"Kau gila Maddie!!" Seru Natasha berbisik tepat di telinga Maddie.
Gadis yang dipanggil Maddie itu tak menghiraukan dan melanjutkan aksinya.
"Maddie.... ini akan merugikan dirimu juga!" Bisik gadis disebelahnya khawatir.
"Natasha! Diamlah!" Ucap Maddie agak kasar, yang mampu membungkam mulut Natasha.
Maddie dengan sigap mengaduk minuman yang telah ia campur dengan sebuah obat. Setelah memastikan tidak ada sisa bubuk di dinding-dinding gelas, Maddie mengambil gelas itu dan membawanya ke hadapan seorang laki-laki yang sedang menyandarkan punggungnya ke meja bar.
"Kak..." panggil Maddie ragu.
"Thank you" ucap laki-laki itu setelah menerima minuman dari Maddie. Laki-laki itu mengusap rambut Maddie sejenak.
"Kak!" Panggil Maddie yang membuat laki-laki itu menghentikan aktivitasnya yang akan meminum-minuman itu.
"Ya?"
"Gak, bukan apa-apa kak" jawab Maddie dengan cengiran khasnya.
Laki-laki itu melanjutkan aktivitas yang tadinya ingin ia lakukan. Ia menegak minuman itu. Perlahan hingga tak tersisa.
"Thanks sekali lagi Mad!" Ucap laki-laki itu dengan senyuman, yang membuat Maddie merasa bersalah dan tidak enak. Maddie memaksakan seulas senyum.
Beberapa menit suasana hening diantara mereka berdua, tak ada yang mengobrol, mereka berdua sama-sama menikmati alunan music disco dan seruan-seruan anak-anak muda yang memenuhi night club yang berada di underground sebuah hotel terkenal.
"Maddie, aku pusing" ucap laki-laki itu yang mebuat Maddie segera mengalihkan pandangannya ke laki-laki itu.
"Mommy!!!" Terdengar suara nyaring memanggilnya yang membuat ia sadar dari lamunannya.
Ingatan itu lagi, awal dari segala, entah apa yang harus wanita ini sebut, apakah cocok bila ia bilang ini awal dari sebuah malapetaka dan kehancuran ataukah kebahagian baginya. Wanita ini tak tahu apa ia harus bahagia atau menyesal dengan perbuatan yang telah ia lakukan 10 tahun silam.
"Mommy! Mommy kenapa termenung? Apa yang mommy pikirkan?" Tanya seorang gadis kecil dari tempat tidurnya.
"Tidak ada Keysha sayang. Tidurlah! Ini sudah larut sayang" Ucap Maddie sambil mengusap kepala Keysha, malaikat kecilnya- yang menggunakan kupluk pink.
"Keysha tidak mau tidur sebelum daddy pulang! Daddy sudah berjanji kepada Keysha untuk membacakan dongeng ini" Ujar Keysha menuntut sambil mendekap sebuah buku cerita.
"Keysha kan sudah lancar membaca, kenapa harus minta daddy bacakan?" Tanya Maddie yang membuat Keysha mencebikkan bibirnya lucu.
"Tapi daddy sudah berjanji!" Keysha bersidekap.
"Bagaimana kalau mommy yang membacakannya?" Bujuk Maddie.
"Keysha maunya daddy, mommy! Bukannya Keysha tidak mau dengan mommy, tapi daddy jarang sekali membacakan Keysha dongeng, setidaknya sekali ini saja, apa itu tidak boleh mom?" Mata Keysha mulai berkaca-kaca.
Maddie merengkuh anaknya kedalam pelukan.
"Tidak Keysha, tentu saja boleh. Baiklah kita tunggu daddy hingga pulang, namun jika daddy belum pulang juga hingga pukul 10, Keysha harus tidur, mengerti sayang?" Maddie membuat perjanjian dengan Keysha.
"Terima kasih mom!" Keysha berkata dengan girangnya dan mempererat pelukkannya pada mommynya itu.
"You're welcome my princess. Apa Keysha mau minum susu sambil menunggu daddy?" Tawar Maddie yang disambut anggukan oleh Keysha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Happy Without Me
Teen FictionKebahagian itu sangatlah sederhana. Hidup bersama dengan orang yang kita cintai, kita sayangi, berbahagia bersama mereka sampai ajal datang menjemput. Dan untuk mendapatkan kebahagian itu, kita harus berusaha, terus bertahan walau semuanya terasa be...