11. GADIS CANTIK

49 6 0
                                    

Seorang gadis cantik sedang berdiri didepan cermin kamarnya dengan seragam biru putih. Ia memoleskan sedikit bedak bayi ke wajahnya. Memberikan sedikit liptint ke bibir pink nya itu.
"Perfect." gumamannya.
Dengan segera ia berlari keluar kamar menuju dapur rumahnya. Terlihat sepi tidak ada siapapun, mungkin Bundanya sedang pergi berbelanja, dan Abangnya sedang molor mungkin padahal sudah jam setengah tujuh. Ayahnya? sedang bertugas di luar kota.
Gadis itu berinisiatif membuatkan bekal untuk seseorang yang kemarin  telah membuat dirinya berbunga-bunga.
"Roti panggang isi selai kacang enak kali ya...." gumamnya sambil tersenyum membayangkan bagaimana reaksinya.
Kotak bekal bewarna biru tua sudah siap ia bawa, dengan berisi Roti Panggang SPESIAL isi selai kacang.
Tiba-tiba.....
Ada yang menepuk keras pundaknya, dengan spontan ia mengumpat.
"WOI ANJIR!"
Gadis itu terlonjak kaget, menoleh kebelakang dan ternyata ada Abangnya Veno sedang menguap.
"Lo ngah pain sih dek.... hoammm," tanya Veno dengan wajah watados nya.
Zahra mendengus kesal, melirik kearah jam tanganya.
"Gue bikin bekal kenapa? ha?" balas Zahra sewot.
Veno langsung bangun seketika, melebarkan matanya sipitnya yang semakin keliatan unyu-unyu.
"Emang buat siapa ha?buat siapa sih? gebetan lo? pacar ya? awas lo kalo pacaran. Gue sleding tanpa ampun." ancam Veno.
Zahra menipiskan bibirnya, memejamkan matanya mencoba untuk tersenyum paksa. Memang Veno ini dari luar terlihat sok cuek, tapi dari dalemnya biyuhhh perhatian banget. Sangking perhatiannya dirinya tidak diperbolehkan untuk berpacaran. Toh dia masih muda, tetapi Veno sendiri sudah memiliki pacar yang cantik.
Aneh kan?
"Udah ah gue gamau ribut masih pagi juga, " kata Zahra merengut sebal, "Mending Abang mandi sana, uda telat loh!"
Veno memicingkan kedua matanya, kemudian mengembuskan nafas pelan akhirnya ia mengangguk kecil sebelum menuju kamarnya.
Sebelum itu Zahra berpamitan kepada Veno, kalau ia ingin berangkat sendiri naik angkot.
~~•••~~

