Demon Devils | Lima

19 3 0
                                    


Entahlah keliatannya hati ini mulai menemukan pemiliknya
-Ares Kennedy Abaddon-

-Demon Devils-

-Hug-

Kenapa? Kenapa dia tidak merasakan sakit? Apa dia sudah berada disurga sekarang? Atau malah dineraka karna dosanya yang banyak? Eirene memberanikan diri untuk membuka kedua matanya semua tampak sama kecuali pria yang menamparnya tadi dia sedang meringkuk dilantai sambil memegang betisnya yang mengeluarkan banyak darah, Eirene bingung bahkan dahinya berkerut sekarang. Sampai sebuah tarikan dilengannya dari arah belakang membuat tubuh lemahnya berdiri dengan paksa

"Lo kenapa bisa disini?" suara itu, suara yang belakangan ini selalu dia dengar suara dari kakak kelas yang membuat dia harus datang ketempat ini dan mendapatkan perlakuan menyedihkan. Eirene memberanikan diri untuk menatap keatas dimana wajah Ares sedang menatapnya dengan intens

Eirene mengerutkan keningnya lalu menjawab "Bukannya kakak yang nyuruh Eirene untuk dateng kerumah kakak" Eirene kembali menunduk setelah berucap seperti itu hingga sebuah tangan mengelus pipi Eirene yang terkena tamparan pria itu

Hangat yang Eirene rasakan "Ini kenapa?" ucap Ares dengan tenang lebih tepatnya menenangkan diri dilihatnya Eirene yang menggeleng lalu tubuh gadis itu perlahan mundur dengan sigap Ares memeluk pinggang Eirene membuat tubuh gadis itu mendekat kearahnya

"Siapa yang buat?" masih dengan nada yang rendah Eirene perlahan menatap pria yang sedang berguling sakit dilantai membuat Ares mengikuti arah pandang gadis itu lalu mengeram marah

Dia semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang Eirene membuat gadis itu semakin mendekat kearahnya bahkan sekarang sepatu keduanya sudah saling menyentuh Ares membawa tangan Eirene menuju lehernya membuat gadis itu merangkulkan tangannya disana, Eirene cukup terkejut dengan perbuatan Ares tapi dia hanya bisa diam karna merasakan atmosfer kakak kelasnya ini sangat berbeda

Dor

Suara itu membuat tubuh Eirene terkaget ingin melihat apa yang terjadi dibelakangnya tapi tangan Ares menahannya, tubuhnya terkejut membuat isakan itu kembali lagi mengeratkan pelukan dileher Ares menjadi salah satu cara agar dia menghilangkan ketakutan ditubuhnya bahkan kepalanya sudah menyentuh kulit leher Ares nafasnya yang tidak teratur juga dapat Ares rasakan

"Siapa yang nyuruh lo buat nyakitin cewek ha?!" teriaknya membuat pria yang sedang menahan sakit akibat tembakan Ares yang kedua itu perlahan menatap Ares dengan nafas yang tersendat

"Tu-tuan bes-ar yang bi-bilang huh kalau ad-a peny-usup sege-ra dimus-nahkan" nafasnya tersendat membuat ucapannya ikut terbata keringat dingin sudah mengucur ditubuhnya sakitnya sangat hebat bahkan sekarang kakinya mati rasa dia melihat Ares mencoba bernegosiasi dengan iblis berwujud manusia itu dia tau bahwa nyawanya sudah tidak lama lagi

Tapi apa salahnya jika mencoba untuk meminta maaf siapa tau iblis itu sekarang tidak haus akan darah "Ma-maaf tuan"

"Hiks takut" isakan Eirene kembali terdengar ditelinga Ares bahkan pelukan dilehernya kian mengerat tubuh gadis itu juga bergetar hebat, kakinya yang berjinjit kini menginjak sepatu Ares agar tubuhnya lebih tinggi untuk merengkuh cowok itu

Ares perlahan mengurai pelukannya membuat Eirene langsung menatap kearah sepatunya yang sedang berada diatas sepatu Ares cowok itu sepertinya tidak kesakitan terbukti dari sikapnya yang biasa saja, ingin Eirene mundur agar tidak terlalu dekat dengan Ares tapi sebelum mundur pun kembali lagi pinggangnya ditahan Ares

"Jangan takut, gue bakal jagain lo"  ucapnya

"Gue bakal jagain lo" tegasnya

"Gue bakal jagain lo" kemudian kembali dia membuat gadis itu memeluk tubuhnya yang kekar

Demon Devils Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang