بسم الله الرحمن الرحيم
Pagi hari Innara masih terlelap dalam tidurnya, cahaya matahari yang masuk ke dalam celah jendela kamarnya tak membuat sang empu terbangun. Dia begitu lelah akibat memikirkan rencana ayahnya itu, tidak ada pelampiasan kekesalan baginya selain tidur.
Tok..tok..tok...
Seseorang mengetuk pintu kamar Innara, dan itu tak lain ada Hasna. Namun Innara tak mendengarnya, Hasna membuka kenop pintu yang tidak di kunci"Nara... Bangun nak" ujar Hasna sambil membuka tirai jendela dan membuat cahaya matahari masuk ke dalam kamarnya
Nara menggeliat saat cahaya menerobos matanya
"Mmmm" gumamnya
Hasna mendekati anaknya dia melepaskan selimut di tubuh Innara "Bangun Nara sudah siang" ujarnya
Nara bangun dan menatap ibunya. "Mamah" ucapnya
Hasna tersenyum "ayo turun nak, kita makan" ajaknya
"Baik mah, Nara mau mandi dulu setelah itu Nara ke bawah" balasnya
Hasna mengangguk "mamah tunggu ya nak"
"Iya mah" Nara kemudian memasuki kamar mandi.
Hasna pergi dari kamar Nara, dia menyiapkan makanan untuk sarapan pagi.
"Mah... Nara sudah bangun?" Tanya Hernando
"Sudah pah, dia lagi mandi sekarang" balasnya
"Nanti siang papa akan mengatur keberangkatan kita, dan besok kita pergi ke Granada bersama Innara". Ujar Hernando
Hasna bertanya "Apa tidak buru-buru pah? Kasian Nara"
Hernando menarik seulas senyuman dan memegang kedua bahu istrinya "Lebih cepat, lebih baik sayang"
Hasna membalas senyuman itu dan menggantungkan tangannya di leher suaminya "mamah nurut saja apa keputusan papa"
"Mamah kalau dari dekat keliatan banget deh cantiknya" gombal Hernando
Hasna terkekeh malu "gombal deh"
"Gapapa dong orang gombalnya ke istri sendiri" balasnya menyentil dagu istrinya dan diikuti gelagat tawa dari keduanya
"Sudah ah pah haha... Kaya anak muda saja" ujar Hasna sambil tertawa
Innara tersenyum saat melihat mereka , benar kata orang kebahagiaan adalah ketika melihat orang yang kita sayang bahagia. Sekarang Nara sadar di sisa umur orang tuanya itu mereka butuh ketenangan untuk menghabiskan waktu kebersamaan mereka.
Nara menghampiri orang tuanya "Ehemm"
Hasna langsung melepaskan tangannya dari leher Hernando "Nara... Sudah beres mandinya nak?"
"Sudah mah" balasnya
"Ya sudah ayo kita makan" ajak Hernando
Mereka bertiga pun memakan makanan yang ada di meja makan. Setelah selesai melakukan aktivitas mereka, Nara kemudian mulai bicara
"Mah pah" ucapnya
"Iya sayang" balas Hasna, Hernando hanya menatap putrinya
"Nara mau pergi ke Granada" ucap Innara dengan spontan
Hasna dan Hernando terkejut dengan apa yang di katakan putrinya itu
"Nara sadar mah pah keputusan orang tua untuk anaknya itu tidak akan salah. Memang benar Nara harus bisa hidup mandiri, Nara gak akan selamanya bergantung pada kalian. Lagian di sana ada nenek yang temenin Nara, jadi Nara gak akan kesepian" jelasnya
KAMU SEDANG MEMBACA
In the Land of Granada
Ficção Adolescente"Mungkin kau kira aku sosok misterius, tak berani menampakkan rasaku padamu. Kau salah! Mungkin kau mengira aku tak peduli padamu. aku rasa kau salah juga. Aku tak sanggup jika kau tak menjadikanku sebagai titik akhir cerita pemberhentian cintamu. D...