[Kalyca]
Pernah dengar kalimat "Diet mulai besok"? Kadang aku suka berpikir kalau libur itu berteman baik dengan diet, karena kalimat "Libur mulai besok" sepertinya juga berlaku di kehidupanku, melihat pagi ini di hari sabtu aku masih harus bangun pagi padahal harusnya sama seperti diet yang ada cheating day bangun pagi juga harus ada cheating day nya.
Bahkan aku masih setengah sadar dan belum sepenuhnya mengambil na-
"Kalyca are you there?" Suara Bintang di telepon jelas mengganggu pikiranku yang masih memproses keadaan pagi in- "Sayang?"
Aku menghela napas, pandanganku masih kosong memandang ke depan entah kemana, "Iya Bintang, sebentar. Otak aku masih loading." yang di telepon malah tertawa kecil.
"Tube nya ada di samping sofa depan.. atau di samping meja makan, boleh tolong di anter ke sini?" Aku bangun dari tempat tidur, berjalan keluar kamar sambil mencari keberadaan barang yang bintang maksud.
"Found it." Kataku setelah mataku bertemu pandang dengan benda hitam panjang dengan garis merah sisi tutupnya.
"Thank god. Bisa tolong di anter ke sini? Materi meetingnya ada di situ." Aku mengangguk tanpa sadar Bintang juga ngga bisa lihat, "Sayang?"
"Iya, aku anter." Kataku sebelum akhirnya menguap.
"Masih loading?" Tanyanya sambil tertawa kecil, yang tidak lama berhenti, "Maaf ya, saya tadi buru-buru keluar sampe lupa hal yang paling penting."
"Nggak mau bilang nggak apa-apa tapi masih nggak punya tenaga buat protes juga." Lagi-lagi ia tertawa, "Tunggu ya, aku sikat gigi dulu."
"Hmm take your time, tapi jangan sampe 1 jam karena meetingnya keburu selesai." Kini giliran aku yang tersenyum.
"I'm hanging up." Kataku yang di balas gumaman dari Bintang.
Begitulah kira-kira sejarah bagaimana hingga akhirnya aku bisa duduk di lobby kantor Bintang, masih dengan piyama unicorn favorit ku sambil membawa si hitam punya Bintang.
Panjang umur, karena yang di bicarakan akhirnya muncul dari lift yang baru terbuka, berlari sambil tersenyum tanpa dosa.
"Sayang." Katanya sesaat setelah berdiri tepat di depanku.
"Maksudnya aku apa dia nih?" Kataku sambil memberikan si hitam pada lelaki yang sudah terkekeh pelan.
"Dia.." Jawabnya sambil memeluk tubenya, "setelah kamu yang masih nomor satu." Lanjutnya lalu memelukku yang mulai cemberut karena memang dia lebih sayang si hitam dan isinya di banding aku. Terbukti dengan lebih banyaknya waktu yang ia habiskan dengan mereka di rumah dibadingkan aku.
"Nggak usah peluk-peluk." Protesku, tapi nggak berusaha untuk melepaskan pelukannya, justru malah sebaliknya. Membuat Bintang terkekeh lagi.
"Makasih ya. Habis ini tidur lagi, ok?"
"Nggak ok, aku udah nggak ngantuk sekarang laper."
Bintang melepas pelukannya, masih tersenyum lebar lalu memegang pipiku, "Do treat yourself a McDonald's after this, ok." katanya yang ku balas anggukan, "That's my girl." ia mencubit pipiku pelan sebelum melihat jam tangannya.
"I must go. Let's talk when I get home, ok." Aku mengangguk, melepaskan Bintang sepenuhnya sebelum dia mendekat lagi.
"No kisses, ini kantor." Kataku sambil mendorongnya pelan.
"Ah.. right." Dengan begitu dia melambai dan berlari kecil ke arah ia datang.
Menghela napas, aku berbalik untuk berjalan keluar dari gedung. As cliché as it may sounds, tapi belum keluar gedung saja aku sudah di buat ingat dengan sesuatu yang sempat terlupakan sebelum aku kesini.
Matanya melihat dari ujung kaki hingga akhirnya bertemu pandang dengan mataku. "Good... morning?" Katanya sambil menarik salah satu ujung bibirnya ke atas, membuatku memutar bola mataku sesaat.
"Yeah, morning." Kataku, namun yang di ajak bicara masih diam sambil memandangiku terus, "Take a picture, it lasts longer." Kataku sarkas, membuatnya tertawa.
"Dari luar udah siap-siap mau marah-marah nih, liat karyawan ke kantor pake piyama. Untung belum sempet marahnya." Jelasnya masih sambil tersenyum, "Dipikir tuan putri kali ke kantor pake piyama, eh, ternyata tuan putri beneran."
"Oh please, too early for this." Gumamku sambil memutar bola mata. "Nggak mau ganggu orang sibuk, aku pulang yaa." Kataku sambil berusaha tersenyum lalu mencoba jalan melewatinya.
"Udah sarapan?" Tanyanya sebelum aku berhasil kabur, aku hanya diam, mengangkat kedua alisku, "aku juga belum. Gimana kalo sarapa bareng?"
"Aku nggak bilang aku belum makan." Kataku cepat.
"Jadi, udah makan?" Aku diam lagi, mau bohong tapi kok rasanya nggak bisa. Yang bertanya terkekeh, "Tunggu di sini, aku lagi pesen bubur ayam di depan, aku pesenin lagi satu ya." Katanya sambil berlari ke jalan masuk sebelum aku menjawab pertanyaannya.
"Why am I craving McD so bad all of a sudden." gumamku, yang tidak lama melihat Gibran berlari kembali ke arahku. Masih sambil tersenyum seolah tahu kalau aku nggak akan pulang meninggalkannya sendiri setelah dia pesan 2 mangkuk bubur ayam pagi ini.
This is going to be a long morning..
-
sit tight the drama is about to begin.
after a long time.
hi.
again.
sorry.
<3
KAMU SEDANG MEMBACA
b'shert [KTH]
Romancereferring to the seeking of a person who will compliment you or whom you will compliment perfectly. Another chapters about love and struggle. Book 2.