4- The King

2.8K 435 18
                                    

"Kita harus segera pergi ke istana."

Heh? Tunggu dulu... Istana?

"Klyn, apa maksudmu dengan istana?" Aku bertanya ketika kami baru masuk ke dalam mobil. Sopirnya cekatan langsung menjalankan mobil begitu kami menutup pintu.

"Istana. Tempat kakekku tinggal." Klyn menatap lurus ke depan.

"Tunggu... Tunggu...." Aku menggeleng tak percaya. "Jangan bilang kalau di dunia ini kakekmu adalah Raj-"

Aku menghentikan ucapanku karena baru menyadari sesuatu. Aku menutup mulut terkejut. Ini tak masuk akal. Mungkin ini bukan saat yang tepat untuk membahas ini.

Tapi....

Jadi selama ini aku tak tahu kalau Klyn itu seorang pangeran?!

Mobil kami melesat dengan cepat melewati jalan berbatu ini. Lampu di dalam mobil dihidupkan tak terlalu terang. Walau redup tapi sudah cukup untuk membantuku melihat wajah orang lain dengan jelas.

Aku melirik Klyn dengan tatapan takjub dan masih tak percaya.

Klyn yang awalnya fokus melihat ke depan jadi beralih menatapku.

"Kenapa?" tanyanya datar.

"Haemm... Tidak. Tidak apa-apa." Aku menggeleng.

Aku menatapnya. Wajahnya memang tampan, sangat tampan malah, dia juga tinggi dan dia juga cukup baik tapi aku tak tahu kalau semua sifat pangeran itu bukan kebetulan tapi memang turunan.

"Klyn." Aku memukul bahunya membuatnya menoleh dan menatapku bingung.

"Kenapa kau tidak bilang kalau kau itu pangeran? Kau tega ya menutupinya dariku. Apa lagi yang kau sembunyikan dariku?" Aku menatapnya kesal. "Padahal kita mau menikah lo ini."

"Memang yang bilang kalau aku ini pangeran siapa?" Klyn balas menjawab santai. Matanya menatapku datar.

"Lah bukan toh?! Terus apa dong?"

"Bukan apa-apa. Aku hanya cucu kakekku." Klyn mengangguk.

"Terus bukannya kakekmu tinggal di istana? Atau jangan-jangan kakekmu pelayan istana? Ehmm... Tapi tidak mungkin, tidak mungkin kakekmu hanya orang biasa saja. Tapi ngomong-ngomong istana... Istana disini itu seperti apa?" Aku bertanya penasaran.

Terbalik dengan ekspresiku, Klyn tampak serius dan tegang sekali.

"Kau lihat saja nanti," katanya dingin.

Aku mengangguk merasa tak enak. Sudah kuduga ini bukan saat yang tepat untuk membahas itu.

"Joey," panggil Klyn pelan. Nada suaranya terdengar seperti khawatir. "Untuk saat ini aku mohon padamu untuk jangan berbuat ceroboh disini. Kau harus menjaga diri baik-baik. Kita tidak tahu apa rencana Joshua dan yang lainnya."

Klyn menatap mataku.

"Tapi kau kan bersamaku. Aku tidak perlu khawatir."

Klyn memegang bahuku dengan kedua tangannya. "Aku tahu. Aku pasti bersamamu tapi aku mengatakan ini untuk berjaga-jaga. Kau harus bersiap dengan segala kemungkinan yang ada." Klyn menggenggam tanganku. "Berjanjilah untuk selalu menjaga dirimu dengan baik. Jangan pergi tanpa seijinku."

Aku mengangguk. "Aku berjanji. Aku juga akan menjagamu."

Klyn tersenyum.

Setelah percakapan itu kami berdua diam di sisa perjalanan.

Klyn masih terlihat tegang. Ia memainkan tangannya sambil menatap lurus ke depan.

Aku juga tidak suka perasaan ini, kondisi ini. Kondisi dimana semua hal negatif masuk dan menguasai pikiranku.

1000 Years 2 : The New WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang