Summertime Sadness

47 4 0
                                    


Kiss me hard before you go
Summertime sadness
I just wanted you to know
That baby, you the best


Summer, 2020

Seorang pria tampan berumur 30 tahun berperawakan jangkung berdiri tegap diruangannya. Mata bulat bermanik hitam selaras dengan surainya menatap lurus ke luar jendela besar yang menampakkan kesibukan kota Seoul siang ini.

Butuh waktu bertahun-tahun untuk dapat menduduki tahtanya. Berbekal keringat, kerja keras, dan berkali-kali jatuh, ia mampu mendirikan sendiri kerajaannya.

Tok tok tok

"Masuk."

"Selamat siang Mr. Park, rapat perilisan game terbaru sudah siap."

"Aku akan segera kesana."

"Baik Pak."

Park Chanyeol, pemegang kekuasaan tertinggi 'Summer Game' company, membenarkan kancing jas yang ia kenakan. Tangannya terulur menyentuh bingkai foto yang terletak di atas meja kerjanya. Senyum tipis berlesung pipi itu ia perlihatkan. Menatap lekat foto seseorang berseragam sekolah yang sampai mati akan selalu ia rindukan.

"Satu lagi game baru akan diluncurkan. Aku harap kau menyukainya, Byun Baek Hyun."


__*__

14 years ago, Seoul High School

"Wah wah wah, lihat si nerd ini. Sudah berani membantah rupanya."

Tidak ada yang bisa kulakukan lagi. Tubuhku sudah pasrah menerima pukulan dan tendangan yang mereka lakukan. Memangnya siapa aku yang bisa melawan? Mereka membayar mahal untuk bersekolah disini. Lalu aku? Dengan beasiswa yang aku dapatkan, aku bebas menikmati fasilitas dan belajar dengan gratis tanpa membayar apapun. Cukup sadar diri untuk tidak melawan mereka.

"M-ma-maafkan aku Daehyun-ssi. Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi."

Aku terus menunduk. Tak berani menatap matanya. Kudengar mereka mulai menertawaiku. Daehyun bangkit dari jongkoknya dan berdiri di depanku. Menyodorkan kakinya yang bersepatu sneaker putih dihadapanku. Dahiku mengernyit bingung. Apa yang ingin ia lakukan?

"Jilat!"

Deg. Tanganku mengepal erat. Jantungku berpacu cepat seiring harga diriku yang direndahkan.

"Jilat sepatuku maka kau bebas hari ini." Senyuman licik itu terpatri di wajahnya. Diiringi tawa teman-temannya yang lain.

Dengan tubuh yang masih gemetar, kuarahkan wajahku mendekat ke sepatunya. Menenangkan hatiku sendiri bahwa ini akan segera berakhir. Mereka tidak akan mengganggu lagi. Aku hanya akan menuruti semua keinginan mereka agar bisa pulang dengan tubuh yang sehat.

"Pecundang!"

Pergerakanku terhenti. Bukan, ini bukan suara Daehyun. Kuarahkan kepalaku mendongak melihat siluet seorang bertubuh mungil. Wajahnya tak terlihat karena matahari yang membelakanginya.

"Jangan ikut campur Byun!" Daehyun berjalan mendekat kearah lelaki yang disebut Byun tadi.

"Apa? Mau memukuliku juga? Daehyun-ssi?"

Daehyun berhenti tepat di hadapannya. Kulihat pemuda yang lebih pendek hanya menatapnya datar.

Hal yang selanjutnya terjadi membuatku membulatkan mata. Daehyun meraih pinggang lelaki itu, merapatkan tubuh mereka dan mencium pipinya.

One shoot ChanbaekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang