"Ahahaha lihat dia! Si jangkung ini sudah gila"
"Hei bodoh! Kau pikir kau siapa berani melawan kami"
"Pengemis!"
"Kau harusnya tidak terlahir ke dunia"
"Sampah! Cuih!"
"Jilat sepatuku maka kubiarkan kau hidup"
Dingin. Dimana lagi ia harus meminta perlindungan. Tubuhnya terasa remuk. Padahal ia selalu rajin berdoa kepada Tuhan. Tak banyak yang ia minta. Ia hanya ingin hidup tenang. Sudah susah payah ia menghindari masalah. Menjauh dari kerumunan. Mengurung diri dengan pikirannya sendiri. Tapi masalah itu selalu datang menyapanya. Menghampirinya tanpa jeda. Apa hidup ini hanya untuk mereka yang berkuasa? Mereka yang kuat? Mengapa Tuhan tidak menolongnya?
"Tuhan, aku mohon kali ini biarkan aku bernafas dengan tenang."
Doa hanyalah sebatas doa. Nyatanya hari ini pun sama seperti hari-hari lainnya. Ia terduduk bersandar di tembok gang sempit dan gelap yang ada di dekat kampusnya. Tubuhnya basah oleh keringat. Kemeja birunya ternodai bercak darah. Wajahnya dipenuhi lebam dan matanya membengkak.
"Sudah kukatakan Park Chanyeol, jangan sok! Kau bukan siapa-siapa." Beberapa mahasiswa berdiri angkuh di depannya. Terlihat sekali satu yang mencolok dengan rambut blondenya. Menyeringai menatap remeh ke arah pemuda yang sudah tak berdaya.
"Apa sebenarnya salahku? Mengapa kalian seperti ini?" Chanyeol memberanikan diri membuka mulutnya. Menanyakan pertanyaan yang sama setiap dia mendapatkan pembullyan ini.
Ia sendiri heran dengan hidupnya. Kenapa ia selalu jadi sasaran empuk pembullyan. Bukannya tidak ingin melawan. Dengan badan jangkung dan kokoh itu sangat memungkinkan untuk melawan walaupun tetap saja kalah karena yang dilawan bukan hanya satu atau dua orang. Mereka bergerombol. Seperti sekawanan babi yang mengamuk. Setidaknya dengan melawan, harga dirinya bisa selamat. Tapi nyatanya melawan pun akan memperburuk keadaan. Dia bukanlah anak orang berada. Untuk bisa makan hari ini saja sudah cukup. Sekolah pun mengandalkan beasiswa. Ia tidak ingin menyulitkan keluarganya.
Pernah sekali ia melaporkan tindak pembullyan yang diterimanya. Pihak kampus cepat bertindak. Memanggil semua mahasiswa yang terlibat dan menjatuhkan hukumannya. Tapi setelah itu bahkan ia mendapat pembullyan yang lebih parah. Sebenarnya bukan semua mahasiswa. Hanya kelompok Vernon saja yang melakukannya.
"Kau serius? Kau bertanya kenapa?" Vernon tertawa keras, diikuti oleh para cecunguknya. Tawa yang menggema di gang sepi ini.
"Kau tau sekali apa kesalahanmu Park!" Seketika tawanya berhenti digantikan tatapan tajam yang menusuk.
Vernon mendekat berjongkok dihadapan pemuda tak berdaya korban kekerasannya. Mencengkram kerah kemeja kusut yang tak berbentuk.
"Maafkan aku, Vernon. Tapi sungguh aku tidak mempunyai hubungan apapun dengan gadismu." Chanyeol mencoba membela diri walau ia tahu tidak akan ada belas kasih dari orang dihadapannya. Matanya memejam sesekali merasakan tubuhnya yang gemetar menahan sakit.
Chanyeol memiliki wajah yang tampan dan juga pintar. Kepribadiannya sangat tertutup dan selalu menyendiri. Banyak yang ingin mendekatinya. Untuk memulai pertemanan ataupun ketertarikan yang lain. Itulah yang membuat orang-orang iri padanya. Dan Vernon adalah salah satunya. Sebelumnya ia hanya sekedar mengganggu. Tapi makin hari kelakuannya makin brutal. Kecemburuan dan dengki adalah sifat manusia yang sangat berbahaya. Dan semuanya makin menjadi sejak kekasihnya juga tertarik dengan Chanyeol. Tapi ia tidak mau mengakui bahwa kekasihnyalah yang memulai.
"Kau mau bilang dia yang lebih dulu menggodamu? Kau pikir aku percaya?"
Sejurus dengan perkataan Vernon, pukulan kembali menyentuh wajah penuh lebam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
One shoot Chanbaek
Fanfiction#chanbaek #oneshoot #gs #bxb Sekumpulan kisah fiksi chanbaek dalam bentuk oneshoot. All genre. Gs dan bxb. ini gs n bxb jadi jangan sampai salah ya bacanya karena aku buat random,, Jangan lupa vote yah 😊