Carmen

254 8 0
                                    

Ntah apa yang aku lakukan di tempat laknat dan kotor ini sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ntah apa yang aku lakukan di tempat laknat dan kotor ini sekarang. Sudah sekian lama aku tak menginjakkan kaki ku masuk ke tempat para pendosa, dan penuh ajang prostitusi kelas atas. Dan hari ini dengan bodohnya mengikuti si mesum yang merengek minta ditemani.

"Oh ayolah Park! Jangan munafik seperti itu, nikmatilah malam ini"

"Nikmat pantatmu!!" Aku mendengus kesal segera menyeruput wine yang berada di depanku.

"Apa kau tidak lelah menahan hasratmu karna jomblo? Haruskah kita mencari one night stand disini?" Jongin si mesum ini memang memiliki hormon yang berlebih. Tak bisa dimengerti aku bisa berteman dengannya.

Tak kuhiraukan perkataannya dan berbalik menatap sekitar Club malam ini. Memang berdeda dengan klub-klub ato bar kecil diluaran sana. Tempat ini benar-benar eksklusif dengan penikmatnya yang notabenenya dari kalangan atas, dilihat dari penampilan dan parfum mahal yang tercium menguar dimana-mana.

Aku dan Jongin berbincang-bincang beberapa menit sebelum pandangan kami beralih ke panggung di depan sana. Dentuman music dj yang tadinya menggema keras berhenti digantikan dengan melodi yang terkesan mendayu.

Darling, darling doesn't have a problem
Lying to herself cause her liquor's top shelf
It's alarming honestly how charming she can be
Fooling everyone telling them she's having fun

Suara itu sangat lembut dan menghipnotis. Lantai dansa yang semula anarkis berubah menjadi sekumpulan dandelion yang di terpa angin. Berdansa lembut berpasangan diiringi suara surga itu. Sedang mata yang lain memandang pada satu titik dimana sang suara berada. Gaun hitam kelam menjuntai, dengan belahan tinggi mempertontonkan paha putih dan belahan dada rendah. Rambut yang tergulung keatas dengan anak rambut yang dibiarkan lepas terkesan berantakan. Mata yang sayu tapi terkadang menyorot tajam saat lirik demi lirik lagu berubah mempermainkan emosi si penyanyi.

Carmen, Carmen staying up 'till morning
Only seventeen, but she walks the streets so mean

Dia indah. Wanita itu dengan tegas memperjelas bahwa dialah Ratu-nya. Semua orang harus tunduk padanya. Pesona yang hitam tapi juga indah. Ntah kenapa cara nya melantunkan tiap lirik memberikan jiwa pada lagunya. Dia seperti menangis, marah dan meremehkan pada waktu yang bersamaan.

She says, "you don't want to be like me, looking for fun and getting high for free"
I'm dying, I'm dying

Malang rasanya jika suara dan wajah seindah itu hanya berada di club malam. Memang benar penyanyi-penyanyi tenar juga pasti pernah diundang menyanyi disini tapi sepertinya dia bukan salah satunya karna wajahnya sangat asing. Seperti teratai diantara kubangan lumpur.

One shoot ChanbaekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang