[10/10]

8.1K 1.2K 128
                                    

Dia itu ...

♡♡♡

Koushi sedang galau. Iya galau. Tapi bukan galau gara-gara pacar ya. Punya aja nggak. Jomblo dia.

Dia duduk di teras rumahnya seraya menatap kosong ke depan. Hingga sepasang sepatu boot masuk ke dalam indra penglihatannya.

"Apa yang kau lakukan?"

Tanpa menoleh, Koushi tahu siapa itu. Ia mengangkat kepalanya lalu menatap sepasang mata tajam milik kembarannya.

Yah, terkadang ia heran bagaimana bisa mereka memiliki mata yang benar-benar berbeda. Apalagi sifat mereka yang sangat bertentangan.

"Tak ada," Koushi menjawab dengan senyum khasnya.

(Name) mendengus lalu menyisir rambutnya ke belakang dengan tangan kanan.

"Bodoh, aku tahu kau sedang memikirkan sesuatu,"

"Hm? Benarkah? Tahu dari mana?" tanya Koushi.

(Name) menarik sebelah ujung bibirnya—menciptakan senyum sinis.

"Kita kan kembar, bodoh,"

Koushi menghela napas berat. Heran mengapa adik kembar perempuan satunya ini sangat suka berkata kasar.

"(Name), coba kau hilangkan kata bodoh itu,"

"Ck, apa sih. Dari pada itu, kau!" sang kembaran menunjuk Koushi dengan tangan kiri yang sedari tadi ada di dalam saku jaketnya.

"Hm?"

"Ikut aku!"

"E-eh ... ?"

(Name) berjalan mendahului sang kakak. Sementara Koushi tampak bingung. Jarang sekali kembarannya mengajak seperti ini.

"(N-name)—"

"Baka Koushi, pakai sepatumu. Tak usah ganti seragammu. Ikut aku sekarang,"

"Apa kau tak ada niatan mengganti bajumu?" tanya Koushi menatap kembarannya yang memakai rok hitam setengah paha dengan t-shirt putih polos yang ia masukkan ke dalam rok. Ditambah jaket berbulu favoritnya.

(Name) mengedikkan bahunya acuh yang membuat Koushi sweetdrop.

"Sifat acuhnya itu dapat dari mana ... ?"

Hingga akhirnya mereka sampai di depan sebuah vending machine, (Name) memasukan beberapa koin lalu memencet sebuah tombol. Tak lama, ia berjongkok guna mengambil dua buah susu kotak.

Satunya ia lemparkan pada Koushi yang ditangkap sempurna olehnya sementara satunya lagi ia minum dengan santai.

(Name) berjalan santai dengan tangan kanan memegang kotak susu yang ia minum, dan tangan kini berada di saku jaket. Sedangkan Koushi hanya mengikuti dan berjalan di sampingnya.

Sampai di taman, (Name) duduk di bench—tepat di bawah pohon rindang. Koushi ikut duduk lalu menatap heran kembarannya.

(Name) menyandarkan punggungnya lalu menatap balik sang kakak.

"Jadi?" ia menaikkan sebelah alisnya. Koushi dibuat bingung.

"Eh? Maksudmu?"

"Ck, kau kira aku bodoh? Kau sedang banyak pikiran kan?"

Koushi terdiam lalu menunduk dengan raut murung.

"Ada apa?"

"Itu ... kau tahu kan, kelas tiga sebentar lagi akan dihadapkan dengan ujian. Sekarang aku sedang memikirkan tentang klubku,"

"Voli kah?"

Koushi mengangguk pelan.

"Ada apa dengan voli memang?"

Koushi menghela napas berat lalu ikut bersandar.

"Entahlah (Name), rasanya baru kemarin aku masuk Karasuno,"

(Name) mengangguk paham tanpa ada niatan menyela sang kembaran.

"Aku hanya merasa ... jika aku lulus nanti, aku akan merindukan mereka. Aku akan merindukan kebisingan gym. Aku akan merindukan menceramahi adik kelasku. Aku ... akan merindukan semuanya,"

Koushi memejamkan matanya. Lelaki bersurai abu itu menikmati setiap belaian angin pada wajahnya.

"Kau benar, Koushi. Selama masih ada waktu, kenapa kau tidak habiskan saja sisa waktumu untuk bersenang-senang dan mengukir kenangan manis masa SMA-mu?"

Koushi tertegun. Ia membelalak tak percaya kembarannya akan mengatakan hal itu.

"Benar ... "

Koushi kembali memejamkan matanya dengan senyum tipis.

"Rasanya waktu berlalu begitu cepat ya?"

"Hm ... "

Omake

"(Name)?"

"Hm?"

"Kau menyayangiku?"

Blush!

"E-ENGGAK TUH! S-S-SIAPA BILANG HAH??!!!"

"..."

... yah kurasa dia menyayangi dan menghiburku dengan caranya sendiri.

𝐓𝐖𝐈𝐍𝐒! sugawaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang