"Dara tolong antarkan 5 box pizza ke alamat ini" ujar Pemilik restoran pizza dengan menyerahkan kertas berisikan alamat pada Dara. Malam ini adalah jadwal Dara kerja part time direstoran Pizza.
"Nae Ahjumma" Dara segera mengantarkan pizza dengan motor pemilik restoran. Gadis itu menerobos dinginnya malam kota Seoul dengan ramainya jalanan. Sekarang sudah menunjukkan pikul 10 malam tapi Dara masih sibuk untuk bekerja sedangkan orang lain sudah bersiap untuk istirahat. Jujur Dara juga lelah dengan semua pekerjaannya tapi dia harus melakukan itu untuk biaya kehidupan keluarganya belum lagi dia harus membayar utang ibunya untuk pengobatan ayahnya dulu. Ibunya meminjam uang ke rentenir dan itu berbunga tiap bulannya. Ibunya pernah ingin menjual rumah untuk melunasinya tapi Dara melarang karena itu rumah peninggalan ayahnya dan disana banyak momen bahagia mereka.
"sabar Dara 5 bulan lagi kau bisa melunasi utang keluargamu dan kau bisa sedikit bersantai setelah itu" ujar Dara dengan mengendari motornya. Dara mengelus bahunya karena merasakan dingin malam makin menusuk kulitnya.
akhirnya Dara sampai ditempat tujuan "permisi" ujar Dara dengan menekan bel rumah tersebut.
"iya" jawab pemilik rumah dengan membuka pintu.
"ini pesanannya 5 box pizza" Dara menyerahkan pizzanya pada pemesan.
"lama sekali"
"maaf tadi dijalan sedikit ramai tuan" jelas Dara
"banyak alasan...ini" tuan itu menyerahkan uangnya pada Dara dengan sedikit kasar.
"ah terimakasi...sekali lagi saya minta maaf" Dara membungkukkan badannya tapi orang itu malah menutup pintunya dengan kasar.
"sabar Dara" gadis itu mengelus dadanya untuk menahan emosinya. Dia tidak ingin kehilangan pekerjaannya.
Dara kembali mengendarai motornya dijalanan yang semakin ramai memang betul kata orang Kota Seoul tidak pernah tidur. Dara menghentikan motornya mendadak karena dia baru sadar kalau lampu sudah berubah warna merah.
bruuukkkk
Dara terjatuh dari motornya karena ditabrak dari belakang oleh sebuah mobil.
"aaaiiissshhh" ujar Dara dengan meringis karena merasakan luka ditelapak tangannya.
"Nona apa tidak apa-apa?" tanya pria paruh baya yang membantu Dara berdiri.
"ah aku tidak apa-apa tapi motor bosku" ujar Dara dengan wajah sedihnya.
"mari kita bicarakan disana" ujar pria itu membantu Dara menepi dan kemudian membawa mobilnya untuk ikut menepi karena orang dibelakang sudah membunyikan klakson mereka.
Namja yang duduk dikursi penumpang menajamkan pandangannya karena dia merasa tidak asing dengan gadis yang barusan ditabrak oleh mobilnya.
"maaf kan saya Nona karena saya tidak menyangka kau akan berhenti"
"saya juga minta maaf pak karena saya berhenti mendadak" jawab Dara.
"apa anda tidak apa-apa?"
"ah aku tidak apa-apa tapi motornya" Dara melihat motornya rusak dibagian belakang
"Sandara" panggil Pria yang barusan keluar dari mobil tersebut.
Dara kaget bukan main ternyata pemilik mobil tersebut bosnya "Sa-Sajangnim"
Jiyong menghampiri Dara dan Pak Kim "aku akan ganti rugi" ujar Jiyong.
"ah tidak usah Sajangnim karena aku juga salah" jawab Dara.
"tidak apa-apa lagian kau juga terluka...pak apa ada kotak obat dimobil?" tanya Jiyong.
"ah ada...sebentar saya ambilkan"