15 menit perjalanan dari rumah ke sekolahnya, akhirnya Zahra sudah sampai. Ia berdiri di depan lobby utama. Gadis itu menatap sekelilingnya kemudian berjalan riang seperti anak kecil, tak lupa dengan senyumannya.
Sesampainya didepan kelas, gadis itu tetap tersenyum lebar sangat sangat lebar. Tak lama kemudian ada seseorang yang menyeletuk.
"YANG KEMARIN BAPER MAH BEDA... "
Senyuman Zahra kian melebar, yang dipandang Zia jijik. Zahra melangkah masuk kedalam kelas, dan duduk di bangkunya.
"Selamat pagi Ziakuu!" sapa Zahra tersenyum.
Zia yang berada di sampingnya jadi bergidik geli, Olyn yang tadinya membaca buku jadi ikut melihat Zahra yang begitu senangnya.
"Udah ah jijik gue sama lo,"
Zahra mengerucutkan bibirnya, "Kok lo gitu sih?"
Olyn yang berada dibelakang keduanya jadi ingin bertanya serius.
"Jadi beneran lo kemarin dianterin Kevin???"
Zahra tersenyum lagi dan mengangguk semangat membenarkan adanya.
Zia bertepuk tangan cukup keras, "Gue bangga sama lo."
Olyn terkekeh kecil, "Terus-terus gimana? cerita lagi dong! Kemarin ga enak cerita di chat."
Yipi kemarin setelah kejadian mengantar pulang, Zahra memberitahukan kepada kedua sahabatnya. Begitu senangnya Zahra bisa dekat dengan Kevin yang notabenenya Cowok Es. Ia jadi baper sendiri.
"Iyalah gue beneran dianterin, padahal kan kemarin sekolah udah sepi banget gue aja sampek takut. Eh tiba-tiba Kevin dateng yaudah terus dianterin heheh,"
Zia masih belum percaya seutuhnya, karena sahabat satunya ini kadang agak halu sih. Jadi gak salah dong kalau Zia masih belum percaya.
"Ho-"
Ucapan Zahra terpotong saat dirinya melihat Kevin dan teman-temannya berjalan santai memasuki kelas.
"Hellow watsap gaes, watsap aja kagak dibales apa lagi Cinta awowowo." kata Rakha setelah menduduki kursinya.
Gagah yang ada disebelahnya langsung menjitak kening Rakha, dan Cowok berlesung pipi itu mengaduh kesakitan. Dan terjadilah aksi perang dunia.
Kevin menghiraukan kedua sahabatnya itu, ia memilih untuk bermain hape.
Dari kejauhan Zahra memekik senang, Kevin dari jauh aja udah ganteng apalagi diliat dari deket, uhhh melumer adek! gadis itu semakin tak sabar untuk memberikan bekal buatannya. Zia yang melihat gadis itu seperti kesetanan langsung saja menepuk keras pipinya, yang membuat sang empu terlonjak kaget dan mengumpat pelan.
"Udah kali liatinnya," ucap Zia menyindir.
Zahra cengengesan sambil memainkan ibu jarinya dan jari telunjuknya membentuk love.
Yang dinantikan Zahra akhirnya tiba juga, bel istirahat pun berbunyi. Gadis itu melihat Kevin dan kedua sahabatnya keluar kelas entah mau kemana, buru-buru dirinya harus menghadang mereka.
"Buset ngapain sih?Minggir sana!" usir Rakha mengibaskan tangannya.
Zahra menghiraukan ucapan Rakha, ia menatap ke arah Kevin yang menatapnya datar seperti tembok. Zahra mengambil nafas dalam-dalam sebelum mengucapkan sesuatu.
"Eh gue mau kasih ini," gadis itu menyodorkan sebuah kotak bekal biru tuanya, "Buat tanda terimakasih kemarin lo udah tolongin gue, terus anterin gue balik."
Satu alis Kevin terangkat, merunduk menatap datar kotak bekal yang dibawa Zahra. Rakha dan Gagah yang berada disampingnya langsung menyeletuk bebarengan.
"Udah Vin terima aja, Lo kan belum makan."
Kevin melirik tajam kearah mereka berdua tertawa cekikikan, dan tangan Zahra masih mengambang memegang kotak bekalnya, membuat mengulum senyum. Ia sudah capek.
Gadis itu mengambil tangan kanan Kevin langsung saja ia menaruh kotak bekalnya, dan.....
"BYE JANGAN LUPA DIMAKAN!!!"
ia langsung berlari sekencang mungkin keluar kelas.
Rakha dan Gagah melongo tak percaya, gadis itu langsung berlari seperti dikerjar anjing saja, cepat sekali.
Kevin memegang kotak bekal Zahra, dan ia langsung berjalan keluar kelas mencari pemilik kotak bekal itu.
Zahra berhenti didepan kamar mandi perempuan, bersandar di dinding sambil tersenyum senang.
"Haduh gue kok jadi gini sih...."
"Mana Zahra yang pemberani? Mana Zahra yang tak pernah gugup di depan Cowok?!!!"
"Gue deg-degan anjay!"
Gadis itu menggrutu sebal, kenapa didepan Kevin dirinya jadi pemalu?
Tiba-tiba Zia dan Olyn datang berlari kecil menghampiri Zahra.
"Heh lo kenapa ga tungguin kita sih?Main keluar aja!" kata Zia sebal.
Olyn mengangguk membenarkan, "Heem, kita kan jadi capek. Kalo baper sih baper aja gausah lari keles!"
"Hehe ya maapin sih, gitu aja ngegas."
"Lo kenapa sih lari habis ngasihin bekalnya?" tanya Zia terheran-heran dengan aksi Zahra.
Gadis itu menipiskan bibirnya, mengusap sedikit keringat di keningnya.
"Gue tuh malu tau! Kenapa dihadapan Kevin gue jadi pemalu? Kan jadinya gue sok kalem gitu, padahal beneran kalem. Tapi gue malu!!!"
Ucapan Zahra langsung di hadiahi jitakan mulus dari Zia. Membuat mereka bertengkar kecil.
Tak lama kemudian Olyn memekik kaget, "Eh eh itu kan Kevin?" tangannya menunjuk belakang Zahra dan Zia.
Zahra langsung menoleh kebelakang, ia jadi gugup sendiri. Kevin berjalan menuju dirinya. Sekarang dia sudah dihadapan Zahra. Menatap Zahra dalam, yang membuat gadis itu gugup setengah mati.
Kevin melemparkan kotak bekal yang dibawanya kearah samping, yang membuat Zahra memekik kaget.
"Gue gasuka ada orang yang ngasih gue beginian, murahan!" kata Kevin penuh penekanan disetiap katanya.
Zahra mematung mendengar ucapan Kevin tadi, ia hampir saja menangis ditempat. Matanya sudah memanas. Tangannya mengepal siap menonjok cowok dihadapannya ini.
"Kurang kerjaan banget sih lo jadi cewek! Lo mau cari perhatian sama gue? Sorry lo bukan tipikal gue, jadi jangan sok manis dihadapan gue basi tau gak!? munafik!" lanjut Kevin menatap tajam kearah Zahra, setelah berkata itu ia pergi begitu saja tak lupa menendang kecil kotak bekal Zahra yang dilemparnya.
Tubuh Zahra melemas, hatinya seperti ditusuk oleh belati tajam dan dibakar habis oleh api panas. Ia melirik kearah kotak bekal yang telah ditendang oleh Kevin.
Zia dan Olyn langsung memeluk sahabatnya ini, mencoba menenangkan.
"Udah lo tenang aja, jangan sedih gini dong! Mana Zahra yang ceria? tunjukkin kalo lo ga gampang nyerah!" kata Zia menggebu-gebu
"Iya cup cup tenang ya Ra, jangan diambil hati. Mungkin tadi Kevin lagi badmood jadinya ya gitu, positif thingking aja." tambah Olyn.
Zahra memejamkan mata mencoba menguasai diri, kemudian ia tersenyum lebar. Menyembunyikan kesedihannya. Menepuk pelan bahu Zia dan Olyn.
Gadis itu memungut sisa makanan dari bekalnya yang dijatuhkan oleh Kevin, kemudian memasukkan kembali ke dalam kotak.
"Skuy lah, ngapain bengong?" tanya Zahra melengos pergi, gadis kembali ceria membuat kedua sahabatnya mengerjapkan matanya. Segera berlari menyusul Zahra.
Beruntung Zahra memiliki sahabat yang bisa mengerti apa yang dirasakannya, ia bersyukur. Zia dan Olyn memang sudah mengetahui sifat-sifat dari Zahra.
Memang gadis ceria itu memiliki beribu-ribu topeng yang ia pakai, kedua sahabatnya sampai terkagum-kagum akan kekuatan gadis itu.

~~•••~~

GADIS CANTIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang