"Apa yang kalian lakukan?" Kakek Klyn menatap kami sedikit terkejut.
Aku mengerutkan dahi lalu melirik Klyn yang ada di belakangku.
Ahh sial.
Aku segera berdiri dan membersihkan pakaianku yang berdebu akibat merangkak di lantai.
Semoga saja Kakek Klyn tidak berpikiran yang aneh-aneh. Lagian kenapa juga Kakek tiba-tiba ke kamar kami?
Klyn berdehem lalu bertanya. "Ada apa Kakek?"
Kakek Klyn menatapku tidak suka.
"Aku hanya lupa memberitahumu. Samarkan bau gadis itu," ujarnya serak. "Dia bisa memancing vampir lain untuk mendekatinya. Kau mengerti, kan?"
Klyn mengembuskan napas panjang. "Terima kasih kakek. Aku hampir melupakan hal itu."
Kakek Klyn mengangguk. "Aku hanya tidak mau kalian membuat kacau istana ini hanya karena dia seorang manusia."
Kakek Klyn melirikku sekejap sebelum melangkah pergi.
Klyn menutup pintu kayu itu lagi.
Aku memegangi dahi lelah lalu kembali duduk di tempat tidur.
"Klyn, Apinya memang suka begitu?"
"Maksudmu tiba-tiba mati?"
Aku mengangguk.
"Itu bukan api biasa. Mereka kadang-kadang padam sebentar untuk memberi tanda kalau sudah jam 3 pagi," jawab Klyn menjelaskan.
"Jadi.. Mereka otomatis?"
"Tentu saja. Mereka punya pikiran sendiri."
"Tapi kenapa harus jam 3 pagi?"
Klyn ikut naik ke tempat tidur. "Kau banyak tanya ya. Lebih baik kau tidur sekarang."
Aku hanya menatapnya dengan wajah tak puas.
Klyn balas menatapku. Diam sebentar sebelum akhirnya ia bertanya. "Boleh aku melakukannya?"
Aku menelan ludah lalu mengangguk. "Tidak sakit, kan?"
"Pejamkan saja matamu."
Jantungku berdetak tak karuan. Setiap dia melakukannya aku pasti selalu gugup.
Aku duduk bersila.
Klyn merapikan rambutku ke belakang lalu mendekati leher bagian kananku.
Aku mengepalkan tangan dan menutup mata. Ini bukan pertama kalinya dia melakukannya saat aku sadar tapi tetap saja rasa gugupku tidak pernah berkurang.
Klyn menjilat leherku seperti memberi tanda sebelum akhirnya menggigit dan mengambil beberapa teguk darahku.
Aku meremas baju Klyn saat rasa nyeri itu tiba. Memang tidak terlalu sakit, tidak seperti pertama kali ia melakukannya. Rasanya seperti dipasangi infus tapi ini dileher.
Aku jadi mengantuk.
Dia benar. Sebaiknya aku istirahat sekarang.
***
Aku menaikan selimut merah harum ini sampai ke leher. Disini dingin sekali dan aku masih mengantuk.
Nyaman.... Terus terang kasur dan selimut ini kualitasnya tidak bisa dicela. Empuk dan hangat sekali.
"Ahhhhhkkk. Aww sakit." Aku berteriak ketika seseorang menarik rambutku.
Aku membuka mata. Tentu saja, tidak ada pelaku lain lagi selain dia.
"Sakit Klyn," kesalku.
"Cepatlah bangun. Aku mau pergi," ujarnya sambil memasukan barang-barang ke sebuah tas kain.
KAMU SEDANG MEMBACA
1000 Years 2 : The New World
Vampire[sequel 1000 Years] Disarankan agar membaca 1000 Years terlebih dahulu jika mau tahu awal mula kisah ini:> Don't Copy my Story! copyright ⓒ sintyatae 2020