Chapter 9

3.6K 422 23
                                    

Arthit tak terkejut melihat Kongpop sedang duduk santai sambil minum kopi menunggunya. Yang membuat terkejut adalah A-Xian membawa pulang seorang anak dan itu anak human beast. Oohh.. masalah besar akan datang!

"Anak siapa ini?" Arthit menunjuk kepada anak kecil itu, anak kecil itu menjadi garang dan mengeluarkan cakarnya.

Sebelum anak kecil itu menyerang mengenai Arrhit, Kongpop sudah memblokirnya dengan dinding kayu. Anak kecil itu marah, selain keluarganya tak ada yang menentangnya. Dengan kekuatannya, ia menaikkan tempat Arthit berdiri dari bawah lantai, naik dan naik hingga hampir mengenai langit-langit rumah.

Kongpop melompat dan meraih Arthit, memeluknya dan mengamankannya. Ketika Kongpop ingin melawan serius, A-Xian yang baru kembali ke ruang tamu berteriak.

"Si Zhui!"

Mendengar suara A-Xian, Si Zhui menjadi tenang dan berlagak seperti anak polos dan manis. A-Xian hanya memperingati Si Zhui, untungnya Si Zhui menjadi tenang, jika tidak, A-Xian juga tak bisa menghentikannya.

Melihat Si Zhui menjadi tenang, Arthit merasa lega, dengan canggung melepaskan pelukan Kongpop.

"A-Xian, anak siapa ini?" Tanya Arthit, ia mendapatkan firasat bahwa anak ini akan membawa masalah besar ke rumah ini.

A-Xian menceritakan kejadian pertemuan dengan Si Zhui, Kongpop berkata bahwa Si Zhui bukan anak biasa, seorang anak human beast yang bisa memanipulasi elemen, bukan anak dari kalangan rakyat biasa.

"Aku akan menghubungi papa dan memberitahunya." Kongpop mengetik pesan singkat dan jelas ke papanya. Mencari tahu siapa keluarga Si Zhui.

Si Zhui menatap Arthit lalu ke Kongpop lalu ke Arthit, ke A-Xian lalu ke Kongpop. Diperhatikan seperti itu membuat Arthit resah. Si Zhui mendekati Kongpop dan berkata dengan suara renyahnya.

"Kakak, ini pasangan kakak?"

Arthit cukup terkejut dengan pertanyaan yang tak terduga, berbeda Kongpop yang menjawab santai.

"Benar, dia pasanganku."

Si Zhui memberikan tatapan meremehkan lalu berbalik ke sisi A-Xian.

Apa-apaan anak sialan itu!! Geram Arthit ( tapi dalam hati 🤭🤭).

"Ayahku akan memberikan kabar secepatnya mengenai Si Zhui." A-Xian mengangguk mengerti. Lalu Kongpop berbalik menatap Arthit. Arthit yang di tatap menjadi canggung.

"Kita bicara di luar?" Tanya Arthit. Kongpop mengeleng tak setuju. "Lalu?"

"Di kamarmu saja."

Arthit kaget lalu malu. Menolak Kongpop pun tak enak. Status mereka adalah tunangan, wajar jika mengunjungi kamar pasangan.

Arthit berjalan melewati tatapan genit A-Xian yang mengejeknya. Kongpop mengikuti dari belakang.
Arthit membuka pintu kamar "Masuklah."

"Hm.."

Ini pertama kalinya Kongpop berkunjung ke kamar Arthit, meski sudah tunangan dari dulu tapi Arthit selalu menolak, menjaga jarak dengannya. Rasa penasaran seperti apa kehidupan pribadi pasangannya, Kongpop mengedarkan mata ke sekeliling kamar Arthit.

Arthit menjadi gelisah Kongpop meneliti kamarnya dan berkata canggung, "Maaf, berantakan."

Kongpop menghentikan pandangannya lalu tersenyum kepada Arthit. "Tak apa. Kau bisa belajar."

Siapa yang tak tahu Kongpop pecinta kebersihan, mengubah seseorang dari bersih ke kotor itu mudah tapi dari kotor ke bersih itu susah, membutuhkan niat yang kuat. Tapi Arthit tak ada niat seperti itu, hanya mengangguk asal.

Kongpop berjalan dan duduk di kasur Arthit, kemudian mengundang Arthit duduk di sebelahnya. Arthit dengan patuh duduk di samping Kongpop, dan tetap menjaga jarak.

Kongpop menaikkan satu alisnya penuh tanda tanya. "Mendekatlah.. apa aku segitu menyeramkan?"

Arthit buru-buru menggeser tubuhnya mendekat. Kongpop mendekati wajah Arthit, dengan gugup Arthit menahan Kongpop.

"A-A-Apa yang kau lakukan?"

"Menciummu."

Arthit segera memalingkan wajahnya menjauh, panas rasanya. "Kau malu?" Tanya Kongpop.

Arthit mengeleng.

"Lalu?"

Kongpop menunggu jawaban Arthit dengan sabar.

"Aku.. aku.. tak siap Kong." Arthit mencontek jawaban yang biasa pemeran wanita katakan seperti di drama-drama TV. Dan biasanya pemeran pria akan mengalah.

Kongpop mengangguk lalu kembali ke posisi awal. Melihat Kongpop diam, Arthit berkata cemas.

"B-Bukan aku tak mau. Tapi aku belum siap. I-Ini mendadak Kong. D-Dan..." Arrhit berpikir kerasa mencari 1001 alasan.  "Aku tak ingin hamil dulu.. aku masih ingin sekolah."

Kongpop masih diam.

Arthit meraih sedikit baju Kongpop, berkata sambil menunduk. "Kita akan melakukannya setelah kau lulus training. Beri aku waktu menyiapkan hatiku. B-Bagaimana Kong?"

Kongpop merasa lucu melihat Arthit malu, menunduk dan tangannya sedikit gemetar. Tanpa bantahan, Kongpop menyetujui permintaan Arthit. Meski negara ingin mereka menghasilkan anak secepat mungkin, tapi Kongpop juga harus memperhatikan kondisi hati Arthit.

"Kau janji?"

Arthit mengangguk pelan.
Kongpop memeluknya, menghirup aroma Arthit, wangi rumput segar pagi hari membuatnya tenang.

"Baiklah, jangan takut. Kita akan melakukannya ketika kau siap. "

Arthit mendongak menatap Kongpop dengan mata lucunya. "Sungguh?"

"Tentu."

Aku tak akan pernah siap - taktik Arthit dalam hati.

"Lalu, apa yang kita lakukan sekarang?" Tanya Arthit sudah bisa bernafas lega.

"Aku ingin memelukmu sambil tidur."

Arthit : $&%*$*#==

19 September 2020

17. THE MOWU'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang