Mata sipit itu mengerjap perlahan. Sayup-sayup terdengar tangisan seseorang yang selama ini selalu berada di sampingnya. Ingin rasanya melihat apa yang terjadi tapi matanya memberat. Hanya suara-suara kecil yang mampu masuk di pendengarannya sebelum matanya benar-benar tak sanggup tuk terbuka.
Wanita dengan jejak-jejak air mata yang membasahi pipinya itu menatap sendu bocah remaja di depannya. Terbaring dengan wajah damainya. Kulitnya begitu pucat.
"Kau ini sebenarnya laki-laki atau perempuan Baekhyun-ah? Kenapa aku seperti menjaga putri tidur sekarang?"
Wanita yang juga seorang perawat itu duduk di samping brankar. Menyentuh pelan jemari lentik yang seakan akan pecah jika ia menyentuhnya dengan kasar. Matanya beralih menuju wajah bocah di depannya yang masih asik tertidur.
"Kau terlalu indah untuk seorang laki-laki." Senyumnya terbit bersamaan dengan airmata yang kembali mengalir di pipinya.
Bae Irene ingat sekali saat pertama ia bekerja disini. Memasuki bangsal anak-anak dan menemukan wajah sendu bocah laki-laki yang menatap keluar jendela. Saat itu rambutnya yang berwarna coklat lembut sangat indah diterpa cahaya mentari.
Beberapa minggu menjadi perawat, ia selalu mencoba mendekatkan diri dengan Byun Baekhyun. Pertamanya ia tak mengerti, mengapa bocah itu selalu sendiri. Tidak ada satu pun keluarga yang mendampingi. Dan anehnya ia berada di kamar VVIP rumah sakit ini yang notabene harganya lumayan mahal.
"Kau mengunjungi bocah itu lagi Nona Bae?"
"Yah begitulah. Kali ini saya ingin membacakannya cerita Dokter Kim."
"Kau menyukai bocah itu?"
"Heem iya, dia bocah yang manis. Walau sangat pendiam."
"Kalau begitu jadilah suster pribadinya."
"Bisakah? Saya akan senang sekali Dokter Kim."
"Dia, jauh lebih hidup sekarang. Menurutmu bagaimana rasanya diasingkan?"
"Ya??"
Byun Baekhyun. Sudah 3tahun terakhir dirawat di rumah sakit ini. Menghuni kamar VVIP satu-satunya yang berada di bangsal anak-anak. Ia diasingkan. Dari lahir ia hidup di panti asuhan. Anehnya ia tidak pernah bertanya siapa orangtuanya. Bocah pendiam itu hampir tidak pernah mengeluh. Bahkan saat di usia 12 tahun dia tahu ada tumor di otaknya ia tetap diam dan mengikuti apapun yang dilakukan para orang dewasa di sekitarnya. Ia dilarikan kerumah sakit saat mengalami kejang dan muntah-muntah. Dirawat di rumah sakit saat tumornya ada di stadium II.
Beberapa hari setelah dirawat, seorang pria paruh baya berjas hitam datang mengurus semua administrasi bocah Byun dan memberikannya perawatan kelas A dengan fasilitas terbaik di rumah sakit ini. Desas desus pun menyebar jika bocah bernama Byun Baekhyun adalah anak haram dari pengusaha kaya yang sengaja diasingkan.
Disinilah ia sekarang. Penghuni tetap kamar VVIP di lantai 4. Sudah menjalani operasi pengangkatan tumor sebagian dan kemotrapi berkali-kali, tapi sel tumor itu tetap berkembang menjadi kanker.
Rumahnya adalah rumah sakit ini. Ayahnya adalah para dokter, ibunya adalah para suster, kakak dan adiknya adalah sesama pasien. Baginya itu sudah cukup.
__*__
"Selamat pagi tuan Byun. Bagaimana kabarmu hari ini?"
Bocah remaja 15tahun yang bersandar di ranjangnya menoleh dan tersenyum tipis.
"Tidak pernah sebaik ini noona."
KAMU SEDANG MEMBACA
One shoot Chanbaek
Fanfiction#chanbaek #oneshoot #gs #bxb Sekumpulan kisah fiksi chanbaek dalam bentuk oneshoot. All genre. Gs dan bxb. ini gs n bxb jadi jangan sampai salah ya bacanya karena aku buat random,, Jangan lupa vote yah 😊