4 | Asking

2.1K 322 19
                                    

Hinata membubuhkan lipstick coral red favoritnya sambil menatap cermin, ia duduk di depan meja rias sambil merapikan penampilan.

TOK TOK

Ketukan di pintu kamar, mengagetkanya, ia menoleh cepat ke arah pintu.

"Ehm, sudah cantik." Toneri bersandar di pintu sambil menatap Hinata.

Hinata tersenyum tipis sambil merapikan make up di atas meja. "Ayo berangkat." Ia bangkit berdiri dan mengambil tas tanganya di tepi ranjang.

Toneri merangkul pinggul Hinata dengan begitu mesra. "sudah siap untuk hari ini?"

"Tentu saja."

.

Hinata duduk di mobil sambil memasang seatbeltnya, ia menatap langit yang cukup mendung hari ini. "sepertinya akan turun hujan."

"Kurasa begitu." Gumam Toneri seraya duduk di samping Hinata. "ke mansion." ujar Toneri pada supir pribadinya.

"Baik, Toneri-sama."

Hinata menoleh ke arah pria itu "jadi kita akan ke mansion?" Sejak kemarin, pria itu tidak memberitahunya soal rencana kencan malam ini.

Toneri mengedikan bahu "lihat saja nanti." Ia sudah menyiapkan beberapa kejutan kecil untuk Hinata.

.
.

Pintu besar itu terbuka, seorang kepala pelayan menyambut mereka di depan pintu. "selamat datang Hinata-sama." sapa sang kepala pelayan dengan begitu sopan.

"Terima kasih." Hinata menyahut seraya melangkah masuk.

Baru beberapa langkah masuk, seorang pelayan memberikan sebuket lavendel berukuran besar pada Hinata. Dengan tangan kualahan ia menerima buket besar itu dan menatap Toneri dengan heran.

"Selamat atas kesuksesan pertunjukanmu semalam." Ucap Toneri seraya tersenyum tipis.

Hinata terenyuh, bagaimana pria dingin seperti Toneri bisa begitu romantis seperti ini?

"Ayo naik keatas." Toneri kembali merangkul pinggul Hinata dan membawanya naik ke rooftop.

Hinata membelalakan bola matanya, perempuan itu bergeming menatap apa yang ada di hadapannya.

Di balkon lantai tiga mansion Otsutsuki terdapat sebuah meja panjang dilipasi taplak berwarna gading, di atas meja tersaji berbagai sajian yang menggugah selera serta, tak luput sebuah lilin sebagai penerang, temaram namun nampak amat indah. Kepala Hinata berdenyut, seakan tak percaya Toneri menyiapkan semua ini untuk dirinya. Jamuan makan malam yang mewah, Hinata merasakan dirinya dijamu dengan begitu terhormat dan istimewa layaknya seorang putri di sebuah kerajaan.

"Apa kau yang menyiapkan semua ini?"

Toneri menggelengkan kepala. "Aku merencanakannya, dan Tayuya yang menyiapkan."

Hinata mengangguk paham. Tayuya adalah seorang kepala pelayan di mansion megah milik klan Otsutsuki.

"Ayo," Toneri menggandeng lengan Hinata, membawa gadis itu ke sebuah kursi kayu yang nampak begitu klasik dan menggiring Hinata untuk duduk di atasnya. "Kau membuatku amat jatuh cinta." Ujar Toneri saat Hinata telah duduk di atas kursi.

Pria itu berjalan menuju kursi yang berseberangan dengan Hinata. Duduk dengan tenang sambil menatap kekasihnya lekat-lekat, sebuah senyuman kembali tersimpul di bibir Toneri. "Kau mengagumkan Hinata."

Hinata tersipu malu saat mendengar pujian yang Toneri lontarkan. "Terima kasih." Ucap Hinata.

Toneri mengangkat sebelah tangannya, lalu dengan cekatan para pelayan mendekat pada Hinata dan Toneri. Menuangkan sampanye pada gelas keduanya dan mulai menyajikan menu yang tersedia ke masing-masing piring Toneri dan Hinata.

To My World [Published]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang