Chapter 07: Masalah Panggilan Baru

869 153 40
                                    

"Mak! Demi apa sih!"

Shinobu berteriak frustasi dalam batin saat Mitsuri kembali menjambak rambutnya. Iya tau sih, kobam. Tapi gak segininya juga lah. 

"Lepasin, monyet!" ujar Shinobu meronta-ronta.

"Obanai ngechat gue, anjir!!! Dia ngechat gue duluan!!!"

"Oh jadi beneran lo suka sama dia!?"

Mitsuri kicep seketika. Shinobu pun berhasil lepas dan kini ia menatap sinis pada Mitsuri. Lihat, cewek itu sekarang wajahnya memerah. Dan mendadak kalem begini.

"Serius lo?" ujar Shinobu, lagi.

"Kenapa sih? Emang salah?" sahut Mitsuri defensif.

"Ya enggak sih," Shinobu mulai urung. "Tapi aneh aja, gila. Apa yang lo liat dari pawang reptil?"

"Mulut lo pawang reptil," cibir Mitsuri, kemudian berpikir.

Apa ya, yang bikin dia suka Obanai? Mitsuri mengenyit, semakin berpikir mendalam. Otaknya terus berusaha mengingat, sampai akhirnya Mitsuri mendapatkan jawaban. "Emang suka sama orang harus ada alasannya, ya?"

"Hah?" Shinobu yang sedang merapikan rambutnya pun berhenti dan ikut mengernyit. "Emang gak ada alasannya?"

"Apa ya, alasannya?" Mitsuri kembali berpikir. "Nggak tau, lupa."

Raut wajah Shinobu seketika berubah datar. Shinobu beranjak bangkit dari kasur Mitsuri dan keluar dari kamar. "Sembuh dulu gilanya, nanti baru ngomong sama gue."

"Shinnn!!!"


- ⚘ - 


Obanai sampai di depan rumah Mitsuri saat jam di tangan menunjukan pukul 7 kurang 30 menit. Jujur, Obanai nggak pernah berangkat sepagi ini. Toh, rumahnya tidak terlalu jauh dari sekolah. Tapi sekarang ini dia akan berangkat bersama Mitsuri. Jelas nggak enak kalau jemput orang tapi berangkatnya siang.

Obanai merunduk pada ponselnya, berkali-kali juga ia melirik kembali pada pintu rumah Mitsuri. Sampai akhirnya cewek itu keluar dengan seragam putih abu-abu lengkap, wajahnya agak muram.

"Sorry, agak lama ya?" canggung Obanai.

"Enggak." jawab Mitsuri singkat.

Obanai meneguk ludah, semakin merasa tidak enak. Biasanya sih kalo cewek bilang enggak, berarti iya. Kalo bilang iya, berarti enggak. Kalo bilang gapapa, pasti ada apa-apa. Hadeh.

Obanai melirik dan mendapati Mitsuri kesulitan mengancingkan kaitan helmnya. 

"Sini,"

Mitsuri tersentak kecil saat Obanai menariknya maju. Cowok itu meraih kaitan helm Mitsuri dan mengancingkannya. Sempat kesulitan, Obanai mengernyit dan mendekatkan wajahnya untuk mencari celah kaitan yang sulit diraba.

Mitsuri hanya bisa menahan napas. Beberapa kali bersenggolan dengan jari Obanai membuat Mitsuri menyerah. Ia sedikit mendongak, memberi kemudahan untuk Obanai.

Tapi emang harus gini ya? Oh iya, kan ga mungkin dilepas.

Lihat dwi netra Obanai yang berbeda itu. Bulu mata botaknya, oh tidak, tatapan serius. Sorot mata yang jatuh. Ganteng sih, tapi agak aura sad boy gitu. Padahal Obanai berbeda dengan Giyuu si anak olim.

That Boy | Obamitsu✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang