I've been looking for you for a long time

10.3K 602 59
                                    

"Kak, jadi pacar taehyun yuk?"

"Dih apasih! Lo bocil jangan cinta-cintaan dulu deh, belajar sana yang bener!"

Beomgyu mendorong sarkas punggung pemuda berkacamata itu. Risih akan keberadaannya, apalagi dengan ajakan berpacaran yang sudah 9 kali ditujukan untuknya itu.

Kang taehyun, adik kelas yang berada satu tingkat dibawahnya itu, lelaki cupu. Berkacamata, berpakaian rapi dan kutu buku.

Beomgyu tidak suka, seleranya yang setinggi gangster atau brandalan sekolah tentu membuat taehyun tersingkir jauh-jauh dari 'list pujaan hati beomgyu.'

"Tapi kak, taehyun sayang sama kak beomgyu." Ucapnya dengan pandangan memohon.

Beomgyu berdecih, "dibilang jangan cinta-cintaan. Lo mana ngerti sih soal cinta? Kacamata melorot aja kalo ga diingetin ga bakal dinaikin!"

Kemudian si kakak kelas berlalu begitu saja, meninggalkan taehyun sendiri didepan loker. Sikap tidak mengenakan seperti ini sudah menjadi makanan sehari-hari, tapi kenapa rasanya dia tidak lelah mengejar cinta beomgyu?

"Taehyun kurang apa sih?" Renungnya seraya berjalan menuju kelas.

"Lo tuh kurang maco! Yah cemen lo mah jadi cowo kok kacamataan, najis tau ga!"

Seseorang berteriak dibelakangnya, tanpa menoleh pun taehyun tau siapa pelakunya. Hyunwoo, pemuda yang selalu membullynya.

Taehyun terus berjalan tanpa peduli, meski dia tau itu sia-sia.

"Heh!" Teriak hyunwoo, berlari menghadang taehyun. "Berani ya lo sekarang?"

Detik berikutnya, seperti dugaan taehyun. Hyunwoo membenturkan telur mentah tepat di kepala si pemuda berkacamata. Membuat taehyun terlihat kotor.

Pasukan demi pasukan berdatangan, dengan barang bawaan yang akan mengacaukan taehyun nantinya. Beruntung ini sudah jam pulang sekolah, jadi dia tidak harus menjadi bahan ejekan satu kelas karena berbau amis telur.

Ini sudah menjadi makanannya sehari-hari selain diacuhkan oleh beomgyu. Memang taehyun bisa apa selain diam dan menerima?

.
.

Hari demi hari berlalu, ujian kenaikan kelas didepan mata. Taehyun dan beomgyu semakin sibuk dengan materi yang dia dapat dari guru.

Intensitas keduanya bertemu semakin berkurang. Beomgyu senang, taehyun cemas tidak karuan. Taehyun itu cerdas, dia si peringkat pertama. Wajar saja selama dua minggu ini beomgyu sudah jarang melihatnya berkeliaran mengejarnya.

Tapi, apa harus selama itu? Apa mungkin taehyun lelah mengejarnya? Atau mungkin, perjuangan seorang kang taehyun memang patut diremehkan?

Kepalanya digelengkan kuat, kembali fokus terhadap buku yang berserak dimeja belajarnya.

"Lagian ngapain gue mikirin si cupu sih?! Harusnya kan gue seneng bakal lulus dan ga ketemu lagi sama dia!"

Dan yang ditunggu-tunggu pun datang, ujian dimulai. Satu minggu, selesai, kemudian libur panjang, kelulusan. Beomgyu tak kunjung melihat batang hidung taehyun. Beomgyu pikir, mungkin taehyun benar-benar menyerah untuk mendapatkan cintanya.

Hingga satu tahun empat bulan lamanya, setelah beomgyu menjadi mahasiswa di universitas ternama, selama itu pula dia belum menemukan cinta yang sebenarnya.

Setelah lulus sekolah hingga sekarang, terhitung 3 kali dirinya memandu cinta, tapi semua berakhir dengan luka. Membuatnya selalu meragukan ungkapan cinta dari beberapa pria.

"Gyu! Ada yang nyariin lo! Anjir lo kemana aja dah? Boker apa?"

Soobin -sahabat barunya sejak masuk kampus- meneriakinya saat beomgyu barusaja mendudukan diri dikursi kantin.

Sahabatnya ini cerewet, sudah menjadi hal wajar ketika soobin berteriak ditempat ramai tanpa rasa malu.

"Mulut lo tuh kek tai. Siapa btw yang nyariin?"

"Gatau juga gue, tapi orangnya cakep. Dari style nya sih keliatan tajir, yatoiba, kenapa yang dicari ga gue aja ya?"

"Idih. Trus lo ga nanya namanya, ato ga nanya urusannya apaan?"

"Makannya itu lupa gue tuh anjing! Saking terpananya sampe lupa nanyain urusan. Ih gemes tau ga sih gue tolol banget." Soobin memijit pelipisnya lebay. "Eh iya! Gue tadi sih bilang lo perginya ga lama, trus dia malah bilang suruh nemuin di taman deket kampus aja. Inget itu doang sih gue."

"Bye."

Kelas memang sudah selesai, dan rutinitas mereka memang makan setelah lelah belajar. Jadi setelah ini, beomgyu akan menyelsaikan urusannya dengan si 'tidak dikenal' kemudian pulang.

Beomgyu tidak ingin dicap sombong, apapun urusannya, setidak penting apapun, dirinya tetap memilih untuk menyelesaikannya saat itu juga.

"Lah kok! Ini gue baliknya gimana atuh bangsat?!" Teriak soobin dari kejauhan, kali ini beomgyu sukses dibuat malu disana.

"Balik duluan aja, gue nge-grab gampang ntar!"

Dengan itu, beomgyu bisa tenang pergi kemanapun sekarang. Langkahnya semakin cepat setelah sampai dikawasan taman, tidak ingin mengulur waktu sebab ranjang empuknya sudah menunggu.

"Eh anjir! Taman ga sesempit otak soobin ya buset. Emang kalo jabarin sesuatu ga pernah bener si soobin mah." Gerutunya. Hari sudah mulai gelap, dan beomgyu benci membuang waktu.

"Halo, beomgyu bukan?"

Beomgyu berjengit, spontan membalikkan tubuhnya. Dan seseorang berdiri dengan gagah disana. Terkejut, tentu saja. Jantungnya bekerja dua kali lipat setelah mata mereka bertemu.

"T-taehyun?"





















Hi guys, i'm so sorry about everything. Book taegyu yang aku janjiin dulu, beneran ilang idenya. Sedikit aja aku ga inget gimana konsep ceritanya. Jadi, aku milih buat lupain dan ganti yang baru xixixi.

Eh tapi, maaf banget guys soalnya gue yakin ini ga sesuai ekspetasi kalian🥺
Ceritanya ini ngebut banget, baru tadi abis isya ngetik + mikir gimana alurnya. Jd bakalan ambyar banget dah.

Kalo ada kesalahan, kritik sarannya boleh dishare dong dikomen. Misal malu atau apa, dm aja gpp, apapun pendapat kalian bakal gue tanggepin kok🥺

teaser; taegyu🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang