Bukankah seseorang akan jauh menjadi kuat jika memiliki rival?
_Gelena
"Hay semua saya saya Gelena Astria Mikler," ucap Gelena memperkenalkan dirinya"Ada yang ingin bertanya pada Gelena?" tanya Mis key
Seorang wanita yang duduk di pojokan mengangkat tangannya.
"Iya mil. Silakan mau bertanya apa,"
Wanita cantik dengan dandan sederhana namun jelas terukir tegas di wajahnya menatap Gle tajam.
"Tadi nama belakang Lo Miklerkan?" tanya Mila sedangkan Gle hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Berarti sepupu Argos sama Argis dong?" Tanya Mila. Sedangkan Gle hanya diam sambil berpikir.
"Bantar kayanya Gle harus nelpon dulu,"
Semua yang ada di sana menatap Gle dengan aneh. Sedangkan Gle merasa acuh tak acuh saja.
Gle mengeluarkan ponsel lalu menelpon sang papa. Karena nama Mikler adalah marga dari sang papa.
"Halo pa,"
"........."
"Gini Gle mau nanya Argos sama Argis itu siap ya pa?"
"........."
"Oh anak dari adiknya papa. Maaf ya pa habis nya ada yang nanya tapi Gle gak tau, iya pa Gle tutup ya,"
Setelah menutup telponnya Gle menatap temen temen baru nya sambil tersenyum.
"Kata papa mereka sepupu Gle, maaf ya kalo Gle gak tau sebelumnya karena Gle emang gak di kasih tau sama papa." Ucap Gle.
Setelah itu di suruh duduk di bangku belakang dekat jendela.
"Hay Gelena, namaku Anya," uacap Anya, Gle hanya tersenyum lalu kembali fokus pada pelajaran.
🔹🔸🔷🔶
"Gle kantin yu," ajak Anya
Koridor akedemi firgo begitu ramai sama persis seperti sekolah sekolah lainnya. Tak ada yang beda.
"Gua kira suasananya bakalan beda,"
"Beda sama apa Gle?"
"Itu Lo sama sekolah yang ada di luar pulau,"
Anya terkekeh kecil " ya enggak lah, sekolah tetap sekolah gak ada bedanya kok,"
"Yakan kirain beda,"
Sepanjang perjalanan Gle tak bisa henti hentinya kagum, sekolah ini luar biasa. Mulai dari fasilitas dan dekorasi nya, sudah sekelas internasional.
"Ini kantin apa pasar?" Tanya Gle setelah sampai di kantin.
"Pasar Gle pasar," jawab Anya.
"Dih dia malah nimbrung," bales Gle
"Udah ah yu pesen,"
Setelah memasan mereka duduk di bangku paling pojok. Tak lama suara bisik bisik terdengar, kehebohan terjadi.
"Tree prince," teriak Anya heboh. Bukan hanya Anya yang berteriak tapi hampir seisi kantin.
"Tree prince?" Gumam Gle
Anya menjelaskan tantang Tree prince dengan heboh, sementara Gle hanya mendengarkan.
Tree prince adalah sekumpulan tiga pria paling tampan antara uang dan juga dompet. Mereka di gadang gadang sebagai calon pewaris yang sempurna.
"Mereka itu ganteng tapi sayang gak ada yang berani deketin," Terang Anya memelas
"Masa? Si Daffa kocak kok udah gitu enak di ajak ngomong nya,"
"Kok Lo tau?" Tanya Anya
"Tau lah orang gua sepupuan sama si Dendra," Anya yang mendengarnya refleks mengemberak meja.
"APA!"
Otomatis perhatian seisi kantin menatap mereka dengan pandangan aneh.
"Lo!" Ucap Gle memperingati. Setelah sadar dengan apa yang di lakukannya, Anya langsung meminta maaf sambil tersenyum kikuk.
"Aduhh sorry gua kelepasan,"
"It's oke, asal jangan. Di ulangi. malu tau,"
"Oh iya gua mau masuk eskul bola cara daftarnya gimana ya?" Tanya Gle.
"Bola? Oh berarti kita bakal satu eskul dong," ujar Anya gembira
"Serius? Wah gak nyangka gua,"
"Posisi Lo apa Gle,"
"Kiper, Lo"
Anya diam menatap Gle dengan sedotan yang masih menempel di bibirnya. Tak ada raut terkejut atau khawatir di wajahnya, yang ada hanya raut penasaran.
"Lo yakin?" Tanya Anya untuk memastikan kan.
"Dari awal gua di peringatin sama seseorang, katanya gua cuman bakal jadi penghuni bangku cadangan. Tapi seorang Gelena gak pernah takut tu," Anya tersenyum. Sungguh luar biasa sosok di depannya ini.
Tak ada rasa takut sama sekali, dia tau bahwa jalannya tidak akan mudah tapi Gle tetap tidak gentar.
"Bukankah seorang akan jauh menjadi lebih kuat jika memiliki rival?" Ucap Gle menatap Anya. Sedangkan Anya hanya tertawa mendengarnya.
"Gua tunggu Gle, gua tunggu. Hari di mana Lo bisa menyingkirkan monster akademi firgo. dan hari itu pasti akan jadi hari yang sangat menyenangkan"
TBC
TERIMAKASIH TELAH MEMBACA.
JANGAN LUPA VOTE AND COMENNYA
26 SEPTEMBER 2020
SEE YOU 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Gelena
Teen FictionMenjadi kiper terhebat di dunia adalah mimpi seorang Gelena. Dan Gelena jelas tahu mimpi itu tidak akan mudah ia gapai, di depannya terbentang bukit bukit sulit yang harus ia daki sendiri. Belum lagi seorang rival yang tak mudah di kalahkan. Lalu ja...