Setelah dari makam Mizu. Menma berjalan tanpa arah mengelilingi Konoha. Terlihat langit yang berwarna jingga, menandakan mau magrib(?).
Menma tak sengaja bertemu Inojin di jalan, ia terlihat membawa beberapa bunga di keranjang yang ia bawa. Menma tersenyum dan menghampiri Inojin.
"Inojin, boleh ku bantu?" tawar menma
Inojin terlihat terkejut melihat menma tapi kemudian mengangguk, "tentu saja. Lihat tanganku yang merah ini." Inojin menodorkan tanganya yang memerah ke arah menma, inojin terlihat berantakan saat ini. Rambut pirang yang biasanya di kuncir kini berjatuhan dan jangan lupakan bajunya yang terdapat debu dan lumpur bahkan sampai pipi.
Menma tertawa lalu mengambil alih keranjang yang dibawa Inojin, memang sedikit berat menurutnya.
"Kau darimana saja?" Tanya menma
"Mencari bunga dihutan," jawab inojin.
Menma tersenyun saat melihat gelang di tangan kiri Inojin sekali lagi.
"Gelangnya tetap kamu pakai ya?"
Inojin memandang tangan kirinya yang terdapat gelang pemberian Menma satu tahun lalu saat mereka baru menjadi Genin. Menma mengatakan bahwa itu adalah hadiah kelulusanya. Gelang itu berwarna biru dengan bunga sakura ditengahnya. Terlihat Feminim tetapi Inojin menyukainya.
"Aku menyukainya, aku tidak akan melepasnya walaupun kau yang memberi titah." setelah mengatakan itu, Menma langsung seolah memiliki background bunga - bunga, membuat Inojin memandangnya aneh.
"Warung odadingnya mang oleh ramai ya." ucap Inojin sambil melirik toko kue yang antri panjang.
"Udah gausah dilihat, mereka pengen menjadi ironmen," Inojin mengangguk setuju.
Sesampainya di toko bunga Yamanaka, menma menyerahkan keranjang bunga padanya. Saat itu Ino sedang membereskan toko dan melihat Menma yang membawa keranjang membuat Ino tersenyum.
"Are, kenapa Menma-kun yang membawa keranjang nya?"
Menma tersenyum tipis ke arah Ino, " tadi aku tidak sengaja bertemu dengan Inojin bibi. Jadi kubantu."
Ino tersenyum senang dan memberikan dua tangkai bunga Matahari kepada menma. Menma menerimanya dengan senang hati.
Menma pamit pulang kepada Inojin dan Ino karena sudah malam dengan alasan orang tuanya akan mencarinya. Setelah punggung menma menghilang, Ino menjadi senyum - senyum sendiri.
"Ibu. Ibu baik-baik saja kan?".
" ibumu ini baik-baik saja sayang, hanya saja Menma-kun sangat tampan,"
"Tapi aku juga tampan!" ucap Inojin nyolot
"Tidak! Kau manis!"
"Aku tampan!"
"Kamu manis!"
.
.
."Ini bunga kukasih siapa ya?" Menma berfikir sembari berjalan.
Tidak sengaja menma melihat Sumire dengan tas belanja di tanganya.
"Sumire!" panggil Menma
Sumire tersenyum seperti biasa, "ada apa Mennma-kun?"
Menma menyodorkan dua tangkai bunga Matahari kepada Sumire, sejenak ia tersipu malu.
"A-arigatou." Sumire menerima bunga dengan pipi merah, bertambah merah saat tanganya tak sengaja bersentuhan dengan tangan menma. Menma memandang Sumire aneh.
"Sumire, apa kamu demam?" tanyanya polos.
"T-tidak, aku baik-baik saja! Kalo begitu aku duluan. Jaa M-Menma-kun!" Sumire berkata dengan cepat dan langsung berlari.
"Gadis aneh," guman Menma.
.
.
.
.
.
.
.
.Udah Chapter 5 tapi ga ngasih vote. J-jahat!
24 September 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
NARUSASU
FanfictionKarya tetap milik @Masashi kisimoto -- Kisah hubungan terlarang antara Narusasu, dan Menma yang berada di tengah mereka. 'Yaoi, Mreg'