10

338 90 27
                                    

Kalian kalau rajin-rajin komen kaya kemarin bikin galau deh pengen update terus jadinya padahal skripsiku butuh disentuh juga :')

Maaf ya lama dari update kemarin karena aku memang butuh waktu lebih lama untuk nulis cerita yang ini (soalnya sudut pandang cowok jadi aku perlu agak menyesuaikan tiap mau nulis). Selain itu aku juga lagi skripsi dan sebentar lagi ada seminar usulan penelitian. Mohon doanya ya temen-temen❤️

TW//agak gore

Karena di sini bercerita tentang melawan monster, pertarungannya beda ya sama seri Half Blood. Bisa dibilang sedikit lebih ekstrim, tapi gak gore banget juga karena aku gak berani woy 😭😭😭

Bagi temen-temen yang gak kuat bagian mendekati akhir bisa agak di-scroll. Tapi bagian akhirnya baca ya hehehe


Happy reading!^^



~°~°~



Pernahkah kalian mendaki sebuah gunung?

Jalannya terjal. Sangat miring, namun tidak mulus. Ada banyak bebatuan, akar pohon, dan ranting-ranting patah yang menghambat perjalanan.

Lalu apa hubungannya denganmu, Joshua?!


Sabar .... Sabar.

Kunci menghadapiku adalah sabar.

Sekarang bayangkan sebuah gunung. Sangat tinggi, sangat besar. Lebat, kan, dengan dedaunan yang menempel di pohon? Bayangkan saja semua daunnya berwarna hitam. Nah itulah yang kurang lebih sekarang kulihat.

Sesosok makhluk merangkak keluar dari lubang hitam. Awalnya terlihat seperti miniatur gunung sebesar istana. Aku tidak tahu bentuk kepalanya seperti apa. Namun rambut-rambut hitam di bagian kepalanya membentuk segitiga terjal, namun tidak rata karena ada benjolan-benjolan seperti bisul raksasa di sekitarnya.

Kupikir begitu saja. Aku sudah siap menertawakan bentuknya yang aneh. Monster apa yang terlihat seperti gunung begitu? Namun itu baru awal saja. Dalam lima menit yang mencengangkan makhluk itu semakin jelas bentuknya.

Tubuhnya seperti Yeti. Tinggi dan besar. Warnanya hitam. Tangannya berbulu seperti gorila. Di tempat yang seharusnya terdapat kaki, lahar panas menetes-netes. Api berkobar di sekeliling kakinya. Menjilat-jilat ke udara. Tak sampai di situ, kengerian juga muncul karena asap hitam berkumpul di sekeliling si makhluk. Diamnya saja sudah berhasil membuat tubuhku bergetar hebat. Aku bisa merasakan kekuatannya yang mahadahsyat. Sangat berbeda dengan si tikus-kadal yang tiba-tiba saja terasa remeh.

"Tidak mungkin ...." Paman Wonwoo, masih dengan mata membelalak, beranjak. "Kau tidak mungkin bebas! Ayahku sudah mengurungmu lagi!"

Perutku teraduk-aduk ketika suara tawa berat menggelegar. Makhluk itu menyentuh perutnya. Meyakinkanku bahwa ia memang tertawa.

Tapi, kan, dia monster dunia bawah. Mereka tidak punya akal ataupun bicara.

"Dia bisa tertawa?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Woozi.

Aku menoleh. Mendapati lelaki bersurai merah muda itu menatap makhluk di depan kami kagum bercampur ngeri.

"Ya, anak muda, aku juga bisa bicara."

Birth of The New Hero (The Broken Prophecy) [Seventeen Imagine Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang