Jet Lag

54 3 0
                                    

"Chanyeol-ssi"

"Ya?"

"Mari kita berpisah."

Pemuda tinggi yang duduk berseberangan disana diam menatap bingung lawan duduknya. Nyatanya kata-kata dari orang yang sangat dicintainya berubah menjadi ribuan pedang menghunus tepat di jantung. Terasa sesak. Setelah semua yang mereka jalani, pahit manisnya cinta, perjuangan dan bertahan. Kini tertutupi dengan satu kata 'pisah'.

"Jangan bercanda Baekhyun-ah. Apakah hari ini April mop?" Pemuda itu berkelit dan tertawa paksa. Menenangkan dirinya sendiri. Bulir-bulir keringat di pelipisnya mulai terlihat. Mencoba mengingat kembali apa kesalahannya dan berakhir sia-sia. Dia sama sekali tak tahu jawabannya.

Pemuda yang lebih pendek dengan surai putih seperti Jack Frost itu tersenyum sendu. Merasa bersalah akan keputusannya sendiri. Tapi ia pun sangat lelah. Tubuhnya lelah, pikiran dan hatinya juga lelah. Ia menginginkan ketenangan sekarang. Egois memang, saat hatinya masih mencinta, tapi otaknya tak sejalan.

"Kau tau sendiri ini bulan apa Chan. Tidakkah kau lihat keseriusanku?" Matanya berkaca-kaca. Air matanya menggenang di pelupuk. Satu kedipan saja, air mata itu akan mengalir bebas di pipi mulusnya.

"Tidakkah kau lihat keseriusanku juga, Baekhyun-ssi?" Wajah bak dewa itu memerah marah. Menahan segala gejolak emosi yang siap meledak kapan saja. Tapi tidak di depan pria mungil pujaannya. Dia tidak akan pernah menyakiti Baekhyunnya seujung kuku pun. "Jika aku tidak serius, aku tidak akan memulainya. Kau sangat tau bagaimana diriku Baek. Aku mencintaimu, dan akan selalu seperti itu. Walau seluruh duniapun menentang, hatiku akan tetap milikmu."

Tangis pria kecilnya pecah. Tubuh mungil itu bergetar dengan tangannya yang menutupi wajahnya. Meredam isakan tangisnya sendiri. Hatinya sakit. Ia pun mencintai pria besar di depannya. Tapi perjalanan cinta mereka membuatnya ingin menyerah. Ia merasa tak sanggup menantang dunia.

Tangan besar itu terulur. Menyentuh lembut pipi chubby Baekhyun. Berjalan mengitari meja dan merengkuh tubuh kecil yang bergetar itu. Menepuk-nepuk punggung sempit favoritnya. Membisikkan kata-kata penenang agar pria-nya menyudahi tangisan yang membuat air matanya ikut menggenang.

"Maafkan aku. Maaf. Aku hanya lelah. Ini membuatku sakit Chan." Baekhyun berkata lirih. Suaranya teredam dada Chanyeol yang memeluknya erat. Bisa dipastikan hoodie pria tinggi itu basah karena tangisannya.

"Hei, sayang, dengarkan aku. Lihat aku." Tangannya menangkup kedua pipi si kecil. Menyalurkan kehangatan disana.

Baekhyun mendongakkan kepalanya. Menatap pahatan sempurna milik sang kekasih. Aura dominan yang menguar selalu membuatnya nyaman dan merasa terlindungi.

"Kita sudah berjanji untuk selalu bersama. Haruskah kubawa kau ke altar sekarang? Agar kau tau betapa seriusnya perasaanku."

"Bodoh." Kekehan si mungil terdengar merdu dengan senyum di sela tangisannya. Sesekali memukul pelan lengan dominannya.

"Aku mencintaimu. Jangan pernah berpikir untuk meninggalkanku."

"Hu'um.. maafkan aku. Aku mencintaimu."

__*__

Park Chanyeol dan Byun Baekhyun. Dua anak adam yang tengah di gilai oleh sebagian besar anak muda beberapa tahun ini. Mereka adalah bintang dengan kepopuleran merambah ke seluruh dataran Asia dan bahkan lebih. Park Chanyeol seorang model tampan rupawan dan juga composer musik dengan tinggi 185cm memiliki tubuh atletis yang terbentuk sempurna membuat para gadis lupa daratan jika melihatnya. Byun Baekhyun seorang soloist terkenal dengan banyak penghargaan dan record-record baru tiap harinya, oh jangan lupakan perawakan manis menjurus cantik untuk seukuran lelaki yang membuat para dominan dan gadis-gadis memuja-mujanya.

One shoot ChanbaekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang