BAB (3)

14 3 0
                                    

'Jangan melihat kearahku
Jika itu yg akan membuatmu jatuh
Biarkan aku karena aku tau
Aku hanya sebatas debu'

~lisabeth~

Hari ini adalah hari yg panjang buatku dimana aku yg selalu tersakiti dan tak diniginkan

Bertemu dengan seseorang yg belum terlalu ku kenal itu

Hari ini juga aku merasa bahwa titik terang yg kucari sepertinya akan datang

Siapa dia,san kenapa dia rela mengotori tangannya hanya untuk membantu abu sepertiku

"Lisa!!"

Teriakan itu sukses membuatku kaget dan sadar

Dengan cepat aku keluar dan melihat mama sudah menunggu ku di dapur

"Iya ma.."

"Ini apa kenapa baju rani kamu belum cuci ha?"katanya tajam

"Maaf ma aku lupa"

Bibi yg ada di dapur hanya bisa diam melihat lisa dimarahi

"Nyonya biarkan saya saja yg mencuci pakaian nya non rani"

"Alah bik jangan ikut campur kamu mau saya pecat ha!"

"Udah bik gak apa kok"kataku sambil tersenyum

"Tapi non kan pasti capek mau istirahat apalagi non belum makan"

"Gak apa bi saya kuat kok"

Bibi hanya diam dan iba melihat keadaan lisa

Aku pun pergi kebelakang dan mencuci pakaian rani yg sebaskom itu

Pelupuk mataku berkaca kaca tapi bibirku terus menyunggingkan senyum

Aku pasti bisa,aku pasti kuat karena aku ditakdirkan untuk bisa berdiri lagi disaat aku jatuh

Kulirik jam tanganku sudah menunjukan pukul 08.30

Sudah hampir jam sembilan aku masih mencuci baju

"Non biar bibi bantu yah.."

"Jangan bibi biar saya aja nanti bibi dipecat jangan yah bik"

"Non,non masih aja pikirkan keadaan bibi sekarang non lagi susah kenapa masih memikirkan bibi"katanya iba

"Gak apa bik"kataku tersenyum

Terdengar suara mama berteriak memanggil bibi

"Bik mama panggil"

"Tapi non gimana"

"Gak apa bik"

Bibi meninggalkan aku dengan air mata yg menetes dipipinya

***

Setelah setengah jam mencuci akhirnya selesai juga

Kulirik jam sudah pukul 09.30
Aku sangat lelah dan mengantuk

Perutku minta di isi lagi aku hanya melihat mama dan rani selesai makan malam

Bibi hanya melihatku iba dan menyuruhku memakan nasinya

Aku menolak dan pergi menuju kamarku lebih baik tidur

Dikamar perutku terasa sangat melilit rasanya sakit sekali

Aku menahan suaraku agar tak didengar siapapun

Aku mengambil obat dan meminumnya setelah itu aku tidur

***

Esoknya aku bangun dan melihat jam menunjukan pukul 06.00

Syukutlah aku tak telat bangun
Dan dengan cepat aku bersiap

Selesai mandi aku turun dan melihat mama,rani dan seseorang yg tak asing bagiku

Mataku membulat melihatnya yg jugaa melihatku

"Eh lo liat apa ha?"

"Gak ran..eh non"

"Cepet lu siapin sepatu gue"

"Iya non.."

Aku hanya menurut kata2nya dan melirik cowo itu

"Em reyhan bagaimana mama kamu suka smaa batiknya?"

"Ya,mama saya suka"

"Wah baguslah itu semua kan rani yg bikin sendiri loh hebatkan"

"Hehe mama bisa aja deh"katanya manja

Aku yg mendengar itu sangat hancur karya yg aku buat dengan tetesan keringat tak dianggap

Aku hanya pasrah karena aku hanya debu yg pasti akan di hapus dan di sapu

"Eh abet bengong aja lo sinu sepatu gue telat gue nanti ah"

"Maaf.."

"Maaf maaf mulu lo udah sana pergi lu males gue liat muka lo"

"Iya..."

"Emm satu lagi jangan pakai sepeda itu mau dipakai bibi belanja sayur"kata mama dengan tajam

"Iya m..em nyonya"

Bibi yg melihat adegan itu hanya bisa menangis didapur

Mereka pun berangkat aku melihat cowk itu berangkat bersama rani

Aku melihat rani memakai baju seragam seperti ku

Apa dia satu sekolah denganku dia pindah sekolah?

Aku hanya bisa diam dan berjalan karena sudah siang

***

Hari ini berjalan seperti hari hari lain

Membosankan dan menyedihkan
Aku hanya bisa diam seperti patung hidup yg tak berdaya

"Eh lisa"

"Emm iya"

"Lo tau nggak ada anak baru namanya rani dia model lho duh cantik sexy pokoknya keren deh"

Aku tak terkejut karena aku tau semuanya

"Lo kok diem aja"

"Kenapa aku harus bilang apa"

"Ah lo mah gak asik"katanya sambil melenggang pergi

"Vanu sekolah disini?apa dia akan mengakui aku sebagai kakaknya?"

Sepertinya tidak dia melihat ku dengan jijik

Mana mungkin dia mau mengakui aku

Aku memutuskan untuk keperpus di jalan aku melihat rani dukelilingi teman baru

Malahan semua cowo keren mendekatinya

Sedangkan aku lewat dilihat dengan tatapan jijik

Beda hal nya dengan rani yg dipuja puja karena cantik dan model batik yg dia rampas dari tanganku

BRUKK

"Eh kalo jalan liet2 dong mata lo dipake"

"Maaf aku gak sengaja"

"Alah paling lo mau caper yah sama anak baru ha!jan ngimpi lu"katanya sambil mendorongku

Semua tatapan menatap kearahku termasuk rani

"Sini gue bantu"kata rani mengulurkan tangan

Aku heran dan memegang tangannya tak lama dengan

Sengaja dia melepaskan tangannya dan aku kembali terjatuh

Dia tertawa begitu juga dengan yg lain

Aku hanya bisa menunduk dan menahan perih di dada ku

Aku berlari dan meninggalan halaman sekolah

***

Wah gimana nih
Jan lupa vote dan koment
Maaf gak panjang
Salam manis melisa l.k.☺😗

LISABETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang