"AAAAAAAAA!!!!"
"WOOOOO!!"
"CRIS!! CRIS!! CRIS!!"
"AYO ALFATH SEMANGAAAAT!!"
"SEMANGAT SEMANGAT!!! OSKAR PASTI MENANG!!"
Tim basket Oskar tampak mulai memasuki lapangan dengan damage yang selalu berhasil membuat para kaum hawa teriak-teriak histeris di kursi penonton. Para suporter SMA Ravindra tampak duduk di sebelah kiri, sedangkan suporter tim basket King. Ya, king. Begitulah tulisan yang tertera di poster. Suporter dari tim basket King tampak duduk di sebelah kanan, teriakan mereka pun tidak kalah kencang.
"KING! KING! KING!"
"KING BISA MEREBUT KEJUARAAN!!!"
"GALIH!!!"
"WALAU DI KANDANG ORANG, TETEP BISA MENANG!!"
"WOOOOO!!!"
Di sana, kedua tim basket ini tampak saling memandang satu sama lain walau tidak dengan waktu yang lama. Dari tatapan tajam yang saling beradu, ada rasa was-was di antara keduanya.
Ada yang sedang peregangan otot seraya memandang tajam tim basket Oskar, ada yang sedang berlari-lari kecil walau dengan kecepatan tinggi, ada juga yang hanya memandang tajam Oskar terang-terangan dengan tangan yang terlipat di dada.
Luar biasa, dua tim basket yang terkenal dengan kejuaraannya di kotanya masing-masing, kini di pertemukan di pertandingan yang sama.
Di sudut lain, ada dua orang gadis yang baru saja mendapatkan tempat duduknya walau harus berdesakan lebih dulu.
"Maryam Maryam!!! Itu Oskar!!"
Maryam tampak tersenyum lebar. "Bismillahirrahmanirrahim... Semoga tim basket kita menang ya, Fir." Ini bukan kali pertama Maryam menonton pertandingan basket. Tapi ini memang kali pertama ia menonton pertandingan basket secara-langsung.
Matanya menangkap sosok Cris yang berdiri sambil melipat tangannya di dada. Banyak sekali anak perempuan yang meneriakkan namanya dengan suara kencang. Good luck Cris! Ia tersenyum kecil.
Sementara Cris yang sudah melihat keberadaan Maryam sedari tadi di kursi penonton, sedang tersenyum puas. Akhirnya, penyemangat-nya datang.
"Loh, Kok Ilham..." Maryam tampak menyipitkan matanya ke arah Ilham yang duduk di kursi. Berbeda dengan Cris, Alfath, Davi, Putra, dan satu lelaki yang tidak Maryam kenali namanya.
"Oooh, kalo Ilham duduk di sana berarti dia pemain pengganti." Maryam tampak mengangguk mendengar penjelasan Fira.
Saat pandangan Ilham bertemu dengannya. Dengan sigap Maryam teriak. "Katanya mau nunjukin kalo kamu gak pernah kalah. Eh, taunya jadi pemain pengganti," canda Maryam yang sebenarnya tidak pasti apa Ilham mendengarnya di lapangan yang berisik ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diferencia (Proses Terbit)
Fiksi RemajaFollow Instagram @ourplaceee_ Namanya, Cristiano Charles Alexander. Bermain basket di hari Minggu sudah seperti rutinitas bagi Cris. Namun, pagi itu, tidak seperti hari Minggu biasanya. Pertemuannya dengan seorang perempuan mengubah banyak hal dalam...