10. LEBIH BAIK

44 7 0
                                    

"Disini ku diam-diam memperhatikanmu. Tenang saja."
"Selamat Pagi anak-anak!" sapa Pak Anto memegang mic.
"Pagi pak."
"Sehat semua kan? Gimana Zahra kamu udah baikan?" tanya Pak Anto menatap Zahra.
Zahra yang sedang bercanda gurau bersama kedua sahabatnya itu terkejut setengah mati. Pak Anto menanyakan keadaannya.
"Ah-eh iya pak udah baikan kok selow aja pak." kata Zahra sambil mengibaskan rambutnya, "Saya kan kuat pak, kayak barbie."
Pak Anto mengerutkan keningnya,"Kok barbie sih?"
"Anu salah pak, maksud saya kayak Power point!"
"Power ranger dodol!!" sahut Rakha geram.
Zahra tertawa terbahak-bahak tak sadar kalau ia mengeluarkan air mata. Tapi bagi Zahra ada yang aneh. Ia melihat semua teman-temannya dan Pak Anto menatap dirinya datar. Zahra meneguk saliva susah-susah.

Padahal ia ingin bercanda eh malah garing.
Pak Anto berdehem kecil, "Oke oke syukurlah kamu baik-baik saja Zahra....Ya gini sekarang waktunya kalian untuk kembali ke sekolah SMA Gemilang Jaya. Saya sangat berterima kasih atas kerjasama anak-anak. Saya selaku pembina camping hari ini mau mengucapkan terima kasih dan minta maaf jika kegiatan ini membuat anak-anak disini tidak suka. Camping ini diadakan hanya ingin memperat tali persaudaraan kalian." kata Pak Anto berpidato.
Pak Anto tersenyum, "Terimakasih anak-anak sudah mengikuti kegiatan setiap tahunnya. Sebelum kita pulang marilah kita berdoa agar keselamatan kita terjaga. Berdoa mulai."
"Berdoa selesai. Baik sekarang kita menuju bis kita masing-masing."
Zahra dan teman-temannya berjalan dengan santai sambil bercanda. Zahra termenung sesaat. Dirinya kemarin tersesat. Terus ada Kevin yang nyelametin dirinya. Dan dirinya memeluk Kevin sangat erat.
Omegat?
Wait?
Memeluk?
Dirinya meluk?
Zahra baru sadar jika kemarin ia memeluk seorang cowok es? Jantung Zahra berdegup kencang dan berkeringat dingin. Ia menoleh ke arah Kevin dan teman-temannya. Menatap Kevin kosong.

Merasa ada yang melihat Kevin menoleh ke arah Zahra. Zahra yang ketahuan diam-diam memperhatikan langsung gelagapan sendiri. Heboh sendiri. Ia berjalan menuju bis.
Dan sialnya ia harus duduk dengan cowok es itu. Double sial!
Disana sudah ada Kevin dan teman-temannya, Rakha yang melihat Zahra dan teman-temannya berjalan kesini ingin sekali ia menyeletuk. Mulutnya sudah gatal dan ia tidak bisa berdiam.
"Awas Gah minggir, Bu Bos nya mau duduk tuh," Rakha menggerakkan dagunya kearah Zahra.
Pipi Zahra memanas. Ia gugup sendiri. Shit!gue baper?
"Apa-apaan sih!" kata Zahra gugup setengah mati. Badannya berkeringat dingin.
Zia menyeletuk, "Si Zahra kalo salting jijik banget cih."
Bangsat Ziaa awas aja lo!
Semua tertawa. Hanya Kevin yang tidak tertawa. Kevin tertawa? Keajaiban dunia yang sungguh Indah.
Gagah menjauhkan diri dari tempat duduknya, dan Kevin agak menggeser posisinya. Zahra langsung masuk dan duduk.
"Kok mepet jendela sih Ra?" tanya Olyn tak lupa dengan wajah polosnya.
Zia yang ada disampingnya pun ikut terkekeh.
Zahra menghiraukan ucapan dari teman-temannya. Ia memilih untuk menyibukkan diri dengan mendengarkan lagu dengan earphone.
Kevin yang sedari tadi diam, ingin menanyakan sesuatu kepada Zahra. Tapi gengsinya gede banget. Ia diam saja dan memilih memejamkan matanya.
2 jam perjalanan dari Bogor-Jakarta, akhirnya mereka sudah sampai di SMA Gemilang Jaya. Murid-murid pun langsung pulang. Ada yang dijemput sama Orang tuanya dan ada juga yang dijemput sama pacarnya.
Dan disinilah Zahra, didepan gerbang sekolah bersama kedua sahabatnya. Ia sudah mengabari Abangnya Veno, tapi entah kenapa ia belum juga datang. Zahra jadi gelisah sendiri.
"Ra, Zi gue udah dijemput nih," ucap Olyn menunjuk mobil yang ada didepannya.
Zahra tersenyum, "iya lo hati-hati ya, biar Zia sama gue disini."
"Iya lo pulang aja. Uda malem soalnya." tambah Zia.
Olyn mengulum senyum, "Hm oke deh gue duluan ya! kalian hati-hati. Sampai besok yaaa!" Olyn berlari kecil sambil melambaikan tangannya.
Zahra dan Zia terseyum melambaikan tangannya. Kini tinggal mereka berdua yang belum dijemput.
"Ra mana sih Abang lo? lama banget. lo udah ngabarin kan?" tanya Zia.
Zahra berdecak kesal, "Au tuh anak. Udah gue kabarin kok. Molor palingan ishh,"
Mobil putih datang dihadapan mereka berdua. Ternyata itu mobil orang tuanya Zia.
Zia menoleh pada Zahra, "Gue udah dijemput. Gimana dong? ah lo bareng gue aja."
Zahra menggeleng pasrah. Ia tidak mau merepotkan sahabatnya ini. "Gausah gapapa, Bang Veno pasti dateng."
Zia agak ragu atas jawaban Zahra, "Emm gapapa nih? gak ngerepotin kok lo tenang aja."
Zahra tetap menggeleng sambil tersenyum. Zia menghembuskan nafas kasar. Memang sahabat kecilnya ini keras kepala.
"Yaudah gue duluan apa-apa telfon gue. Gue pasti dateng!" Zia tersenyum menampilkan giginya.
Zahra terkekeh kecil dan mengangguk. "hati-hati."
"BYE!!!!"
"BYEEE!"
"Buset mana sih abang laknat ini!!!!gue lama nunggu. sebel anjir!!!!"

Ting!
Notifikasi dari handphonenya berbunyi menampilkan nama abangnya.
Abang Laknat ❤ :
Dek gue gk bisa jemput.
Ban mobil gue bocor ditengah jalan. Lo bareng Zia aja. Sorry ya dek. Bye adekku tercinta!
y.
Zahra mematikan handphone nya. Ia menggeram kesal, menghentakkan kedua kakinya.
Tinnn!
Zahra terlonjak kaget mengumpat kecil.
Kaca mobil terbuka dan ternyata yang ada didalamnya COWOK ES DI SMA GEMILANG JAYA! DEMI APA??!
Zahra melongo melebarkan matanya. Terkejut.
Kevin memiringkan kepalanya, "Dijemput?"
Zahra tersadar dari lamunannya langsung menjawab, "Ah eh iya eh gak deng, gue kagak dijemput huahuaaaaa."
"Oh."
"Gue bareng pulang ya?????????? ya ya ya? pulang ya? bareng ya? plissss!!! " mohon Zahra dengan puppy eyes.
Kevin menaikkan satu alisnya, berfikir sejenak, "Naik."
Zahra melebarkan matanya dengan hati yang berbunga-bunga. Pipinya merah merona bak tomat. Langsung saja ia masuk kedalam mobil Kevin.
Selama perjalanan pulang tak ada percakapan apapun. Hanya menanyakan alamat rumah Zahra. Zahra bosan, ia memainkan kukunya dan bersenandung kecil.
Zahra menatap Kevin yang sibuk menyetir, ia meneguk ludah sambil melongo kecil. Merasa diperhatikan Kevin, cowok jangkung itu menoleh pada Zahra.
Yang ditoleh pun tersadar dan tergagap, memalingkan wajahnya ke arah jendela.
"Gue bosen liatin jalan mulu. Jadinya gue liatin lo, biar gak bosen hehe." kata Zahra cengengesan.
"Hm,"
Zahra mengerucutkan kecil, merutuk sendiri bisa-bisanya bilang seperti itu. Mau ditaruh mana mukanya ini???? tapi prinsip Zahra: 1. Jangan Malu jika tidak salah, 2. Tetap Ceria, 3. nomer 2 dan 3.
"Lo gak turun?"
Zahra tersadar langsung menoleh kearah luar jendela, "Ah iya iya sabar dong gitu aja ngegas kek bajaj!"
Zahra berdiri didepan pagar rumahnya. Melambaikan tangannya dan tersenyum bahagia.
"Gue pulang."
Zahra tersenyum lebar, "Oh iya hati-hati dijalan, yang dihati kapan jalan?"
Cewek ceria itu merutuk kecil dan mengumpat pelan.
"Ah lupakan dah sono balik, makasih ya!"
Kevin hanya mengangguk pelan, dan segera melengos pergi.
Zahra menghembuskan nafas panjang. Memegangi dadanya. Tubuhnya berkeringat dingin. Tersenyum lebar.
ah gue baper! Kevin tanggung jawab lo!

GADIS CANTIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang