"Ayo kita bertemu Raja, bertemu kakekku." Klyn tersenyum. Ia menarik tanganku dan kami melangkah bersama memasuki ruangan yang gelap ini.
Aku mengembuskan napas dalam. Jadi benar kakek Klyn adalah seorang Raja.
Aku masih tidak percaya ini, tapi daripada gugup karena bertemu Raja, aku lebih gugup karena ia adalah kakeknya Klyn.
Oke, baiklah. Tenang Jo. Kau hanya akan bertemu dengan Raja Vampir yang adalah Kakek dari Calon suami Vampirmu.
Ahhh! malah kedengaran semakin seram.
Baiklah. Jangan gugup atau kau akan berbuat ceroboh di depannya.
Pintu kayu besar itu kembali tertutup. Menyebabkan suara dentuman yang membuatku sedikit tersentak.
Ini membutku merinding, atmosfer disini benar-benar dingin dan tegang. Kakek Klyn, dengan tatapan kosongnya menatap kami dengan datar.
Aku langsung menyadari kalau kakek Klyn jauh berbeda dengan Ayahnya.
"Selamat malam Raja, aku dan beberapa rombongan sudah sampai dengan selamat ke kerajaan." Klyn sedikit membungkuk seperti memberi hormat.
Aku langsung mengikutinya membungkuk dengan wajah bingung.
Aku melirik Raja. Wajahnya disinari cahaya bulan yang masuk melalui jendela tanpa kaca yang ada di sebelah kanan.
Kakek Klyn tidak terlalu tua untuk seumuran kakek-kakek. Ya mengingat mereka bukan manusia aku tidak terkejut lagi. Memang ada jenggot dan kumis di wajahnya tapi itu malah menambah wibawanya. Menurutku dia malah lebih kelihatan seperti manusia usia 40 tahunan.
Kalau tanya tampan atau tidak? Aku tidak perlu menjelaskannya lagi. Kalian tahu Brad Pitt? Mungkin mirip-mirip seperti dia. Atau mungkin lebih tampan, hanya saja kantung mata dan wajah lesu itu membuatnya jadi sedikit kurang menarik.
"Selamat datang Klyn." Suara serak Kakek ehm maksudku Raja terdengar lemah.
Ia berdiri dan turun dari tangga tempat singgasananya. Dia tidak memakai mahkota, mungkin disimpan untuk dipakai siang hari saja. Entahlah.
"Kau akan tinggal selamanya?" tanyanya langsung begitu dekat dengan kami.
"Tidak kakek." Kini ucapan Klyn terdengar lebih santai. "Aku hanya berkunjung. Memastikan kabarmu dan juga mengan-"
"Penghianat yang kau sebutkan di suratmu itu?" ujar kakek Klyn menyela.
Klyn mengangguk sopan.
Kakek Klyn menggeleng. "Kudengar mereka kabur. Bagaimana kau akan mengatasinya?"
"Aku akan menemukan mereka secepatnya, aku yakin mereka pasti masih berada di Harenswold."
"Lama juga tidak masalah," katanya santai. "Karena aku masih berharap kau bisa tinggal disini bersamaku."
Klyn hanya diam.
"Kau membawa manusia," ujar kakek Klyn tidak senang. Ia melirikku sekilas lalu kembali menatap Klyn.
Aku seperti tersengat listrik tiba-tiba ketika kakek membicarakanku.
"Dia calon istriku. Sebenarnya tujuanku kemari juga ingin mengenalkannya padamu," ujar Klyn.
"Dia manusia." Kakek Klyn menatapku datar. Aku hanya menunduk tak berani mengatakan apa-apa.
"Kau sama saja seperti Ayahmu. Pergi ke dunia manusia dan puluhan tahun tidak kembali. Begitu kembali malah membawa manusia ke hadapanku." Kakek Klyn menghela napas kecewa.
Ia tiba-tiba menatapku lagi, kali ini dengan mata tajamnya yang mengintimidasi. Sekarang aku tahu darimana Klyn mendapatkan tatapan itu.
"Kau tahu aku benci manusia," imbuhnya membuatku memejamkan mata takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
1000 Years 2 : The New World
Vampir[sequel 1000 Years] Disarankan agar membaca 1000 Years terlebih dahulu jika mau tahu awal mula kisah ini:> Don't Copy my Story! copyright ⓒ sintyatae 2020