Demon Devils | Enam

20 2 0
                                    

Amara memutar tubuh Eirene dengan cepat membuat gadis itu memejamkan matanya sambil pasrah menerima perlakuan dari temannya itu. Setelah ceritanya selesai mengenai kejadian yang menimpa dirinya kemarin kedua sahabatnya ini terkejut mendengarnya bahkan Amara berkali-kali bertanya

"Lo gak pa-pa kan?" Eirene mengangguk perlahan lalu tersenyum "Eirene baik-baik aja Amara"

"Aduh maaf ya semalem gue gak bisa nganterin lo kesana" wajah melas Cleine juga menodong dirinya, Eirene hanya bisa tersenyum lalu mengangguk saja

"Terus tas lo sekarang kemana kok lo pake tas jaman old begini"
Amara melihat kearah tas yang ada dipunggung temannya memang dari ketiga sekawan itu dirinya lah yang lebih memahami Fashion terkini, barang trend serta bermerk selalu menjadi incaran gadis 16 tahun itu jika pergi berbelanja kemall. Bisa dibilang Amara ini tipe cewek yang memerlukan waktu berjam-jam jika berbelanja

Bahkan kedua temannya sampai enggan jika diajak berbelanja oleh gadis itu padahal Amara selalu mentraktir temannya, huh! Amara kesal jika mereka dalam mode seperti itu

Eirene mengulum bibirnya lalu menjawab "Ketinggalan dirumah kak Ares" Amara memukul pelan kepala gadis itu membuat ringisan kecil keluar dari bibirnya

"Otak lo juga kalau gak lengket bakal tinggal disana" ketus Amara sambil melipat kedua tangannya didepan dada

Cleine menatap Amara yang sedari tadi mengomel tidak jelas "Ck! Lo bisa diem gak sih Mar? Pusing pala gue denger ocehan lo. Lagipula wajar lah kalau si Eirene lupa kondisinya aja juga begitu"

Amara berdecih lalu menatap sinis Cleine yang sedang memperhatikan kuku-kuku barunya "Cih! Warnain terus tuh kuku biar jadi setan lo" lalu tubuh Amara berbalik menghadap kearah depan dan menyenderkan kepalanya kedinding disampingnya

***

"Cuit cuit cewek, godain abang dong" Galen bercuit-cuit menggoda adik kelas mereka yang melintas dihadapannya, reaksi mereka tentu beragam ada yang malu-malu kucing ada yang teriak histeris melihat Ares ada juga yang berjalan sok jual mahal

Pukulan dari arah belakang membuat Galen kembali tersulut emosi dia menarik nafas lalu membuangnya pelan pandangannya beralih kecowok yang ada disampingnya "Sekarang masalah lo apa lagi sama gue?" Keandra menunjuk dirinya menggunakan jari telunjuknya sendiri wajahnya bingung seperti menyiratkan kata-kata 'Gue?'

Galen memukul kepala temannya itu dengan sedikit keras membuat kepala Keandra terdorong kedepan "Apa sih jancok!" sarkas Keandra yang tidak terima, apa-apaan dia dituduh seperti ini?. Fitnah namanya, padahal dari tadi dirinya hanya diam moodnya sedang buruk untuk sekedar merecoki Galen sohib jotosnya

Hero hanya cekikikan melihat dua aksi cowok itu sebenarnya Hero yang memukul kepala Galen dia bosan harus duduk ditengah tangga ini tanpa memainkan sesuatu, naas bagi seorang Hero Maxime dirinya entah kenapa bisa melupakan membeli paketan untuk bermain game beginilah jadinya alhasil dirinya bosan karena tidak ada yang bisa dia mainkan melihat temannya menjadi sasaran empuk mengusir rasa kebosanannya ide jahil cowok berkulit agak kecokelatan itupun muncul

"Lo liat si superhero dari tadi ketawa kayak kuntilanak tanya sama dia siapa yang ganggu lo setan!" Galen menatap Hero dan benar saja cowok itu masih cekikikan bak hantu dijalan atau emang Hero mantan hantu itu?

Galen tidak memperdulikan Hero matanya kembali sibuk melihat target adik kelas yang akan dia jadikan mangsa lumayan menambah koleksi mantan, matanya menatap cewek yang sedang berjalan dengan riang membuat seringainya muncul

"Cewek sama kita dong" dia berjalan mendekat membuat cewek tadi menghentikan jalannya lalu menggeleng "Ayo dong nanti abang beliin permen" bujuk Galen tetap saja cewek itu menggeleng, lagipula cewek sma normal mana yang mau disogok pake permen?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Demon Devils Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang