Bekasi, 20 September.
Di sinilah ia sekarang, menjalani hal yang sudah rutin ia kerjakan di dalam kehidupannya. Dan salah satunya adalah ini, menatap kosong adik perempuannya yang sedang tertidur di ranjang rumah sakit.
Itu tidak pernah membuatnya bosan. Setelah kejadian tabrakan mobil, kini lelaki tersebut harus menerima kenyataan bahwa adiknya adalah salah satu korban tabrakan.
Kreek
Terdengar suara pintu ruangan terbuka. Ia mengadah, mendapati wanita berumur sekitar 45 tahun yang masuk dengan senyum hangatnya, senyum yang tak pernah bosan untuk dipandang, walau tidak secara terang-terangan ia ungkapkan. Wanita tersebut memakai baju yang rapi seakan ingin pergi ke suatu tempat.
"Cris, ayok kita berangkat." Ibu itu lantas tersenyum lagi. "Kita berdoa supaya Raya cepet sembuh."
Cristiano Charles Alexander. Umat Kristen blasteran Spanyol yang kini berumur 17 tahun, lelaki remaja yang banyak diidami kaum hawa. Anak dari pengusaha kaya raya, bergelimang harta dan hidup bahagia sejak kecil. Namun kebahagiaan itu seakan harus ia relakan direnggut oleh waktu, semenjak ia harus menerima Raya, adiknya koma selama lima bulan dan tak kunjung sembuh.
Adakah yang pernah merasa bahwa Tuhan tidak adil? Atau Tuhan tak pernah mendengar doa kalian? Jika iya, silakan tuangkan segala kegundahan kalian kepada ahlinya, siapa lagi jika bukan kepada lelaki yang sedang terduduk dengan tatapan kosongnya saat ini. Setidaknya kehidupannya tidak lebih buruk dari ini.
Bolos kelas sudah menjadi santapannya sehari-hari. Sikapnya yang acuh seolah sudah mendarah daging ditubuhnya. Pertengkaran, perdebatan, perkelahian seolah tak bosan menyelimuti kehidupannya, seakan tak ada persinggahan lain selain dirinya. Tentu saja itu semua sebelum kehidupan kelamnya ini datang tanpa undangan.
Ibadah bolong-bolong? Itu sudah biasa, tak jarang anak zaman sekarang yang masih setengah-setengah dalam beribadah. Bahkan saat orang tuanya bertanya, sebagian dari mereka akan menjawab "udah kok, tadi." Padahal itu semua tak lebih dari sekedar kata-kata.
Beda cerita dengan Cristiano, lelaki yang akrab dipanggil Cris ini akan terang-terangan kepada orang sekitar jika ia sudah meninggalkan ibadah yang padahal hanya dilakukan seminggu sekali dalam agamanya.
"Maybe next time. Hari ini Cris ada perlu," jawabnya santai. Lebih tepatnya, suatu penolakan.
Raut wajah Tania berubah, ini bukan kali pertama. Sudah biasa ia mendapat penolakan dari Cris setiap ingin mengajaknya beribadah, tapi tetap saja. Anaknya itu tak pernah memedulikan soal ibadah. Dan mungkin, tak akan pernah lagi.
Buru-buru Tania menggelengkan kepala. "Nggak. Seenggaknya jangan lagi. It's sinful honey."
"Siapa bilang ninggalin ibadah dapet pahala?" Cris tersenyum manis, lebih terlihat senyum yang penuh kepedihan di mata Tania.
Lelaki itu berdiri dari tempat duduk, bersiap untuk pergi ke suatu tempat. Alih-alih ingin membuka pintu, lantas pintu tersebut sudah terbuka dengan sendirinya. Ralat, ada yang membukanya lebih dulu.
Seorang lelaki yang sebaya dengan Tania tengah berdiri di depan pintu. Itu Alexander, atau kerap dipanggil Alex, lelaki murni berdarah Spanyol. Suami Tania, Ayah dari Cris dan Raya.
![](https://img.wattpad.com/cover/241471620-288-k365687.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Diferencia (Proses Terbit)
Teen FictionFollow Instagram @ourplaceee_ Namanya, Cristiano Charles Alexander. Bermain basket di hari Minggu sudah seperti rutinitas bagi Cris. Namun, pagi itu, tidak seperti hari Minggu biasanya. Pertemuannya dengan seorang perempuan mengubah banyak hal dalam...