"BACK IS KEMBALI. DANGER IS BAHAYA!"
"PERGI BAWA OTAK, PULANG BAWA MEDALI. SIAPA LAGI KALO BUKAN PUTRA SONI WIJAYA!"
"ANJAY!!!! WUUUU!!" Para murid SMA Ravindra saat itu juga bertepuk tangan meriah menyambut kedatangan Putra dari gerbang, tepat setelah Davi meneriakkan pantunnya. Putra yang baru masuk itu tertawa. Sudah biasa ia mendapatkan perilaku seperti ini jika pulang olimpiade mendapat juara.
"Aihhh! Kinclong bener itu medali!" Salah satu murid SMA Ravindra bersahut.
"Yoi dong! Emas asli ya kan Put?" Davi mendekati Putra yang disusul oleh Cris dan Alfath.
"Iyalah. Kan tingkat nasional!!" heboh Alfath.
Cris saat itu juga merebut medali emas yang dipegang oleh Putra. "Ini mau ditarok sekolah ya? Makanya lu bawa." Ia terkekeh.
"Iya. Biasalah, mau dijadiin apresiasi sekolah." Putra tersenyum sabar mengingat banyak medali emas kejuaraan Matematika-nya yang tergantung di tempat para piala-piala kejuaraan dipamerkan.
"Hai kak Putra!! Selamat ya!"
Putra saat itu juga tersenyum lebar. "Makasi dedek cantik."
"Kak Putra, congrats! Yaaaa. Sukses terus."
"Makasiiiiii."
Para adik kelas saat itu juga dengan berani mendekati Putra dan mengucapkan selamat. Tentu saja itu dengan niat lain, seperti ingin melihat Cris dari dekat. Modus dikit-dikit gak pa-pa lah, kata mereka.
"Ssst Davi. Liat noh, menang banyak guaaa."
Davi menatapnya sinis. "Diucapin dede kelas bening aja seneng lu!"
Alfath tampak menahan muntahnya. Geli melihat interaksi Putra kepada adik kelas. Memang sih, sebenarnya mereka berempat punya sisi ketampanannya masing-masing. Perlu dijelaskan?
Alfath misalnya. Si ganteng berkulit putih dengan segala kedamaian yang ia bawa. Yang selalu berhasil membuat kaum hawa ngebet kawin. Belum lagi dengan kewibawaannya, caranya menghormati perempuan, caranya menyelesaikan masalah. Nilai plus lagi bagi kaum hawa, disaat Alfath sedang berada di fase barbar. Tak ada yang bisa menolak rambut berantakan, senyum manis, namun tetap berwibawa yang ada pada dirinya. Emang dasar dianya saja yang berkata "gak ada ikatan halal, selain pernikahan." Ya, sebuah kalimat yang selalu sukses menampar keras para kaum hawa.
Davi? Oh, jangan pandang dia sebelah mata. Walau narsis-nya bikin geleng kepala. Matanya yang cekatan, ditambah dengan rambutnya yang sedikit ikal, alis tipis dan bibirnya yang pink manis tak pernah gagal membuat para kaum hawa oleng dari Cris.
Atau... Putra? Si otak kalkulator itu? Wah, ini dia. Si Bacotnya kelas 12. Soulmate-nya Davi, setelah Cris temen cabut pastinya. Kalau ada Putra, si Davi suka gedeg banget sama sikapnya. Tapi kalo tak ada Putra, entah kenapa, sikap Astaghfirullah-nya Putra mendadak menempel ke Davi. Kalo kata Alfath sih "faktor gak ada Putra gini nih."
Oke kembali pada Putra. Lelaki tinggi berkulit putih yang moody banget! Sikapnya akan kelewat genit kalau saja tak ada Alfath (si cowok yang bakal paling cepet speak up kalo ada salah satu temannya berzina. Ya, zina jenis apa pun.) Bagi para kaum hawa yang minat dengan lelaki tampan yang bisa bikin ketawa? Putra jawabannya. (Bukan untuk pacaran ya!)
Tapi tetap saja, tidak bisa berbohong. Cris. Lelaki dengan alis sempurna, mata yang pas, senyum manis bersama lesung pipi. Ditambah proporsi wajah yang hampir sempurna. Lelaki blasteran Spanyol itu tampannya tetap teratas dimata para kaum hawa. Memang ya, zaman sekarang glow up itu diatas segalanya. Astaghfirullah... Miris sekali. Yang demikian itu jelas, TIDAK BISA DICONTOH.

KAMU SEDANG MEMBACA
Diferencia (Proses Terbit)
Novela JuvenilFollow Instagram @ourplaceee_ Namanya, Cristiano Charles Alexander. Bermain basket di hari Minggu sudah seperti rutinitas bagi Cris. Namun, pagi itu, tidak seperti hari Minggu biasanya. Pertemuannya dengan seorang perempuan mengubah banyak hal dalam...