BAB 4

8 3 0
                                    

'Disaat sedihku menghampiriku
Ada sepercak cahaya menyinariku
Menyadarkanku,ada harapan buatku'

Ternyata benar aku tak pantas  dianggap ada

Aku layaknya patung hidup yg hanya dianggap sebagai percobaan yg akan dibuang setelah usai dipajang

Tak ada satupun yg ingin dekat denganku jika tak ingin kotor

Tatapan yg selama ini bisa tersenyum sudah tak ada lagi

Bahagia ku sudah dirampas oleh mahluk yg selama ini aku sayangi

Sekarang harus apa lagi,selain tangis

Mungkin aku harus tiada agar yg sejak dulu inginkan bisa terkabul

***

"Jadi itu cara lo supaya tenang?"

Aku yg sedang menulis itu pun langsung berbalik melihat seseorang yg berbicara dibelakangku

Mataku membulat melihat cowo itu sejak kapan ada dibelakangku

"Kamu,ngapain disni sejak kapan?"tanyaku

"Sejak awal"

"Udah tinggalin aku sendiri,jangan mempersulit keadaan lagi"kataku lagi

"Siapa?diri lo sendiri yg mempersulit keadaan"katanya tajam

"Jangan pakai teka-teki kalo kamu akhirnya gak bisa menjawab sendiri"kataku agak kesal dengan cowo yg berdiri dengan tatapan  tajamnya ini

"Heh,jangan sok puitis"

"Mau kamu apa sih?tinggalin aku sendiri"kataku dengan tajam

"Gak"

"Kalo kamu gak mau pergi aku aja"

Kataku sambil berdiri dan melangkah pergi

Tetapi tangan ku ditahan oleh tangan yg kuat mencengkram mangsa

Aku  melihat  cowo itu memegang tanganku

"Lepasin"

"Duduk..."

"Gakkk"

"Gue gak suka ngulangin kata kata gue"

Seperti tersihir  aku menurut dengan terpaksa

Cowo itu duduk disampingku dan meminta pena ku dan buku dearyku

"Mau ngapain kamu?"

Cowo itu menuliskan sesuatu di buku ku dengan serius

Aku melihat wajahnya yg teduh saat  menulis

Wajahnya begitu menenagkan hatiku yg sedang berduka

Ntah kenapa senyum mengembang dipipiku

Tanpa kusadari cowo itu sudah selesai menulis dan menatapku yg sedang tersenyum melihatnya

Aku  menunduk dan cepat memalingkan  wajahku

LISABETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang