Hey yo what's up!
Kembali lagi dengan jodoh Jun yang akan membawakan cerita berdebu ini. Semoga kalian masih semangat dan sabar menunggu 🥲
Merasa familiar dengan gambarnya? Wkwkwk (cr. pinterest)
Happy reading!^^
~°~°~
Aku sudah siap menghadapi takdirku di dalam jurang kegelapan. Namun Dewi Keberuntungan masih berpihak padaku.
Sebuah kilatan putih mengelilingi tubuhku dan Woozi sebelum benar-benar terjun. Aliran listrik berkedip-kedip pada kilatan yang membentuk bola itu.
Mark mencoba menarik kami keluar. Lubang hitam menolak, menyedot kami ke arah yang berlawanan. Samar-samar aku bisa melihat Mark memegang sebuah tali yang terbuat dari kilat. Berusaha mempertahankan kami.
"J—Joshua ...."
Aku menolehkan kepala ke samping. Kulihat Woozi bersandar pada dinding bola. Satu tangannya memegang dinding, sedang satunya masih bergenggaman denganku. Wajahnya pucat pasi. Matanya tampak bergetar.
"A—aku sungguhan cucunya Aron ya?" tanyanya kemudian menelan ludah.
Aku mengerti mengapa fakta itu sangat sulit ia cerna. Pertama memang kabar yang mengejutkan. Paman Mingyu sangat berbeda dari Aron, meskipun ketika kupikir-pikir lagi ada kesamaan ketika mereka tengah serius. Kalau saja Paman Wonwoo mengatakannya tidak dalam keadaan seperti ini aku juga tak kan percaya. Kedua menjadi cucu Aron adalah suatu kehormatan yang besar. Bayangkan saja menjadi cucu dari penguasa salah satu lapisan dunia. Kau bisa menyombongkan diri pada semua orang. Tidak akan ada yang berani macam-macam padamu.
MASALAHNYA SEKARANG SEDANG ADA KONFLIK BESAR-BESARAN!
Ohh, maaf agak keras, barusan bola ini berguncang jadi aku terkejut.
Kembali lagi, Aron tengah bertengkar dengan penguasa lapisan dunia lainnya, yaitu Almer. Saat ini portal pembatas dua dunia itu jebol dan sebagai pemilik darah Aron, Almer berniat menjadikanmu tumbal dengan menerjunkanmu ke dunianya yang mengerikan.
Kalau aku sih mending tidak jadi siapa-siapa.
"Kau hebat, Woozi," ucapku sambil menepuk tangannya. "Kau akan baik-baik saja."
"Maksudmu kita akan baik-baik saja?" ralatnya.
Masalahnya aku tidak yakin aku akan baik-baik saja. Aku tidak bisa berhenti membayangkan kata-kata Mark soal aku yang terjun ke dalam lubang kegelapan.
Pasti ini maksudnya.
"Joshua!"
Aku mendongak ketika mendengar seseorang meneriaki namaku. Paman Wonwoo berdiri di bibir jurang. Kedua tangannya terangkat, seolah berusaha mempertahankan sesuatu.
"Portal ini tidak mau mendengarku!" serunya. "Mereka akan menutup dalam beberapa detik! Mark juga kelihatannya tak kan sanggup bertahan!"
Aku mengerti maksudnya.
Aku harus memutuskan.
"Woozi," panggilku sambil menatap sosoknya yang bergetar, "kalau kau selamat berjanjilah padaku bahwa kau akan menemui ibuku dan bilang padanya aku pasti kembali dengan selamat. Kemudian ketika keadaan sedikit membaik, carilah aku bersama Paman Wonwoo."
"A—apa maksudmu?" tanya Woozi sambil menggelengkan kepala. "Kau tidak berniat untuk ...."
"Sayangnya iya, Sobat," sahutku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Birth of The New Hero (The Broken Prophecy) [Seventeen Imagine Series]
FantasyHai, aku Joshua. Kalau kalian datang untuk menemui seorang Half Blood yang keren karena orang tuanya merupakan keturunan dewa paling legendaris dan terkenal di seantero negeri tolong urungkan niatmu. Jangan berekspektasi terlalu jauh karena nyatanya...