku mengingat pertanyaan Rachel tadi pagi; "Terus...sekarang kamu udah pacar belum Mar?"
"Ya...yang penting dia sudah minta maaf & nyelesaiin masalahnya ke kamu. Bagus kan itu Mar?" sambung papaku.
Aku Cuma membalas dengan senyuman; "Iya pa, bagus kok."
Beberapa bulan setelah hari itu pun kami ternyata memang tetap stay in contact, kami sering chatting atau telponan, bahkan terkadang kami sering jalan-jalan berdua untuk sekedar belanja, pergi makan, nonton bareng, ataupun sekedar jalan-jalan keliling jakarta dengan mobilnya. Aku mulai merasa kami berdua, kami pun mulai memakai sapaan yang lebih akrab seperti "aku" & "kamu", dimana tidak ada lagi perasaan tidak enak dalam komunikasi kami. Seringkali dalam beberapa kali kami berkomunikasi dia sering memujiku cantik, manis, dsb. Aku mengakui kalau saat ini aku sangat senang dengan perlakuannya kepadaku, bahkan seringkali aku iseng menggodanya dengan mengirimkan fotoku secara selfie atau pun fullbody atau memakai pakaian yang rada terbuka atau seksi saat akan pergi bersamanya, tentunya dia memberikan pujian & masukan positif. Aku merasa sangat puas & dihargai.
[Foto: Maria sangat puas dan dihargai karena Benny]
Aku pun jatuh di satu titik dimana aku jadi sering memikirkan atau melamun tentang Benny...terutama tentang pengalaman seksualnya. Selama interaksi kami Benny seringkali menceritakan pengalamannya "Making love" dengan para waria, menceritakan bagaimana dia menjadi perna bottom yang melayani waria-waria langganan dengan menjilati serta menghisap kontol mereka, menghisapnya sampai seluruh batangnya masuk menyodok mulutnya, bagaimana ia mendesah kenikmatan setiap kali dia diperbudak oleh para waria, dijilati, dicium dan dijilati putting susu & ketiaknya. Dan juga tentunya saat dia menikmati setiap sodokan dari kontol-kontol gede para waria yang menggagahi lubang pantatnya, bagaimana para waria itu memuncratkan sperma mereka sampai merembes keluar dari anusnya.
Hal ini yang lah yang menemani fantasiku untuk bermasturbasi dan onani belakangan ini, membayangkan diriku sebagai waria PSK yang dia sewa, sebagai waria yang melayani nafsu bejat & kelainannya, sebagai waria yang menyodok mulut dan lubang pantatnya dengan kontol. Membayangkan hal itu mengakibatkan kontolku yang meskipun sudah menjalani terafi hormon ereksi begitu keras & putting susuku sendiri terasa sangat terangsang, aku tak kuasa untuk menahan diri untuk mengocok-ngocok kontolku sendiri secara liar setelah membayangkan hal-hal bejat tersebut.
[Foto: Pose Maria ketika sedang berfantasi]
"Ohhhhhhh mmmmmm YESSSS BEnnnnnnnnn ahhhhhhh YEAHHHHHHH suckkkkk ittt babbyyyyy ISEPPP Kontolkuuuu SAYANGGGGGGG OHHHHHHH AHHHHHHHH"
Racauku saat bermasturbasi membayangkan Benny dan memuncratkan spermaku, tanda nafsuku yang terpuaskan. Spermaku tercurah begitu banyak dan berhamburan di lantai serta sprei bedku seperti biasa, dan aku menjilati serta menelan tiap tetes sperma yang ada dengan bahagia, membayangkan Benny yang dengan liar menelan habis seluruh spermaku seperti orang kecanduan. Aku benar-benar merasa seperti wanita yang nakal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mungkin Sudah Takdir
RomanceKehidupanku berubah menjadi sesuatu yang tak pernah kubayangkan sebelumnya.. Apakah karena bullyan fisik yang selalu kuterima karena aku seorang pria bertubuh kurus dan pendek? Atau, apakah aku berubah karena ciciku..? Aku dan Ciciku.. Penulis : Mic...