بسم الله الرحمن الرحيم
Sebuah motor ninja besar berwarna merah sudah terparkir di depan gerbang rumah Innara. Dimana sang pemiliknya sedang berdiri disebelah ninja nya itu sambil memainkan ponselnya berusaha menghubungi sang pemilik rumah agar segera ke luar."Duhh.. mana lagi si Innara lama banget" ucapnya pada dirinya sendiri
Rafael
"Ra, aku udah di depan nih kamu cepetan keluar"
06:45
Tring...Innara kaget melihat pesan dari Rafael, pagi-pagi sekali Rafael menjemput Innara. Langsung saja Innara bergegas keluar dari kamarnya tanpa membalas pesan dari Rafael. Untungnya mamahnya sedang mengantarkan kak Helisa dan cucunya ke rumah mereka, sedangakan papahnya seperti biasa pergi ke kantor.
"Fel, Apa gak kepagian?" Ucap Nara ketika sudah berada di depan Rafael
"Gpp Ra, lagi semangat" balasnya sambil terkekeh
"Ya udah ayo" ajak Innara
"Yu... Nih pake helm nya" suruh Rafael sambil memberikan helm pada Innara yang langsung di pake oleh penerima.
Langsung saja Rafael menaiki ninja nya itu dan menyalakan nya di ikuti Innara yang menaiki jok belakang si merah. Tidak ada percakapan apa pun antara mereka berdua, Rafael fokus menjalankan motornya, sedangkan Innara melihat suasana pagi harinya banyak sekali lalu lalang kendaraan dan orang-orang yang sedang melakukan aktivitas mereka.
Tak terasa Rafael sudah memarkirkan motornya di parkiran sekolah, banyak sepasang mata yang melihat ke arah mereka bahkan cibiran-cibiran dari fansnya Rafael pun terdengar di telinga Innara
"Anjir... Bening banget tuh cogan"
"Gue salfok sama si merah"
"Duh bebep ganteng gue tuh sama cewek lain"
"Wah wah... Gak bisa di biarin nihhh"
"Ya Allah pen meninggal aja liat dia, apalagi jadi istrinya huaaa"
Innara yang mendengarnya merasa tidak nyaman, ia langsung saja meninggalkan Rafael pada saat itu.
"Fel aku duluan ya, makasih udah ngejemput" kata Innara sambil membuka helm dan merapihkan kembali rambutnya.
"Eh...eh.. tunggu mau kemana?" Cegah Rafael yang langsung memegang pergelangan tangannya, Innara kaget dia langsung melihat ke arah wajah Rafael dan menundukan pandangannya melihat tangannya.
Rafael yang mengerti akan tatapan Innara dia langsung melepaskan genggamannya."Kamu udah sarapan" tanyanya
"Udah" Innara langsung menjawabnya ia terpaksa berbohong padahal dia sama sekali belum makan apapun, kalo dia menjawab "belum" maka Rafael pasti akan mengajaknya untuk sarapan bersama di kantin sekolah. Dan Innara gak mau itu terjadi dia tidak ingin di bicarakan oleh siswi-siswi lainnya karena dekat dengan Rafael.
KAMU SEDANG MEMBACA
In the Land of Granada
Fiksi Remaja"Mungkin kau kira aku sosok misterius, tak berani menampakkan rasaku padamu. Kau salah! Mungkin kau mengira aku tak peduli padamu. aku rasa kau salah juga. Aku tak sanggup jika kau tak menjadikanku sebagai titik akhir cerita pemberhentian cintamu. D...