Hari terakhir live Crazy:B sudah mau dimulai. Semua staff dan member units yang menjadi tokoh utama hari ini pun sudah siap. Pencahayaan, kostum, musik, semuanya juga sudah siap.
"Jadi, apa yang kalian bicarakan tadi? Rukka sampe nangis gitu." Rinne masih kepo dengan apa yang dilakukan sohibnya itu pada gadis yang merupakan produser mereka.
Niki menghela nafas lelah. "Sudah kubilang aku ga ngapa-ngapain."
"Ga akan ada asap kalo ga ada api, Nikki-han." Kohaku nyeletuk.
"Apa kamu sudah melakukan sesuatu yang tak termaafkan?" Himeru mulai berspekulasi aneh lagi.
"Mana ada begitu!"
Rinne mikir keras.
"Nik, bilang baik-baik dah. Daripada timbul fit--"
"DIKATA KAGA TUHANN!!"
Niki lelah. Niki mau pulang aja terus makan banyak buat menikmati hidup. Dia lelah dengan member bobrok kayak begini, sungguh.
Mungkin Niki harus di kasih kaca biar sadar diri dia juga sama bobroknya.
Meski dia nyaman sih, daripada sendirian kayak dulu yakan?
Rinne menyipitkan matanya. "Apa dong?"
"Aku cuma menceritakan soal awal kita kenal!"
"Seingat ku ga ada hal yang menyedihkan disana... Oh."
"Iye, itu."
"Itu apa?" Kohaku menatap datar kedua makhluk tidak jelas didepannya.
"Itu, awal pertama kali Rinne ku pungut dari jalanan sampe jadi kayak sekarang--"
"Matamu pungut."
Niki terbahak mendengar rutukan Rinne. Kohaku berpikir sejenak. "Oh, apa saat itu Rinne-han terlihat seperti pemulung? Atau gembel?"
"Kupikir dia seperti korban busung lapar makanya Shiina iba padanya." Himeru lagi-lagi menambahkan.
"Hoi kalian fitnahnya lancar banget ya!" Rinne menjitak kepala keduanya sebal, sementara Niki mengangguk seolah membenarkan, bikin Rinne gemas.
Gemas jambak kuncir kuda Niki maksudnya.
"Aduh! Woi, KDRT ini mah!" Niki mengaduh pelan. Rinne kasar nih, mainnya tangan!
"Ayo tadi bilang apa?" Rinne mendengkus sebal.
"Ga bilang apa apa padahal."
"Bener juga sih."
"Nah yaudah, lepas. Nanti keliatan Rukka aku ngadu ah~"
"Najis tukang ngadu." Rinne menggerutu pelan. "Bilang aja elah, emang udah saatnya semua tau sama itu kutukan."
Niki menghela nafas. "Berhenti memanggilnya kutukan. Ini penyakit."
Himeru dan Kohaku saling berpandangan sebelum akhirnya mereka paham setelah mendengar tentang penyakit ajaib Niki.
"Terdengar kayak kutukan ya kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jurnal Ensemble Stars!! Basic dan Music
Literatura FaktuMemiliki jadwal event yang silih berganti membuat Ibara, Eichi dan Rei memutuskan untuk mencarikan masing-masing units seorang Produser untuk mengurus keperluan mereka. Dengan banyaknya masalah dan kegiatan di setiap event, bagimanakah keseharian pa...