CAMP

101 52 4
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم







Siswa-siswa Bina dharma  sudah berdatangan ke sekolah. Semua masuk ke dalam bus untuk pemberangkatan ke tempat yang di tentukan. Selama di perjalanan Suasana tampak mengasyikkan, Dimas yang saat itu membawa gitar bernyanyi bersama semua siswa, mereka begitu tampak bahagia di masa-masa akhir kebersamaan mereka.

Untungnya Nara dan temannya tidak satu bus dengan gengnya Aurel, jadi mereka bisa mendapatkan ketenangan. Tidak terbayang jika harus bergabung dengan Aurel.

Perjalanan cukup jauh dan melelahkan, tetapi terbayarkan oleh kehangatan dan kebersamaan, apalagi Dimas yang selalu memberi candaan.
Dia membawakan lagu fiersa besari yang berjudul garis terdepan diikuti oleh siswa lainnya.

"Ku mendabakanmu....
Mendabakanku....
Bila kau butuh telinga tuk mendengar
raga tuk berlindung
bahu tuk bersandar
Pasti kau temukan aku di garis terdepan...
Bertepuk dengan sebelah tangan..."

Jihan yang melihat Dimas menyanyikan lagu itu  terkekeh, karena memang beberapa hari lalu Dimas selalu menghubunginya semenjak bertemu di warung bi anah, Dimas sering sekali ngechhat Jihan kalo kata anak zaman sekarang bisa dikatakan sebagai bentuk pdkt hehe

Rafael tidak banyak bicara dia hanya mendengarkan Dimas dan teman-teman lainnya. Sesekali melihat ke arah Innara untuk memastikan dia sedang apa .
Tak terasa bus pun berhenti menandakan telah sampai di tempat tujuan.

Semua siswa turun berhamburan merasakan suasana tempat yang sangat sejuk itu. Langsung saja siswa lelaki segera membantu para fasilitator untuk mendesain tempat yang akan digunakan untuk kegiatan Camp. ada yang menyiapkan panggung, ada juga yang mendirikan tenda untuk tidur malam.

Acara ini hanya khusus untuk bersenang-senang saja. Jadi tidak ada yang namanya penjelajahan yang biasanya di lakukan ketika camp.

"Ra.. anter gue yu udah kebelet nih mau pipis" ujar Jihan dengan badan nya yang tak bisa diam

"Ayo, tapi kita tanyakan dulu dimana toilet nya" sambung Nara

Nara pergi menemui guru pendamping nya ia menanyakan dimana letak toilet nya, setelah mengetahui dia langsung menghampiri lagi Kiran

"Jihan, kamu tunggu disini ya" ucap Nara pada Jihan

Jihan mengangguk "oke"

Nara dan Karin berjalan menuju toilet. Jihan yang sedang duduk di bawah pohon besar kaget ketika seseorang menepuk pundaknya dari belakang, dia langsung menoleh nya.

Dan ternyata......... DIMAS iya DIMAS

"Sendiri aja nih" ujar Dimas mengawali dengan bertanya

"Hmmm" jawab Jihan  singkat

"Kemana Nara dan Karin" Dimas sekali lagi bertanya

"Mereka lagi ke toilet"

Dimas mengangguk "ohhh"

Tiba-tiba angin berhembus kencang, menerbangkan beberapa debu tanah yang sudah lama kering karena tak ada hujan. Debu itu masuk ke dalam mata Jihan, dia menggesek-gesek kan matanya kesakitan. Dimas melihat Jihan yang sedang kelilipan kemudian memegang kepala Jihan, lalu meniupi mata Jihan.

In the Land of GranadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang