FINALLY WE MEET AGAIN❤️
Apa kabar nih semuanya? Aku harap baik-baik aja ya. Seneng banget rasanya bisa ketemu kalian lagi lewat seri Half Blood generasi kedua yang sangat menantang buat aku pribadi. Aku harap cerita ini tidak mengecewakan dan bisa menjadi healing baik buat kalian maupun buat aku pribadi.
It's my first time excited about my own birthday cause I miss you guys a lot 😭😭😭 Usually I don't even care cause no one remembered except my family and really really close friends :')
Btw udah liat spoiler di story IG-ku belum? Ada yang bisa nebak itu siapa?
Happy reading!^^
~°~°~
Namaku Joshua.
Anak kedua dari keturunan dewa paling legendaris—aneh—(Y/n) dan Vernon. Ibuku merupakan seorang Half Blood yang saat ini menjalani hidup keduanya. Nenekku seorang Dewi Cinta tapi kisah cinta ibuku tak semulus jalan raya yang baru diaspal—satu-satunya yang masih kupertanyakan hingga sekarang. Ayahku adalah seorang darah murni, anak pertama dari Aiden dan Idara. Ayahku sama seperti air, tenang … tapi ketika mencapai batasannya sangat mengerikan—itulah mengapa aku tidak pernah mau mengusiknya.
Kakakku bernama Selena. Seorang wanita berusia dua puluh tahun, memiliki rambut cokelat terang sepunggung, dan bibir merah alami. Ia adalah seorang darah murni pengendali air dengan kemampuan khusus membaca pikiran. Jika kau memiliki darah manusia, jangan coba-coba mengajaknya ribut kerena ia bisa membeberkan segala hal yang ada di pikiranmu. Dia sangat hebat dalam memasak. Aku suka sekali pie cokelat buatannya. Dia wanita yang manis dan hangat, seperti hadiah valentine, tapi percayalah dia agak gila. Dia pernah memintaku membekukan halaman mansion supaya ia bisa membuat perosotan raksasa dan berselancar.
Adikku bernama Aisley. Anak perempuan berusia tiga tahun, memiliki rambut pendek berwarna hitam, dan darah murni pengendali waktu. Keturunan dewa tidak akan terpengaruh, memang. Tapi ia pernah mengejutkan seluruh anggota keluarga karena berhasil menghentikan waktu saat ia hampir tertimpa rak piring. Membuat rak itu membeku dengan posisi miring dan barang-barang siap tumpah. Tidak ada yang tahu apa kemampuan khususnya karena ia masih belajar menyusun kalimat utuh.
Ohh, tentu aku tak kan melupakan diriku sendiri. Aku masih lima belas tahun. Kelebihanku adalah aku sepantar dengan Selena. Kekuranganku adalah aku sudah melawan ramalan sejak lahir—cukup mengerikan karena ramalan seharusnya dipecahkan bukan dilawan. Ayah bilang jarak usiaku dengan Selena harusnya jauh. Dewa Oracle telah memberi tahunya bahwa aku akan lahir lima tahun sebelum Aisley yang artinya usiaku saat ini harusnya delapan tahun. Tapi, kenyataannya aku lahir tujuh tahun lebih awal dari yang ramalan katakan. Ayah dan ibu bilang aku tidak perlu khawatir, tapi aku tahu mereka lima kali lebih khawatir daripada aku.
“Josh, makananmu tidak akan masuk sendiri ke dalam mulut.”
Aku mengerjapkan mata dan mendongak untuk mendapati ayah melirik mangkuk serealku. “Ohh … iya,” ucapku kemudian mulai makan. Namun, kegiatanku terhenti ketika mencium wangi roti panggang dengan isian cokelat.
“Makanlah setelah serealmu habis,” ucap Ibu seraya menaruh sepiring roti di tengah-tengah meja. Aisley yang berada di gendongannya bertepuk tangan dengan riang ketika melihatku. Ia mencoba kabur dari gendongan ibu, tapi ibu tidak membiarkannya. “Jangan sekarang, Sayang. Joshua sedang makan.”
“Shua! Shua!” Aisley mengulurkan tangannya padaku. Aku terkekeh geli dan menggelengkan kepala. “Nanti ya?” ucapku.
Aisley memberengut tetapi ia duduk manis di pangkuan ibu. Tangan mungilnya meraih roti panggang dan memakannya dengan kesal. Membuat selai cokelat mengotori tangan dan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Birth of The New Hero (The Broken Prophecy) [Seventeen Imagine Series]
FantasyHai, aku Joshua. Kalau kalian datang untuk menemui seorang Half Blood yang keren karena orang tuanya merupakan keturunan dewa paling legendaris dan terkenal di seantero negeri tolong urungkan niatmu. Jangan berekspektasi terlalu jauh karena nyatanya...