Seungmin dan Rhino memutuskan bertunangan untuk mengisi kekosongan mereka. Walaupun hati mereka tertuju kepada Chan dan Minji, Jino anak itu tidak menyetujui itu karena hanya Mommynya yang boleh sama Daddynya.
Minho dan yang lain mencoba memberi pengertian ke Jino, tapi anak itu makin membantah dan memarahi Minho dkk. Seungmin juga memberi pengertian ke Jino, dia bingung menjelaskan ke jino karena anak itu hanya diam tidak berniat mendengarkan.
"Jino ke taman" Jino pergi gitu aja tanpa melihat Rhino yang memasang wajah bersalahnya
Setelah kepergian Jino, Seungmin menggigit bibirnya takut. Jino itu memiliki tabiat yang sama seperti sang ayah.
"Ini dilanjut apa nggak? tinggal seminggu lagi nih kalau sekarang berhenti masih bisa" ujar Hyunjin menghela nafas
"Tau gitu dulu aku yang menikah dengan Minji" Minho menatap tajam Rhino
"Kak Minho hiks" Jisung menatap minho dengan air mata yang turun
Minho menghela nafas, dia rengkuh istrinya itu. mengelus punggung sempit itu.
"Nggak kok, kakak cintanya sama kamu"
Jisung mengeratkan pelukannya
"Di lanjut aja" Rhino yang jawabdengan tangan yang mengelus lengan seungmin yang hampir menangis.
.
.
.
.
.
.
.
Jino, anak berusia 5 tahun itu terduduk di taman yang lumayan jauh dari rumahnya. Bocah lelaki itu menangis terisak di sana, wajah itu pucat. Selama Minji menghilang Rhino tidak pernah mengajak Jino berobat karena surat itu tidak pernah dibaca.
"Eh kamu kenapa nangis disini? kerumah tante aja yuk udah malam" Seorang wanita menghampiri Jino
Jino mendongak, mata kucing mirip sang ayah menatap wanita itu dengan
"Mommy" Jino memeluk minji yang terkejut
"kenapa kamu disini? terus kenapa kamu pucat?" Tanya Minji bingung
"Jino nggak berobat lagi" Jawab Jino
"Hah? kenapa?"
"daddy nggak pernah bilang mau bawa jino berobat"
Mata itu tertutup dengan tetesan darah mrmbasahi baju Minji, minji yang panik berteriak
"CHAN"
Tak berapa lama Chan keluar dari rumah yang berada tak jauh dengan taman itu, Chan yang menggendong Jia terkejut melihat Jino
"hiks Chan" isakan Minji membut Chan reflek menenangkan minji
Chan mengambil alih Jino,memberikan Jia ke Minji. Jia yang tidak tau apa-apa hanya menatap bersalah bingung. Chan dan Minji membawa Jino kerumah sakit, wajah Chan menjadi datar saat mobilnya melewati rumah Rhino,Rhino seolah mengabaikan Jino dan malah asik membakar daging di halaman depan bersama yang lain.
.
.
.
.
.
.
.
Minji menatap kosong pemandangan di luar ruangan Jino, mata gadis itu menyiratkan bahwa ia sangat merindukan atau sedih karena anaknya mengalami sakit yang pernah Chan derita, sudah sembuh sepenuhnya.
Wanita itu memegang foto pernikahannya dengan Rhino walaupun dia tau apa yang terjadi.
"Chan aku mau gantiin posisi Jino. Aku tidak tega melihat dia seperti itu" celetuk minji
"Jangan gila! Nggak ada acara gitu. Aku akan usahain terbaik buat jino" Chan meninggikan suaranya
Brak
Pintu ruangan rawat Jino dibuka kasar oleh Rhino. Jia yang tertidur di sofa sampai terbangun,Minji langsung menggendong Jia.
"C-chan hyung"
Chan mengalihkan pandangan saat mendengar suara Seungmin. Bukan apa,Chan hanya cukup sakit hati melihat Rhino yang merengkuh Pinggang seungmin.
"Ji, ayo kita pulang" Chan meraih tangan Minji
"Sebentar" Minji memberikan Jia ke Chan
Wanita itu berjalan menuju Jino yang terpejam rapat.
"Mommy pulang dulu, kamu cepat sembuh. Besok mommy datang buat kamu, adek jia juga sayang sama kamu" Elusan lembut Minji kasih ke rambut Jia
"Ddy, yang" Jia menunjuk gambar layang-layang di ponsel Chan
"Oh layang-layang,duh pintarnya anak Daddy" Chan gemas sendiri
..
..
.
.
Alhamdulillah sad ending