Typo? Tandai dan bantu koreksi :)
*****
Hari sudah semakin sore, namun Aira tidak kunjung beranjak dari halte tersebut, ia masih asyik memandangi serta mendengarkan suara air hujan. Aira sangat menyukai hujan, ia bakalan betah berlama-lama hanya dengan melihat hujan turun.
Aira melirik jam yang berada di tangannya. Jam tersebut menunjukkan pukul 17.00 wib, itu artinya sudah 1 jam Aira duduk di halte bis tersebut, sebab Sma Vector bubar pukul 16.00 wib. Akhirnya Aira beranjak dari halte itu. Berjalan melewati hujan, tanpa ada niat untuk menelpon supir keluarga untuk menjemput dirinya. Aira memilih berjalan kaki, dari sekolah menuju rumahnya. Dirinya tidak peduli dengan hujan yang membasahi tubuhnya, tidak peduli dengan dinginnya air hujan. Ia sangat menikmati suasana seperti ini.
Berjalan di tengah hujan turun, tanpa memperdulikan dingin yang mulai menyerang tubuhnya, bahkan Aira tidak peduli bila habis ini dirinya jatuh demam.Menghabiskan waktu sekitar 35 menit untuk sampai di rumahnya. Yang biasanya hanya butuh waktu 20-25 menit saja untuk sampai rumah, bila itu di jemput oleh supir keluarganya. Hujan yang tadinya deras akhirnya berhenti, ya walaupun rintik air nya masih ada walau tidak deras atau besar.
"Pak, Pak Hadi." panggil Aira kepada satpam rumah.
"Astagfirullah Neng Ai, kenapa gak nelpon Pak Eko atuh Neng, buat jemput Neng, kan Neng gak bakalan ke hujanan atuh Neng." ucap Pak Hadi saat membuka pagar dan melihat kondisi anak majikannya ini basah kuyup.
"Gpp Pak, Aira lagi gak mau di jemput aja."
"Astaga Bapak sampe lupa, masuk atuh Neng, masih rintik ini, nanti Neng Ai sakit lagi." ucap Pak Hadi menyuruh Aira untuk segera masuk ke dalam rumah.
"Ai masuk dulu pak." pamit Aira
Aira melangkahkan kakinya menuju pintu utama rumahnya. Sampai di depan pintu rumah, Aira segera membuka dan langsung masuk ke dalam. Hal pertama yang Aira lihat adalah seorang wanita paruh baya yang sedang duduk sambil menonton televisi.
Wanita paruh baya tadi mengalihkan matanya, yang tadinya melihat ke arah televisi menjadi ke arah pintu saat mendengar suara pintu rumah terbuka. Ia terkejut saat melihat siapa yang membuka pintu, dirinya mengira sang suami yang pulang ternyata anak nya lah yang pulang dengan keadaan baju sekolah yang basah kuyup.
"Astagfirullah, kamu kenapa pulangnya basah-basahan. Kenapa gak telpon Pak Eko buat jemput kamu?" ucap wanita paruh baya itu. Bisa di tebak bahwa wanita paruh baya itu adalah sang Mama dari Aira.
Aira hanya menatap datar ke depan, tidak melihat ke sang Mama, Aira hanya diam, tidak mengeluarkan suara sama sekali. Sang Mama yakni Nira hanya menghela nafas melihat sang anak yang tidak meresponnya sama sekali dan malam menatap lurus ke depan dan tatapannya yang datar.
"Ya udah sana kamu mandi, mandinya dengan air hangat biar gak dingin, abis itu turun buat makan." suruh Nira kepada Aira.
Aira langsung melangkah kakinya menuju lantai dua, dimana kamarnya berada. Di bukanya pintu yang berwarna putih itu, segara Aira masuk dan meletakkan tasnya di kursi meja belajarnya. Mengunci pintu kamarnya, lalu berlalu ke kamar mandi untuk segera mandi, sebab dirinya mulai merasa dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story About Aira
Teen Fiction! Don't copy my story ! Tentang Aira, gadis yang ceria dan memiliki senyum manis. Tentang gadis yang lupa cara tersenyum dan memiliki teman kesunyian. Tentang gadis yang memiliki story yang membuat dia merasa dunianya hancur berantakan hingga ketemu...